Kapten Tanggono Pamit Pulang Kampung Bangun Kampung Halamannya

tang1.png

Sekitar satu tahun yang lalu, Kapten (Purn) Tanggono bersama rombongan dari Paguyuban Pacitan datang ke Kampus Trilogi di Jakarta ingin pamit pada sesepuh masyarakat Pacitan Prof. Dr. Haryono Suyono. Untuk beberapa tahun Kapten Tanggono selalu datang ke Kampus atau ke Kantor Yayasan Damandiri di Jakarta bersama anggota keluarga dari Pacitan. Perhatian beliau kepada sesama tetangganya dari kampung halaman sangat tinggi. Bersama dengan Yayasan Damandiri diusahakan agar masyarakat Pacitan di Jakarta bisa mendapat kredit modal kerja dari Bank Jatim perwakilan di Jakarta. Pada waktu itu agunannya ditanggung Yayasan Damandiri sebagai “jaminan” agar keluarga miskin tidak perlu menyediakan dana atau aset untuk dipergunakan sebagai agunan.

Ternyata kredit pertama berjalan lancar karena keluarga Pacitan yang ada di Jakarta itu membuka usaha penatu dengan kualitas baik dan diarahkan agar selalu menjaga pelanggan. Jasa service penatu itu berjalan lancar dan makin banyak keluarga Pacitan diajak oleh Pak Tanggono dan kawan-kawannya membuka usaha pelayanan binatu yang makin berkualitas, Tidak saja cucian kasar tetapi jas dan baju perempuan dengan bahan yang sangat mahal bisa di cuci oleh Jasa Cuci mereka  yang memiliki usaha yang semula kecil tetapi menjadi industri jasa yang sangat maju. Akibatnya jumlah keluarga dari Pacitan yang diajak hijrah bekerja membuka jasa binatu makin banyak dan dijamin dengan Kredit Bank Jatim cabang DKI Jakarta, tidak lagi perlu dukungan dari Yayasan Damandiri. Para pengusahanya yang semula mondar mandir ambil bahan cucian kotor dengan sepeda motor mulai sanggup kredit mobil dari Bank Jatim dan akhirnya dari kredit modal kerja usaha mereka jadi makin banyak yang kredit mobil untuk ambil cucian dar rumah-rumah pelanggan yang makin jauh jangkauannya.

tang2.png

Salah satu pengusaha dari Pacitan yang biasa mendatangkan mesin cuci mengambil prakarsa membongkar mesin cucinya dan memengembangkan mesin cuci buatannya sendiri dengan harga yang jauh lebih murah sehingga lebih banyak lagi keluarga dar kampung halaman yang bisa membeli mesin cuci dan buka pelayanan cucian. Konon dewasa ini lebih 80 persen pelayanan cucian di Jakarta adalah milik keluarga dari Pacitan.  Setelah beberapa tahun jumlah keluarga makin bisa kredit mobil, maka pada suatu Hari Raya Idul Fitri dikembangkan “pulang kampung bersama” dengan menggunakan mobil. Tidak kurang dari 70 mobil pernah konvoi plang kampung ke Pacitan dalam iringan dari Jakarta, Yogyakarta dan Pacitan. Rombongan pertama itu membawa sembako dan lainnya sebagai sumbangan untuk keluarga prasejahtera di Pacitan. Rombongan “pengusaha cuci” itu diterima dengan penuh kehormatan oleh Bupati Pacitan pada waktu uit, Bapak Indartarto. Sejak itu “orang desa” yang berubah menjadi pengusaha di Jakarta selalu “pulang kampung” dalam iringan mobil yang memberi kebanggaan bahwa “orang miskin” apabila mau kerja keras dan disiplin tinggi” bisa jadi “orang kaya” yang sangat membanggakan.

tang3.png

Rupanya setelah mengantar banyak keluarga dari Desanya menjadi Pengusaha Cucian di Jakarta, Pak Tanggono “diundang pulang Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirejo” untuk didukung banyak keluarga di Desa dicalonkan menjadi Kepala Desa agar pengalaman membangun di Jakarta itu bisa ditularkan ke Desa Sidomulyo di Pacitan. Diantar oleh Bapak Didik Widarto dan kawan-kawannya, sekitar bulan Juli tahun 2019 beliau berpamitan “pulang Kampung” memberikan darma baktinya membangun desa di Sidomulyo. Melalui dukungan yang kuat dari banyak keluarga di Sidomulyo yang sebagian besar sudah jadi “juragan cuci” di Jakarta Bapak Tranggono terpilih menjadi Kepala Desa.

Dii Desanya beliau membuat Bumdes, menurut pak Tunggul yang dekat, beliau sering menjadi Nara Sumber bagi desa-desa lain secara gratis membagi pengalamannya tersebut. Pengalaman di Jakarta di praktikkan di Sidomulyo. Tetapi desa yang miskin itu tidak mudah diubah mendadak menjadi desa maju dan berhasil. Bapak Tranggono telah berusaha keras, tetapi rupanya Tuhan memanggilnya guna menghadap. Kita doakan semoga arwah beliau diterima oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dan semua dosanya diampunkanserta ditempatkan disisi-Nya yang terbaik. Keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran menerima cobaan ini. Aamiin YRA.

Haryono SuyonoComment