Upaya Bedah Rumah di Jawa Tengah Berjalan Marak

jt1.jpg

Dalam rangkaian Hari Keluarga Nasional tanggal 29 Juni 2021, kita lihat bahwa salah satu indikator dari 23 indikator keluarga sejahtera BKKBN adalah rumah tidak layak huni, berlantai tanah, atap bocor, tidak memiliki jendela dan kakus. Indikator ini sama dengan 14 indikator keluarga miskin dari BPS dan sama pula dengan indikator kemiskinan versi PBB. Oleh karena itu sangat bijaksana apabila untuk pengentasan kemiskinan, keluarga dengan rumah tidak layak huni tersebut dibantu bukan dengan uang tetapi secara gotong royong dibantu agar rumahnya diperbaiki minimal lantai atap dan dinding. Oleh karena itu tatkala pada tahun 1994 sampai akhir tahun 1998 BKKBN bersama Bappenas diserahi tugas mengkoordinasikan upaya pengentasan kemiskinan melalui Program IDT dan Program Inpres Keluarga Sejahtera, maka upaya bedah rumah itu dengan nama Gerrakan Aladin atau upaya perbaikan lantai atap dan dinding, oleh BKKBN dan jajaran masyarakat luas dikembangkan program lantai disemen, perbaikan atap, pembuatan jendela serta kakus bagi rumah milik keluarga prasejahtera. Perbaikan tap itu menjadi sangat penting karena kalau hujan maka lantai dalam rumah menjadi becek dan sangat mengganggu anak-anak utamanya balita yang sangat rentan, lebih-lebih kalau lantainya mendapat perbaikan dan disemen, maka air akan menggenang.

jt2.jpg

Alhamdulillah program tersebut di banyak daerah masih tetap berlangsung. Kemarin kita laporkan cuplikan program yang masih marak di DI Yogyakarta. Di Jawa Tengah di mana masih terdapat jumlah keluarga prasejahtera yang masih tinggi program itu masih berjalan dengan baik. Pemerintah daerah memberikan alokasi anggaran, pada umumnya sebagai pemancing kegiatan gotong royong masyarakat luas, trermasuk polisi, TNI dan pegawai Negeri melalui sumbangan dana untuk membeli bahan-bahan serta kegiatan gotong royong mengolah pengerjaan perbaikan rumah tidak layak huni tersebut.

jt3.jpg

Di Jawa Tengah, menurut penuturan Ketua PWRI Jawa Tengah, Bapak Drs Hendro Martono MM, bekerja sama dengan BAZNAS Provinsi Jateng, untuk rumah anggota PWRI yang tidak layak huni, tahun lalu untuk Banjarnegara ada tiga rumah dengan bantuan Rp. 10 juta ditambah lagi gotong royong anggota PWRI yang mampu. Tahun ini dalam Ultah PWRI ke 59 di Sragen direncanakan akan dibantu dua rumah dengan bantuan masing-masing Rp. 10 juta dari Baznas Provinsi Jateng. Kita sedang meminta tambahan bantuan Ibu Bupati Sragen untuk tiga rumah lagi. Semoga program dengan partisipasi masyarakat yang tinggi itu berlangsung terus melalui pancingan dana pemerintah. Semoga.

Haryono SuyonoComment