Bedah Rumah membantu Keluarga Prasejahtera di Kulon Progo
Dalam rangka Peringatan Hari Keluarga Nasional 2021 perlu kita hargai kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemda, BKKBN dan masyarakat luas dalam membangun keluarga secara nasional. Sesuai dengan Undang-undang Keluarga dan Kependudukan, setiap keluarga diharapkan meningkatkan delapan fungsi keluarga. BKKBN menyatakan bahwa delapan fungsi keluarga itu menjadi indikator utama bahwa keluarga dikategorikan dalam keluarga prasejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III dan keluarga sejahtera III Plus. Hampir 90 persen keluarga prasejahtera adalah juga keluarga miskin. Dalam konteks lain, BPS memiliki 14 indikator keluarga yang menyatakan bahwa suatu keluarga dianggap miskin.
Dua jenis indikator tersebut mengacu pada indikator PBB SDGs yang di masa lalu menjadi pedoman untuk diselesaikan dengan baik sebagai indikator bahwa tingkat kemiskinan makin berkurang. Sebelum tahun 2000 BKKBN dengan gigih membangun keluarga sejahtera dan mengusahakan agar tingkat kemiskinan menurun. Usaha itu dilakukan melalui penguatan fungsi keluarga menggunakan indikator keluarga sejahtera yang diringkas menjadi 23 indikator. Bersama dengan upaya lain, tingkat kemiskinan yang di tahun 1970 masih berkisar 70 persen, pada tahun 1990 bisa diturunkan menjadi sekitar 90 persen. Lebih lanjut dengan usaha yang gigih angka 30 persen itu bisa diturunkan pada tahun 1997 menjadi sekitar 11 persen. Dan berkat keberhasilan itu Indonesia mendapat penghargaan PBB yang diserahkan langsung oleh Dirjen UNDP di Jakarta.
Pada waktu Bupati Kulon Progo masih dipegang Bapak dr. Hasto Wardoyo SPOG kami sering berkunjung ke Kulon Progo ikut membantu mengentaskan kemiskinan yang angkanya sangat tinggi melalui pembentukan Kelompok Posdaya, yaitu ibu-ibu bergabung di desa mengembangkan usaha gotong royong melakukan upaya pemberdayaan keluarga di Desa melalui kegiatan sosial ekonomi dibantu kegiatan Kuliah Kerja Nyata para mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi ke desa-desa di Kulon Progo membantu ibu-ibu dalam Posdaya.
Pemda Kulon Progo sangat aktif membantu kegiatan Posdaya tersebut karena sejalan dengan program pemberdayaan yang dilakukan Pemda, termasuk usaha yang gigih mengurangi kemiskinan yang sangat tinggi. Salah satu ciri dari kemiskinan yang umum dijumpai di Kulon Progo adalah rumah penduduk yang berlantai tanah, tidak memiliki jendela dan atapnya sering bocor sehingga kalau hujan penghuninya sibuk mengeluarkan air dari rumah masing-masing. Pemda tanggap atas keadaan ini sehingga muncul “kebijaksanaan bedah rumah” dengan subsidi biaya sebesar Rp. 15.000.000,-. Masyarakat sekelilingnya membantu kekurangan biaya dan gotong royong mengangkut pasir, menambah dana untuk beli semen, serta bahan-bahan kakus untuk keluarga tersebut. Selanjutnya KKN Mahasiswa memberikan pelajaran ketrampilan bagi keluarga yang rumahnya mendapat bantuan gotong royong agar makin mandiri dan bebas dari kemiskinan.
Bantuan Subsidi dari Pemda itu sangat berguna bagi lancarnya upaya bedah rumah secara gotong royong yang biayanya sangat tinggi, sehingga tambahan dari banyak keluarga lain guna menolong keluarga prasejahtera yang indikator utamanya rumah dengan lantai tanah, tidak berjendela serta tidak punya kakus bisa dibantu dan dientaskan. Kesehatan anak balita sangat tertolong dan pencemaran lingkungan dapat diatasi sehingga lingkungan bertambah bersih serta bebas dari kuman yang berbahaya. Karena kemiskinan masih tinggi di Kulon Progo, kita berharap upaya mendasar dalam wujud “Bedah Rumah” tetap mendapat perhatian.