Cerita Menarik dari Posdaya Binaan Holcim di Cilacap

holcim.jpg

Dalam rangka Panilaian Posdaya pada tahun 2013 masih kita ingat suatu kegiatan Posdaya dengan Programnya yang menonjol di Ketapang Damai RW X, Kelurahan Kebonmanis, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten  Cilacap, Jawa Tengah, yang unik dan inspiratif.  Posdaya ini mendirikan Bank Sampah Mandiri (BSM) membantu Pemerintah Kabupaten Cilacap mengurangi volume sampah yang terus bertambah dari waktu ke waktu. Gagasan tersebut ternya membuktikan bahwa sampah bisa membawa berkah bagi para anggora Posdaya.

Setiap warga dipanggil tanggung jawabnya terhadap sampah yang dihasilkannya sehingga ungkapan “Sampahmu Tanggung Jawabmu” secara bertahap makin diresapi, dan menumbuhkan kesadaran kolektif warga, sehingga ketika Posdaya meluncurkan program inovasi ini, para  anggotanya langsung menyambut penuh semangat.

Posdaya Ketapang Damai X berdiri 1 Maret 2010, pada tahun 2013 anggota aktif mencapai lebih kurang 408 orang kader. Bekerja sama dengan berbagai stakeholder di wilayah ini,  khususnya program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Holcim Indonesia Tbk-Pabrik Cilacap, kemudian meningkat menjadi bisnis Warung Mandiri. Sebuah warung yang memberikan kemudahan dan nilai tambah bagi para anggota Posdaya Ketapang Damai.

Di warung ini, warga menukar sampah anorganik dengan sembilan bahan pokok (sembako), dan barang-barang kebutuhan sehari-hari lainnya. Program yang belum ada di Posdaya  lain ini menjadi magnet para ibu. Sebuah inovasi yang pantas mendapat apresiasi. “Yang terpenting di sini, ibu-ibu anggota Posdaya Ketapang Damai, secara bertahap sudah mampu mengajari putra-putrinya,  generasi penerus untuk mengumpulkan sampah anorganik, dari plastik pembungkus berbagai jenis jajanan makanan, dibersihkan, kemudian digunting kecil-kecil, setelah terkumpul dibawa ke Warung Mandiri untuk ditimbang, kemudian dicatat dalam buku tabungan, dan setelah terkumpul mencapai nilai tertentu dapat ditukar dengan sembako. Untuk itu setap Berita menarik yang di lansir oleh Gemari nggota memiliki buku tabungan penukaran sampah yang bernilai nominal,” ujar Ny Lasmini Triatmojo, pimpinan Unit Kerajinan Warung Mandiri.

Lebih lanjut Lasmini mengatakan, yang membesarkan hati, anak-anak dari keluarga anggota Posdaya Ketapang Damai X telah secara otomatis tumbuh kesadarannya, bahwa  sampah dapat dimanfaatkan dengan baik dan bernilai ekonomis. Mereka tidak membuang sampah secara sembarangan, sehingga tempat tinggalnya bersih dari sampah,  lingkungannya asri dan indah dapat dipertahankan secara berkesinambungan.

Di ruangan belakang Warung Mandiri itu, ada sejumlah ibu ibu giat menjahit, olahan sampah anorganik yang sudah dipotong kecil-kecil itu menjadi berbagai jenis  kerajinan yang cukup bagus, bernilai ekonomis lumayan. Produk yang sudah dihasilkan antara lain tas laptop, dompet HP, tas wanita, tas laki-laki, tempat tisue, tempat  sepatu, tempat pensil, tas tali panjang, tas note book, sarung bantal, dan lain-lain.

Setelah program ini berjalan, bukan lantas berhenti. Ternyata pengelola Warung Mandiri menghadapi masalah lain yang tidak ringan. Hasil produksi kerajinan itu mau dijualkemana? “Kami telah melobi berbagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Pemerintah Kabupaten Cilacap agar mau membeli, produk kita ini menjadi souvenir untuk  pesertakegiatan-kegiatan dinas,” kata Ny Lasmini menambahkan.

Manager Warung Mandiri Moh Nurhidayat  menyebutkan  modal awal warung ini hanya sebesar lebihkurang Rp 16 juta, terdiri dari bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyaraka (PNPM) Perkotaan senilai Rp 9 juta dan swadaya masyarakat sebesar Rp 7 juta.“Alhamdulillah, baru tiga bulan berjalan, asset Warung Mandiri sudah bertambah,” kata Moh Nurhidayat.

Sejumlah kalangan tingkat nasional sudah mengakui kreatifitas dan  inovasi yang dilakukan Posdaya Ketapang Damai X, sebagai sesuatu yang pantas ditiru, sehingga mereka banyak kedatangan tamu, antara lain mantan Menteri Keuangan RI  Fuad Bawazier, Ketua KNPI Pusat Taufan EN Rotorasiko, Kementeriaan Perdagangan dan Perisdustrian.“Pekan lalu kami menerima peserta  study banding dan pelatihan 50 orang dari Posdaya salah satu wilayah di Jakarta dan anggota Posdaya dari Kabupaten Wonogiri. Alhamdulillah  ini berkah,” kata Ketua Posdaya Ketapang Damai Ny Sumasniati Ismail. (gemari)

Haryono SuyonoComment