Dari SesMenko jadi Petani Kebun Bergizi yang Berhasil

darm1.png

Bapak Dr. H. Moch. Soedharmadi, mantan SesMenko Kesra yang tidak banyak bicara tetapi sanggup memimpin Kantor Menko Kesra dan Taskin karena Menterinya berakhir masa jabatannya dan tidak ditetapkan Menko yang baru. Dewasa ini beliau menikmati masa pensiun dengan seabrek jabatan. Pernah memimpin koperasi yang berhasil dengan 5000 anggota aktif dan 5000 calon anggota. Kini menjabat sebagai Bendahara Umum PB PWRI. Sehari-hari beliau di rumah memelihara Kebun Bergizi di halaman rumah dengan sabar dan tekun karena ingin memberi contoh kepada para anggota di seluruh Indonesia bahwa biarpun bukan seorang petani dengan sabar, tekun dan penuh kasih sayang menjadi petani yang baik dan produktif pada masa pensiunnya.

Membuat dan mengembangkan Kebun Bergizi di halaman rumah adalah suatu kegiatan di mana seseorang dengan penuh kasih sayang bisa menempatkan biji atau benih yang kecil di atas atau diselip dalam tanah yang diolah dengan masukan pupuk kandang, sampah dan olahan tanah yang dengan sabar disiram dan didoakan agar benih itu muncul dari dalam tanah dan mekar menjadi tumbuhan yang hidup, berdaun dan makin membesar. Kesabaran yang dalam kedudukan sebagai SesMenko ditunjukkan dalam melayani para Sekjen, Dirjen dan Pejabat Tinggi dari kalangan Menteri bidang Sosial Kemasyarakatan ternyata sangat diperlukan dalam memelihara tanaman.

darm2.png

Tanah sudah dipersiapkan dengan baik, diberi pupuk cukup, benih ditancapkan sesuai prosedur, ditunggu sehari dua tetapi biji itu tidak juga memunculkan sebuah tunas dari dalam tanah. Kita berpikir apa yang salah. Kadang kita putus asa karena harapan munculnya kuncup-kuncup itu menandakan bahwa bibit yang kita tanam berhasil tumbuh berkat media tanam yang dipersiapkan dengan baik. Tapi kadang kita lupa bahwa untuk tumbuh tidak saja diperlukan media tanam, pupuk dan bibit, tetapi juga sinar matahari yang menarik bibit itu memunculkan tunas untuk tumbuh. Begitu pot dipindah dan mendapat sinar matahari yang cukup, lingkungan hidup yang kondusif, maka muncul tunas dan hati kita ikut bergembira karena bibit itu menghasilkan tanaman yang menjadi idaman. Sama seperti kehidupan biasa diperlukan lingkungan yang kondusif.

Seorang pejabat tinggi yang biasa memberikan pengarahan dan ajakan menjadi teringat bahwa “pidato yang berbuih-buih” belum tentu menghasilkan reaksi tindak lanjut positif karena “bertentangan dengan aspirasi yang belum senada” atau “kepentingan institusi” yang perlu disinkronkan.  karena ada arahan baru yang lebih dinamis, pengalaman itu bisa diterapkan dengan menjadi petani sayur di halaman rumah.

darm3.png

Bapak Dr. Moch. Soedarmadi setelah pensiun, bersama istri, anak dan cucu bisa berkebun di halaman rumah, memelihara Kebun dengan menyiram air secara teratur, menyayangi tanaman dengan ikhlas, memelihara tanaman tumbuh dengan suka cita, memetik hasil kebun dengan kasih sayang. Lebih dari Itu Pak Dar, demikian beliau selalu kita sapa, menikmati bagaimana sebuah bibit kecil mulai “meledak” dan tumbuh subur dengan daun yang lebat menjadi tanaman sayur yang enak rasanya. Biarpun asli petani, baru setelah pensiun melihat “bibit meledak” dan menjadi tumbuhan hidup yang sangat menarik.

Bapak Dr. Moch Soedarmadi menjadi salah satu teladan yang memberikan kontribusi kepada setiap keluarga agar mau kembali ke alam bersama sama memelihara tanah dan lingkungan dengan sesama makhluk hidup lainnya, sayuran, ikan, ayam dan kambing untuk saling memelihara kehidupan yang sejuk dan lestari. Terima kasih Pak Dar telah menjadi salah satu contoh bagi penduduk lanjut usia seluruh Indonesia. Mari kita saksikan krida pak Dar pada acara “Haryono Show” bertepatan dengan “Hari Keluarga Nasional 2021” tanggal 29 Juni 2021 nanti.

Haryono SuyonoComment