Kampung KB memastikan Warganya Memiliki Daya Tahan Tinggi
Ketika mantan Kepala BKKBN, Prof. Dr. Haryono Suyono yang tetap membantu Gerakan KB Nasional meminta Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Timur Bapak Drs. Sukaryo Teguh Santoso MPd segra bersedia mengirim utusan untuk Acara “Haryono Show” dalam rangka Hari Keluarga Nasional, khususnya membahas ketahanan keluarga, secara spontan permintaan itu dikabulkan. Utusan dari Jawa Timur diwakilkan kepada keluarga Hj Sugihartutik, dari kota Madiun yang pernah ikut lomba keluarga Teladan dan pantas ditonjolkan secara nasional dan internasional. Ibu Hj Sugihartutik memiliki pekarangan sekitar 200 m2, yang ditanami aneka sayur dan sebagian tanaman pohon durian dan buah naga. Hasil kebunnya digunakan untuk keperluan keluarga. Hasil Kebun itu disumbangkan kepada keluarga lain di Kampung KB Sejahtera kelurahan Klegen kecamatan Kartoharjo kota Madiun.
Dalam peningkatan ketahanan keluarga, Kepala BKKBN Perwakilan Jatim Drs. Sukaryo Teguh Santoso MPd dan aparatnya melakukan pemantauan perkembangan gizi anak-anak yang ada di wilayahnya dan aktif mengukur tinggi badan balita dan menimbang berat badannya secara teratur. Data pertumbuhan anak balita itu dikirim ke pusat memastikan status stunting anak dalam lingkungan kampung berkembang baik. Beliau juga menjelaskan bahwa banyak Kampung KB yang semula dikembangkan pada Desa yang KB-nya rendah dewasa ini diubah dikembangkan di Desa yang KB-nya tinggi sehingga mengarah pada pengembangan Kampung yang masyarakatnya maju dan makin mandiri. Gagasan mengubah kampung KB yang maju itu adalah guna merangsang agar makin banyak kampung atau Desa berlomba mengarah pada pembentukan Desa yang keluarga di dalamnya maju, bahagia dan sejahtera.
Di Jawa Timur, juga di Madiun, banyak Kampung KB dengan kegiatan tanaman halaman. Juga di Kabupaten lainnya di Provinsi lain, semoga pada kesempatan lain dapat tampil untuk memperkuat semangat membangun kekuatan daya tahan tubuh di samping Vaksinasi dan kepatuhan mematuhi protokol kesehatan dengan disiplin tinggi.
Pada Kampung KB yang maju itu pedoman utamanya adalah bahwa keluarga di Kampung itu pada umumnya telah memiliki komitmen memajukan fungsi keluarga yang kelima yaitu mengikuti program KB dan kesehatan yang makin lestari. Keluarga diharapkan segera bergerak cepat bersama keluarga lain sesama anggota Kampung KB memperkuat delapan fungsi keluarga melalui kegiatan gotong royong sesama anggota keluarga lainnya. Bisa mulai dengan meningkatkan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai fungsi yang pertama, selanjutnya fungsi budaya sopan santun sesama dan saling menghargai hidup bersama dalam masyarakat yang berbudaya sebagai fungsi yang kedua, menjadi keluarga yang saling mengasihi sebagai fungsi cinta kasih, yaitu keluarga yang mencintai istri, anak-anak dan kerabatnya sebagai fungsi ketiga sehingga tidak ada kekerasan dalam lingkungan keluarga. Semua itu digantikan dengan rasa cita kasih yang saling melindungi sebagai fungsi yang keempat.
Oleh karena itu Kampung KB perlu memiliki “daya tahan tinggi” dengan memenuhi fungsi kelima mengusahakan agar setiap warganya memiliki tingkat pendidikan tinggi sebagai fungsi kelima, mengembangkan pelatihan agar bisa mempersiapkan setiap warganya memiliki pekerjaan yang memberi hasil positif kepada seluruh anggotanya serta memelihara lingkungan dan sumber daya alam diwariskan kepada anak cucu melanjutkan pembangunan demi kesejahteraan yang lestari.
Oleh karena itu kalau pada awal program KB yang berkembang menjadi “gerakan KB” semula bertumpu pada pendampingan oleh PLKB dan Bidan atau tenaga kesehatan, maka dewasa ini sejak program KB berhasil, dan diundangkan dengan landasan UU Kependudukan tahun 1992, program KB berkembang menjadi “gerakan pembangunan keluarga”. Pendampingnya bukan hanya BKKBN, tetapi makin luas yaitu instansi multi sektor sesuai fungsi keluarga yang dikembangkan. Tidak mustahil “peringatan Hari Keluarga Nasional” bukan lagi monopoli BKKBN, tetapi didampingi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak, Menteri Koperasi, Menteri Pertanian, Menteri Dalam Negeri, Menteri Lingkungan Hidup dan lainnya. Kalau belum, artinya para Menterinya perlu diajak memahami UU yang telah disahkan DPR dan pemerintah. Semoga Hari Keluarga Nasional menjadi hari bangkitnya keluarga Indonesia yang bahagia dan sejahtera. Aamiin YRA.