Silaturahmi Keluarga Adik terkecil yang Penuh Pesona

slamet1.jpeg

Begitu bangun pagi, segera kami minta cucu Ocha yang bersama Bapaknya Mas Fajar menginap di rumah. Ocha kami minta menyiapkan sarapan pagi sementara Mas Fajar telah lebih dulu merapikan segala komputer yang kemarin digunakan untuk “Open Zoom” Hari Raya Idulfitri kembali ke tempat semula. Setelah nasi goreng yang berbau sedap menyengat, mas Fajar yang sedang menata komputer dipanggil. Bibi dr. Rina juga dijemput untuk sarapan bersama. Mas Rudi sejak kemarin berpuasa Sawalan.

Setelah ke empat makan pagi dengan lahap kami kembali ke meja Komputer teringat bahwa hari ini adalah Hari Buku Nasional tanggal 17 Mei 2021. Segera kami tulis artikel singkat mengingatkan kita semua bahwa hari ini adalah hari penting yang perlu diperingati bersama sebagai Hari Buku Nasional. Setelah dilakukan koreksi seperlunya artikel segera kita pampang pada web istimewa “gemari.id” yang dewasa ini makin populer. Artikel tersebut segera kami kirim kepada Mas Dr. Mulyono D Prawiro untuk diteruskan kepada rekan-rekan sahabat dari berbagai Perguruan Tinggi dan Sahabat lain sebagai bacaan setelah tiga hari sibuk dengan acara silaturahmi lebaran.

slamet2.jpeg

Setelah tulisan terkirim, dr. Rina masuk Ruang Kerja dan memberi tahu bahwa ada satu rombongan tamu adik kami terkecil Mas Slamet Sugianto dengan anak dan cucunya, mBak Dian, suami dan anaknya serta Mas Nugroho yang semua segera memberikan “salam kepalan tangan gaya pandemi Covid-19” dengan akrab dan senyum ceria. Setelah mereka duduk dan dipersilahkan makan kue lebaran yang tersedia di meja tamu, pembicaraan yang penuh canda dulang-ulang setiap Hari Lebaran mengingat masa kecil, tempat sekolah Mas Slamet yang pada masa kecilnya tergolong “bandel” di SMA Katholik yang penuh disiplin di Yogyakarta. Dengan disiplin tinggi, mas Slamet bisa menyelesaikan sekolah dengan baik. Tetapi tidak mau melanjutkan kuliah seperti kakak-kakaknya tetapi langsung terjun ke kancah kegiatan swasta menjadi pengusaha.

Setelah bicara kangen-kangenan agak lama, dr. Rina sudah yang sudah menyiapkan makan siang memanggil kita pindah ke meja makan. Segera kita pindah ke meja makan untuk makan siang bersama penuh canda, maklum sejak masa Pandemi agak jarang bertemu saling memelihara dan mengikuti anjuran tidak bergerombol atau mengurangi kegiatan berkumpul biarpun antar sesama anggota keluarga. Setelah makan siang Mas Rudi mengajak mBak Dian dan anggota yang berminat meninjau “Kebun Bergizi” di lantai tiga rumah meninjau kebun yang hijau dan penuh tanaman sayur dan lainnya. mBak Dian sengaja memetik buah labu madu yang ternyata tumbuh subur di lantai tiga rumah Perdatam untuk dibawa pulang, entah di masak atau sekedar sebagai kenang-kenangan.

slamet3.jpeg

Setelah pembicaraan beralih kepada usaha Kebun Bergizi keluarga, keluarga Mas Slamet pada Hari Lansia tanggal 29 Mei nanti diundang melihat Kebun Nenek Astuty di Cinangka yang semua tanamannya di tanam diatas tanah datar. Kebun Astuty bisa dikelilingi oleh semua umur, termasuk para lansia memakai “kursi roda”. Suatu peninggalan Ibu Astuty yang digarap untuk anak cucu sampai penduduk lanjut usia. Kebun ini setiap hari Jum’at sampai Minggu bisa digunakan untuk kemah apabila pandemi berakhir. Semoga memenuhi harapan almarhumah sehingga beliau tenang di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Aamiin YRA.

Haryono SuyonoComment