Buku Merangsang Hidup Damai, Dinamik, Gotong Rorong Membangun Keluarga Sejahtera

bukuposdaya.jpg

Hari ini, 17 Mei adalah Hari Buku Nasional. Hari Buku tersebut dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. H. Malik Fadjar, MSc terinspirasi pendirian Perpustakaan Nasional RI pada tanggal 17 Mei 1980. Hari Buku Nasional tergugah juga dengan adanya Hari Buku Sedunia yang oleh UNESCO dianjurkan diperingati setiap tanggal 23 April. Dengan adanya pandemi Corona dewasa ini, Dirjen UNESCO  pada Hari Buku Sedunia tahun 2021 berseru kepada khalayak untuk banyak membaca di rumah.

Selama beberapa tahun terakhir ini Perpustakaan Nasional berusaha dengan berhasil memperluas cakupan penyediaan buku untuk masyarakat. Pertama-tama begitu selesai pembangunan Perpustakaan Nasional yang bergengsi di Pusat Ibukota, Pimpinan memberi kesempatan anak-anak dan orang dewasa dengan membuka Perpustakaan untuk digunakan secara luas. Perpustakaan Nasional dibuka untuk umum. Setiap hari berpuluh anak-anak menikmati bacaan di ruang bacaan yang sejuk, termasuk orang dewasa dan para lansia.

Untuk mengurangi jarak antara rumah dan bacaannya, dalam jaman serba elektronlk, secara gesit Perpustaan Nasiomal membuka kesempatan membaca Buku koleksinya melalui jaringan internet yang bisa diakses dengan mudah melalui saluran yang terbuka luas.

Menyadari bahwa saluran internet belum pasti terjangkau oleh penduduk pedesaan, Perpustakaan Nasional mengambil prakarsa membangun bersama Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa, jaringan Perpustakaan Desa. Biarpun belum menjangkau seluruh Desa, tetapi ratusan Perpustakaan Desa telah membuktikan kenaikan “pembaca buku” yang sangat signifikan. Para “pembaca Buku dari desa” itu dalam banyak hal lebih maju dibanding “pembaca Buku dari kota”. Mereka biasanya bergabung dalam kelompok pembaca buku dan melakukan praktik berdasarkan bahan-bahan yang dibacanya pada kehidupan bermasyarakat di desa. Mereka hidup damai, makin dinamis, gotong royong dan bersatu membangun keluarga dan masyarakat yang maju dan sejahtera.

Dalam keadaan pandemi yang mengharuskan penduduk lebih banyak tinggal di rumah, beberapa Pengurus Perpustakaan Desa mengambil “Prakarsa Jemput Bola”. Artinya bukan pembaca yang harus datang ke Perpustakaan, tetapi Buku-buku dari Perpustakaan diumumkan secara luas kepada masyarakat dan setiap penduduk, agar datang ke Perpustakaan pinjam buku atau mengutarakan niatnya untuk pinjam buku yang ditawarkan. Peminat buku tidak perlu datang ke Perpustakaan Desa, tetapi buku datang diantarkan ke kediaman penduduk yang berminat,. Buku datang dan dijemput kembali sehingga peminat yang menjadi sahabat Perpustakaan bisa membangun dengan kualitas prima.

Dalam kesempatan memperingati Hari Buku Nasional dewasa ini kita menyerukan agar setiap Dosen Perguruan Tinggi menulis buku teori dalam bidang masing-masing dilengkapi usaha  pembahasan praktis dengan contoh membumi dari kalangan masyarakat sendiri. Tujuannya  agar para mahasiswa tidak hanya belajar dari  pembahasan berdasar pada kasus masyarakat di mana suatu teori dikembangkan. Ini membawa implikasi bahwa kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu yang dilakukan setiap Perguruan Tinggi menghasilkan temuan penjabaran ilmu dalam masyarakat luas sehingga kalau pembahasan makin tuntas, setiap lulusan bisa dilepas dan mengetahui dengan pasti bisa berkarya atas landasan ilmu yang dilengkapi dengan berbagai jabaran dalam masyarakat sendiri.

sahabatsehat.jpg

Lebih dari itu, para Sarjana, tenaga Senior dan Guru Besar yang diundang pemerintah atau perusahaan besar dengan memperoleh kesempatan terjun dalam pembangunan bangsa dalam skala besar, kiranya mencatat bagaimana semua teori atau pendekatan ilmiah telah banyak digunakan. Bagaimana semua teori itu diterapkan serta berbagai “penyesuaian” diperlukan, atau “pilihan variabel” dari proxy indikator variabel telah digunakan sehingga dapat dipastikan penggunaan teori menolong memecahkan masalah pembangunan bangsa. Para tenaga yang memiliki kesempatan tersebut, diharap meluangkan waktu menulis buku pengalaman serta suka duka yang dialami dalam praktik. Buku itu membeberkan pengalaman  meyakinkan mitra kerja untuk melandasi suatu pendekatan berdasarkan ilmu dalam pembangunan agar memberikan hasil yang makin pasti. Kombinasi tulisan berupa “buku pengembangan ilmu” dan “penggunaan ilmu dalam praktik” yang terwujud buku yang ditulis untuk generasi mendatang itu akan mempertinggi kualitas  pembangunan yang tinggi dan pasti sangat bermanfaat. Hari Buku Nasional membawa inspirasi positif untuk bangsa yang makin berkualitas dan maju. Insya Allah. Aamiin YRA.

Haryono SuyonoComment