Ziarah menjelang Bulan Puasa di Pusara Ibu Tercinta
Pagi-pagi kami sengaja setelah sarapan dandan rapi beserta anak-anak dr. Rina, mas Fajar dan mas Rudi berama pak sopir Mas Bibit mempersiapkan segala sesuatu untuk berangkat menuju Makam Pahlawan Kali Bata di Jakarta. Begitu sampai ternyata tidak seperti biasa, di beberapa makam telah penuh dengan keluarga lengkap memenuhi area pemakanan yang begitu luas. Ternyata sama saja di kota dan desa, keluarga Jakarta rupanya menjelang bulan puasa berbondong beserta keluarganya memerlukan ziarah ke Makam keluarganya. Berhubung musim Pandemi Covid-19 kami tidak pulang kampung ke Pacitan seperti bulan Puasa tahun lalu. Tahun lalu kami ziarah ke Makam keluarga di sekitar Jakarta. Tetapi karena setelah lebaran tahun lalu ibu Astuty tercinta meninggalkan kita semua, kita mempunyai kebiasaan baru ziarah ke Makam Ibunda Astuty Haryono bersama anak-anak.
Tidak seperti biasa di halaman Parkir penuh penjual aneka bunga yang sangat menarik. Banyak penjual bunga melati, bunga mawar aneka warna dan bunga warna-warni lain yang biasanya dr. Rina beli dari langganannya di tempat yang aga jauh. Kali ini ternyata di halaman Makam penuh penjual bunga seperti yang biasa dibeli di tempat yang relatif jauh. Tetapi karena sudah berlangganan bunga untuk Ibunda tercinta, tidak perlu pergi jauh lagi karena penjual bunga langganan sudah datang setiap hari Kamis malam untuk keperluan ke Makam pada hari Jumat pagi. Rupanya mereka seperti pedagang profesional besar sudah tahu bagaimana memelihara langganan.
Setiap kali dr Rina mempunyai gagasan design tertentu untuk menyenangkan arwah ibunda. Kali ini di tengah makam dan di atas pusara ditaburi dengan bunga melati putih yang indah sehingga kelihatan seakan makam berselimut bunga melati putih yang indah dan wangi. Pada bagian tengah makam di dihiasi dengan bunga mawar bukan yang berwarna merah tetapi juga putih, pink seakan memberi pertanda bahwa selama bulan Ramadhan kita semua memohon ampun terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa serta kita juga memintakan ampun dan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk Ibunda tercinta. Melihat anak-anak menata bunga saja air mata tidak bisa di bendung teringat semua kebaikan dan perhatian ibunda tercinta kepada anak-anak dan bapaknya.
Kita semua sungguh bersyukur bahwa anak-anak secara bergantian datang dan sama-sama berdoa mengenang kebaikan Ibu dan nenek mereka yang sangat sayang pada cucu dan cicitnya. Kita berdoa semoga Ibunda atau nenek tersayang tenang dan menikmati hidup penuh kedamaian disisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Aamiin YRA.
Karena kami tidak bisa pergi ke Pacitan untuk ziarah ke Makam Ibu dan Bapak kami Alimoeso, serta kakek dan nenek kami Wiryo Sentono, maka kami tadi pagi sekaligus mengirimkan doa untuk beliau-beliau tersebut. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menerima doa tersebut dan memberikan kenikmatan di sorga untuk Bapak Ibu serta kedua Kakek dan Nenek kami Wiryo Sentono yang dimakamkan di Makam keluarga di Desa Banjarsari, Pacitan.