Nikmatnya Buka Puasa bersama Anak-anak, Cucu dan Cicit
Dalam suasana bulan suci Ramadhan dan mengenang Almarhumah ibu Astuty Haryono, kami dan anak-anak yang tahu bapaknya merasa sepi karena untuk pertama kali dalam sejarah tidak didampingi oleh ibu, yang selalu sangat sibuk pada bulan Ramadhan menyiapkan zakat dan hadiah lebaran bagi para sahabat dan masyarakat sekitar.
Anak-anak mengusulkan agar Bapaknya menulis buku memberikan penghargaan pada para dokter utamanya memberikan penghargaan kepada para dokter yang merawat ibu sepanjang hidupnya sebagai sahabat sehat. Sekaligus mengadakan buka bersama anak-anak mendahului pertemuan keluarga bersama yang biasa diadakan pada Hari Raya Idulfitri. Dalam kesempatan itu kami sampaikan bahwa usulan penerbitan buku yang memberikan penghargaan kepada para dokter, yang umumnya sudah almarhum, maupun pada banyak dokter yang jasanya sangat besar membantu melayani program KB, telah mendekati fase yang terakhir sebelum terbit. Buku tersebut berada dalam fase editing akhir pada penerbit Universitas Airlangga di Surabaya.
Anak-anak, cucu-cucu dan cicit yang ikut berbuka bersama berdoa agar almarhumah neneknya sudah tenang menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Mereka kami minta mendoakan juga agar buku yang dimaksud segera terbit sebagai kenangan dan penghormatan kepada para sahabat dokter yang kami nilai memiliki dedikasi tinggi dengan segala risiko yang ada di sekitarnya. Mereka adalah sahabat sehat yang sering tidak peduli pada risiko ketularan penyakit pasien yang datang berkonsultasi, sehingga para dokter sesungguhnya adalah pahlawan penduduk siapa saja yang mendapat pertolongan yang baik dari para dokternya.
Kami sadar dan mengetahui bahwa anak-anak dengan penuh kasih sayang bersama anak-anak mereka, cucu-cu dan cicit-cicit kami memerlukan datang bersama memberi hiburan dorongan moril dan kasih sayang kepada Bapak, kakek dan kakek buyutnya yang biasa didampingi ibu atau neneknya yang pada waktu-waktu seperti ini mempersiapkan hadiah lebaran bagi sahabat dan binaan di desa-desa tanpa lelah. Pada setiap bulan Ramadhan, anak-anak dan cucu-cucu hampir setiap hari diajak pergi belanja ke Pasar Tanah Abang atau di pasar di Kota untuk mencari hadiah lebaran bagi keluarga binaan. Kali ini kegiatan seperti itu diambil alih oleh anak-anak dengan penuh kasih sayang.
Mereka melihat bahwa ayah atau kakek mereka harus tinggal di rumah karena biarpun sudah dua kali disuntik Vaksin, risiko kena tular Covid-19 tetap tinggi karena munculnya daya imun memerlukan waktu yang lama, apalagi bagi lansia, sehingga dalam setiap kesempatan selalu kami anjurkan kepada siapa saja yang sudah divaksin untuk pertama kali atau kedua kali, agar tetap waspada dan menggunakan protokol kesehatan secara tertib.
Sambil menunggu terdengarnya Azan Magrib, anak-anak, cucu-cucu dan cicit-cicit secara gembira bercakap, bermain dan menyaksikan dua cicit anak-anak Mas Randi dan Mas Indra saling tunjuk gigi kemampuan mereka menari. Kedua mereka saling berlomba memperlihatkan kecakapan, lari ke sana kemari seakan ruang tamu yang bersambung dengan ruang makan adalah arena besar yang mampu menampung berbagai ekspresi seni yang telah mereka kuasai.
Barangkali peristiwa seperti ini adalah suatu kegembiraan dan kebanggaan seorang kakek melihat anak, cucu dan cicitnya tumbuh kembang. Harapannya mereka mendapat perlindungan dan karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa tumbuh kembang dan dukungan serta petunjuk yang terbaik untuk berbakti kepada orang tua, kakek dan mendoakan neneknya yang telah menghadap kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sungguh kebahagiaan dan doa yang tidak putus-putusnya memberi semangat kepada kita sekalian. Aamiin YRA.