Gagasan Cemerlang untuk Anak Bangsa
Mungkin secara kebetulan, tatkala diajak bergabung pada kelompok Sinergi Cyber Media untuk mengadakan Pertemuan membahas masalah SMK melalaui Media Zoom, kami langsung menjawab ok. Kesediaan itu karena sejak menjabat Kepala BKKBN, Menteri Kependudukan, Menko Kesra dan Taskin sebelum tahun 2000 sejak jaman Presiden almarhum HM Soeharto dan BJ Habibie, kemudian diajak mendirikan Yayasan Damandiri guna memfasilitasi pertolongan bagi anak-anak keluarga prasejahtera yang pintar tetapi hampir tidak mungkin melanjutkan pendidikan ke SMA, apalagi ke Perguruan Tinggi untuk dicarikan solusi terbaik. Gagasan itu adalah membantu Beasiswa melalui perluasan STM, SMEA yang kemudian menjadi SMK. Selanjutnya sebagai Ketua Yayasan kami memberi perhatian pada SMK sebagai alternatif jangka pendek agar anak-anak pintar yang orang tuanya kurang mampu setelah lulus SMK segera langsung bekerja membantu orang tuanya melepaskan diri dari kemiskinan.
Ajakan dan undangan itu disampaikan oleh antara lain Bapak Happy (Hary Suryono Santoso), Ketua Yayasan Quantum Sejati, untuk hadir pada acara “Webinar Brainstorming Meeting perihal Pengembangan SMK Cyber Media Utama" online melalui aplikasi Zoom pada Rabu tanggal 21 April 2021 mulai jam 13.00 - 15.00 dengan para peserta yang saya anggap luar biasa karena umumnya sudah pensiun dari jabatan yang sangat penting di masa mudanya.
Para tokoh yang sempat dan ikut dalam pertemuan adalah Ibu Dra. Nurmaningsih, MBA, anggota BNSP tahun 2011-2018 mewakili unsur Pemerintah dari Kemendag. Mantan Commercials Attache KBRI Malaysia 2003-2007, Leed Acessor BNSP, dan Direktur LSP TRANSLOG (Trasportasi dan Logistik)) Indonesia,i, Bapak Dr. Ir. Cahyana Ahmadjajadi, Charman Smart Nation Indonesia, mantan pejabat eselon satu di 3 kementrian (Kementrian Otda, Kemendagri, Kominfo), pernah menjadi direktur dan komisaris di beberapa BUMN, antara lain PT Pos Indonesia serta perusahaan swasta, Ir. Pandu Angklasito, mantan GM PLN, Darmawan Sumatri dari Kementerian Pendidikan & Budaya, Mbak Yuli, Ketua Yayasan Anggrek Karya Cacat Berkreasi (KCB), binaan Prof Haryono Suyono, Drs. Herry Syahriban, pensiunan Dinas Pendidikan Cabang Wilayah 1, Cibinong, Kabupaten Bogor selaku pembina dan pengawas SMK CMU, Rina (Lestarina), Ketua Pengawas Yayasan Quantum Sejati. Ada juga tokoh-tokoh pensiunan Citibank yang ikut menggagas diadakannya brainstorming meeting, yaitu Bapak-bapak dan ibu Rasmo, Eka, dan Ira.
Secara khusus kelompok ini membahas pengembangan SMK pada umumnya yang sejak pendiriannya dipersiapkan agar anak-anak lulusannya langsung siap bekerja dengan mengambil contoh SMK Cyber Media Utama yang telah memberikan dukungan penuh demi pendidikan Pembangunan Anak Desa Kalisuren, Bogor.
Tujuan dari brainstorming tersebut adalah mengumpulkan gagasan dengan cepat dari para ahli, Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang mengungkapkan gagasan dan pengalaman pribadi masing-masing dengan cemerlang dan lantang seakan biarpun mereka bukan sebagai Dirjen atau Menteri Pendidikan, tetapi karena pembicaraan bersifat terbuka dan bebas, pertemuan tersebut berlangsung cemerlang karena tidak ada yang terikat birokrasi yang kadang kaku. Pada akhir pertemuan disepakati membentuk WA group @Sinergi Cyber Media Utama sebagai sarana pembahasan lebih lanjut yang bisa memberi inspirasi pemecahan masalah secara kreatif dan apa yang harus dilakukan tindak lanjut secara online maupun offline.
Salah satu yang keluar sebagai pengalaman antara lain adalah kerja praktiik para siswa dalam pembuatan busana yang setelah jadi dan diberi nilai oleh guru, bukan dijual tetapi disimpan dalam gudang sebagai pengalaman sehingga siswa tidak pernah bisa diyakinkan bahwa produknya laku jual. Pengalaman lain adalah bahwa kerja praktik itu dilakukan di sekolah sehingga karena keahliannya adalah “kerja las” maka setiap kali pagar sekolah terpaksa dibongkar karena akan dipasang lagi oleh siswa lain untuk praktik berikutnya, padahal bisa praktik pada fasilitas umum atau rumah penduduk yang perlu pagar, tetapi semata karena bisa “repot urusannya”, perlu koordinasi yang bisa memakan waktu lama atau bahkan bisa berbelit-belit, lebih mudah membongkar pagar sekolah.
Gagasan lain yang sangat menarik adalah kurikulum yang tidak selalu “link and match” dengan kebutuhan pasar, pada pihak laim ada “syarat-syarat sertifikasi”. Diskusi sangat menarik karena ada pendapat bahwa syarat-syarat sertifikasi dengan selalu di update secara nasional dan global yang disesuaikan kebutuhan pasar bisa menjadi kurikulum pokok yang diajarkan disertai dengan perubahan sesuai dengan kebutuhan pasar yang berubah cepat karena kita memasuki era 4.0 yang dinamis dan cepat.
Karena semangat diskusi yang luar biasa para peserta dalam semangat usia muda kedua berharap semoga gagasan dan ilmu yang disuarakan dari para pakar ini bermanfaat dalam semangay “kuliah Merfeka” untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan para praktisi, guru, utamanya peserta murid, orang tua murid, dan masyarakat lainnya di Desa Kalisuren atau Desa-desa lain di seluruh Indonesia serta merangsang partisipasi industri nasional maupun internasional berbagi dana CSR-nya untuk kemajuan SMK yang memiliki cita-cita tinggi menolong keluarga prasejahtera mengentaskan kemiskinan melalui pemberdayaan anak-anaknya yang mengubah nasib melalui pendidikan ketrampilan dan kerja keras secara gotong royong dan dinamis.