Menyongsong Hari Bumi dengan Semangat Cinta Kebun Halaman dan Lingkungan

ed1.jpg

Hari Kamis tanggal 22 April oleh masyarakat Dunia disepakati sebagai “Hari Bumi” atau disebut sebagai “The Earth Day”. Di berbagai belahan dunia Hari Bumi tersebut diperingati selama satu minggu, ada yang tiga hai berturut-urut dan sebagainya. Suatu Organisasi Dunia yang sangat peduli terhadap Hari Bumi yang mulai kegiatan sejak tahun 1970 tetapi karena persaingan dengan banyak kepentingan lain yang menguntungkan, hasil kerjanya menganjurkan perbaikan kerusakan pada bumi kita bukan makin rendah tetapi makin tinggi. Karena itu marilah kita Songsong Hari Bumi dengan Semangat Cinta Bumi dengan langkah kecil menghijaukan Bumi.

Salah satu usaha yang sebaiknya dilakukan oleh setiap keluarga dan anggotanya di seluruh dunia adalah mengikuti kegiatan kampanye “Hari Bumi Sepanjang Tahun”. Salah satu alasannya adalah bahwa perubahan iklim dan kerusakan lingkungan telah merusak sistem alamiah, menimbulkan penyakit yang mematikan serta terganggunya  ekonomi global. Perubahan iklim dunia dan pandemi Covid-19 secara global merupakan bukti betapa suasana lingkungan telah sangat terpengaruh. Upanya memperbaiki bumi merupakan suatu kesempatan bagi manusia untuk mewariskan bumi yang lebih baik kepada anak cucu. Barangkali itu sebabnya dunia memasukkan pemeliharaan lingkungan dalam program PBB SDGs sebagai kelanjutan dari program MDGs sejak tahun 2015.

ed2.jpg

Banyak orang berpendapat bahwa ajakan untuk memperbaiki bumi bukan alasan yang dicari-cari tetapi semata-mata karena kita peduli terhadap bumi yang indah rusak, tetapi karena kita setiap hari hidup di bumi yang kita cintai. Setiap orang menginginkan bumi yang sehat, memberi keamanan dan kenikmatan bagi hidup kita karena kehidupan yang nyaman akan mendukung kerja dan tingkat produktivitas yang tinggi. Apalagi setiap hari kita hidup di bumi, lebih dari itu kehidupan yang memberi nikmat kepada setiap orang. Suatu planet yang sehat dan nyaman bukan sesuatu yang mewah tetapi sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh setiap insan di dunia.

ed3.jpg

Menurut pengalaman dalam memperkenalkan dan membudayakan program KB di Indonesia yang sama-sama dimulai sejak tahun 1870 adalah bahwa kampanye yang dilakukan tidak bersifat langsung bermuatan banyak tujuan dan oleh satu organisasi saja, tetapi dijadikan suatu gerakan tahap demi tahap dengan komitmen tinggi dengan tekat mengikut sertakan banyak kalangan yang sangat luas sehingga kalau berhasil banyak kalangan merasa program milik mereka itu berhasil dan karenanya banyak kalangan bangga atas keberhasilan tersebut. Usahanya juga bukan sekedar mengubah kesadaran atau sikap semata tetapi membuat setiap peserta mengubah tingkah laku dengan penuh kebanggaan dan menerima budaya baru dengan norma baru sebagai keberhasilan seluruh masyarakat.

ed4.jpg

Sebagai ilustrasi, untuk beberapa tahun ini kita berusaha menganjurkan pembuatan dan konsumsi makanan bergizi, utamanya mulai dengan melanjutkan dan memperluas program UPGK yang  dilakukan Kementerian Kesehatan pada tahun 1980. Secara sederhana setiap keluarga kita anjurkan dan “dipaksa diundang” untuk membawa anak balita ke Posyandu untuk ditimbang dan orang tuanya, terutama ibunya diberikan konsultasi secara tahap demi tahap seperti anak sekolah, biasanya langsung dengan contoh-contoh praktik di lapangan. Setelah program tersebut mendapat cakupan tinggi, setiap keluarga dianjurkan membuat Kebun Bergizi, pelihara ayam, membuat kolam untuk pelihara ikan di halaman rumah masing-masing agar setiap keluarga dapat memberi masukan gizi yang cukup untuk anggotanya.  Gerakan itu sekaligus merupakan gerakan cinta bumi, cinta lingkungan yang didukung dengan program komunikasi dan edukasi secara gegap gempita. Hasilnya luar biasa. Pada akhir tahun 1990 berita gizi buruk anak-anak hampir tidak muncul di media masa, padahal sebelum ada program tersebut selalu banyak kritik yang gegap gempita pada media masa.

ed7.jpg

Sayang program tersebut terhenti tatkala kita gandrung pada demokratisasi sejak tahun 1999 dengan lengsernya pak Harto sebagai Presiden RI. Karena itu pada tahun 2015 muncul keadaan yang parah karena meledaknya kasus gizi buruk dan stunting yang terjadi pada banyak tempat. Presiden Jokowi memperkenalkan program penanganan stunting, sayang tidak menghidupkan kmbali program UPGK secara teratur. Padahal kesempatan sekarang lebih baik karena Posyandu diperkuat degan membangun fasilitas Posyandu melalui dukungan Dana Desa. Mudah-mudahan segera dihidupkan karena baru-baru ini Baru-baru ini penanganan stunting diserahkan koordinasinya kepada BKKBN. Apabila  program Gizi UPGK disertai kegiatan membuat Kebun Gizi pada halaman rumah setiap keluarga, ditanami sayur dan pohon buah, hasilnya bisa menambah masukan gizi sekaligus memperbaiki “rasa cinta bumi” secara nyata..

ed5.png

Usaha tersebut bisa segera dimulai karena adanya gerakan belajar dan bekerja dari rumah, anak-anak melalui gerakan Cinta Bumi dianjurkan setiap pagi sebelum belajar melalui sistem daring terlebih dulu mengumpulkan sampah, membersihkan lingkungan dan mengolahnya menjadi pupuk. Kemudian dilakukan olah halaman, dicangkul dan digemburkan dengan diberi pupuk tersebut. Setelah itu ditanami sayur, pohon buah dan dibuat kolam ikan. Sekaligus dianjurkan memelihara kambing dan ayam untuk menambah bahan pupuk bagi tanaman di halaman rumah. Program sederhana itu menjadi awal dari Gerakan Cinta Bumi atau cinta lingkungan yang dalam skala dunia disebut “Restore the Earth”. Melalui gagasan sederhana ini, marilah kita sambut Hari Bumi dengan langkah nyata dimulai dari halaman rumah sendiri.

Haryono SuyonoComment