Mengenang Sahabat Pejuang untuk Kesejahteraan Anak Bangsa
Pada bulan Ramadhan yang penuh berkah sekarang ini kami baru merasa menjadi orang tua atau lansia biarpun sudah pensiun sejak tahun 1999. Banyak alasannya karena sesudah pensiun kami, Pak Haryono Suyono yang mantan Menko Kesra Taskin bukan ditugasi sebagai Komisaris suatu Perusahaan Negara seperti mantan Menteri dari Bidang Ekonomi, tetapi ditarik oleh berbagai Organisasi Sosial Kemanusiaan. Salah satu yang menarik adalah mengikuti Rapat Kerja Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS). Pada waktu itu Ketua Umumnya adalah almarhum Bapak Bustanul Arifin. Pada Rapat Kerja Nasional tersebut Bapak Bustanul Arifin mengundurkan diri sebagai Ketua Umum.
Karena itu Sidang harus menunjuk Ketua Umum baru. Sebagai mantan Menko Kesra direkomendasikan agar Sidang memilih Pak Haryono sebagai calon yang tanpa kesulitan terpilih sebagai Ketua Umum yang baru. Rupanya rekomendasi almarhum Pak Bustanul Arifin dianggap tepat sehingga dalam setiap kali ada Munas setiap lima tahun, kedudukan pak Haryono sebagai Ketua Umum tetap bertahan sampai menjabat untuk tiga periode. Baru pada Munas setelah itu jabatan Ketua Umum berpindah kepada Bapak Aji Tantyo Sudharmono sampai dewasa ini.
Pengalaman memegang tanggung jawab sebagai Ketua Umum untuk tiga masa jabatan sangat menarik karena kami bisa memikirkan bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selama tiga masa jabatan itu kami dibantu oleh seorang Sekretaris Jendral almarhum Dr Rohadi Haryanto, seorang pekerja keras mantan Pejabat teras BKKBN dan Dirjen Kementerian Dalam Negeri, dibantu oleh mantan Ajudan selama menjabat sebagai Menko yaitu Dr. Mulyono Dani Prawiro sampai sekarang.
Pada saat-kita puasa seperti bulan ini, Mas Mulyono yang biasa menyimpan banyak foto kenangan membuat kita ingat kembali pada perjuangan di dalam memimpin DNIKS, utamanya bagaimana Almarhum Dr. Rohadi secara tekun dan dinamis meneruskan kebijakan Pengurus Pusat kepada cabang-cabang di seluruh Indonesia. Pak Rohadi rajin menyimpan dokumentasi karya atau lebih tepat usaha kita menyebar gagasan peduli terhadap keluarga miskin dan disabilitas atau penyandang cacat. Salah satu hasil gemilang adalah bahwa disabilitas atau lansia bisa menggunakan Bus Trans Jakarta antar wilayah dan untuk rekreasi secara cuma-cuma serta berbagai kemudahan pada penggunaan fasilitas kendaraan umum lain termasuk Kereta Api dan Bus antar kota. Kegiatan lain sungguh menarik tetapi mengharukan karena dewasa ini makin sulit membina rasa solidaritas gotong royong masyarakat terhadap musibah sosial dibanding waktu masih menjabat sebagai pejabat negara.
Yang sangat menarik adalah memenuhi undangan dari Organisasi Sosial Internasional di luar negeri yang sering tidak menarik perhatian pemerintah. Kehadiran kami mewakili DNIKS menjadi sangat penting karena bisa banyak bercerita tentang penanganan masalah sosial dan penyandang cacat seakan kami sebagai pejabat. Karena kami pernah menjadi Menko Kesra, Kedutaan Besar Ri di Kota tempat Konperensi memberikan fasilitasi yang memuaskan. Kesempatan lain adalah bahwa Panitia Konperensi Internasional seperti di Beijing, selalu menyediakan satu hari penuh untuk meninjau kegiatan sosial di negaranya dipadukan dengan menikmati keindahan atraksi turisme sebagai selingan yang menarik. Alhamdulillah pekerjaan yang penuh tantangan mendapat hiburan melihat keindahan dunia biarpun sekarang di tanah air memiliki keindahan alam yang ditata sampai ke desa-desa.