Vaksin COVID-19 Untuk Para Dosen di Lingkungan LLDikti 3
Ada penawaran program vaksin bagi dosen di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi ( LLDIKTI) wilayah 3 DKI Jakarta. Melalui pengaturan administrasi kampus saya daftar online, Alhamdulillah dapat giliran batch pertama. Tempatnya di Universitas Tarumanegara di kawasan Grogol, Jakarta Barat.
Saya datang agak siangan. Ternyata sudah banyak antrian para dosen dan (saya kira tenaga kesehatan juga). Berbekal surat keterangan dari kampus saya lansung mendapat nomor urut.
Karena datang agak siang (jam 9.00) nomor antrian saya lumayan besar, harus menunggu agak lama, sekitar 1 jam, bersama sekitar 50-an dosen dan sebagian tenaga kesehatan.
Setelah itu dipanggil masuk ke dalam ruangan di lobby kampus UNTAR untuk dipersilahkan duduk untuk menunggu panggilan di meja pertama, yaitu mencocokkan data identitas dan KTP. Dalam lobby ternyata sudah banyak yang menunggu antrian pemeriksaan awal.
Kemudian menunggu lagi untuk validasi data penerima vaksin LLDikti 3 dan mencocokkan surat keterangan dari kampus Universitas Trilogi tempat saya bekerja sebagai dosen.
Kemudian pengukuran berat badan dan tinggi badan. Setelah itu menunggu lagi, antrian cukup banyak. Lobby agak penuh, meski tetap ada protokol jaga jarak dan selalu memakai masker.
Saya melihat ada tulisan besar di dinding: “Dilarang mengambil foto/merekam video di tempat vaksinasi ini”. Tidak jelas kenapa ada larangan mengambil foto. Di luar pun tadi ada peringatan petugas, untuk tidak mengambil foto. Namun semacam booth dengan backdrop warna merah mencolok, kira-kira tulisannya “Pusat Vaksinasi Covid 19” dengan nada kata-kata yang mendukung, seperti “saya siap divaksin”, ada di sebelah kanan pintu masuk. Beberapa kolega dosen bahkan menyempatkan diri berfoto di sana. Dokumentasi seharusnya bagus, apalagi ini kegiatan positif, yang harus disampaikan ke masyarakat.
Setelah menunggu kembali ada panggilan – konsultasi dan pengecekan kesehatan mulai dari tekanan darah, suhu tubuh, tingkat oksigen dalam darah, dan beberapa pertanyaan dokter untuk konsultasi, seperti apa pernah terkena COVID-19,penyakit bawaan, seperti diabetes, jantung koroner, darah tinggi, kolesterol, dan lain – lain. Akhrinya saya dinyatakan bisa dilakukan vaksinasi, kesehatan saya dianggap cukup baik.
Setelah itu menunggu lagi. Setengah jam kemudian dipanggil di meja pemeriksaan berikutnya. Saya ditanya dokter yang bertugas asal dari instansi mana, kebiasaan olahraga, kebiasaan minum vitamin dan apa ada penyakit bawaan. Ia bilang tidak ada masalah untuk divaksin. Mungkin ini semacam cross check. Kemudian diminta menunggu untuk giliran suntik vaksin.
Menunggu beberapa saat kemudian ada panggilan untuk suntik vaksin. Sunti vaksin dilakukan disebuah ruangan khusus untuk suntik vaksin.
Dokter yang akan menyuntik vaksin menyampaikan dengan ramah ini suntikkan pertama. Suntikan kedua akan dilakukan sesuai jadwal di tempat yang sama.
Ia menyampaikan pula edek pasca suntik vaksin berbeda – beda, tapi umumnya tidak memberikan efek terhadap tubuh yang berat. Ada segelintir orang yang merasa ngantuk, merasa lapar atau sedikit agak pusing.
Suntik vaksin-pun dilakukan. Pasca suntik vaksin tidak terasa efek apa – apa. Semoga Indonesia sehat dan kita segera melalui pandemi COVID-19 dengan baik. Untuk selanjutnya, hidup normal kembali.
Ada pesan dari tim dokter bahwa meskipun sudah divaksin protokol kesehatan – memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari keramaian tetap harus dilakukan. Jangan sampai kecolongan ataupun terlena. Kasus penyebaran Covid 19 di India harus menjadi pembelajaran. Kuncinya disiplin.
(Aam Bastaman. Univ. Trilogi. www.aambastaman.com).
Photo: sumber open access