Hibah atau Donasi Buku Untuk PAUD dan POYANDU

paud11.jpg

Dalam beberapa tahun terakhir ini Perpustakaan Nasional membangun ribuan Perpustakaan Desa di semua Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan. Perhatian para Bupati, Camat dan Kepala Desa juga meningkat tajam. Hasilnya sangat luar biasa karena minat baca masyarakat Desa meningkat tajam, sehingga banyak inovasi baru di Desa terpengaruh karena bacaan yang bertambah luas. Apalagi sebelum tahun 2020 atau sebelum masa Pandemi tidak kurang dari 450 Perguruan Tinggi menggelar Kuliah Kerja Nyata ke desa-desa. Para mahasiswa tinggal di desa selama satu bulan sampai satu setengah bulan. Mereka ikut merangsang masyarakat membaca buku pada Perpustakaan Desa. Andaikan tidak ada Pandemi pasti minat baca masyarakat Desa akan bertambah tinggi karena mahasiswa boleh tinggal di Desa sampai tiga semester. Untuk mngatasi akibat Pandemi kiaranya Perpustakaan Desa harus lebih kreatif mengantar buku ke penduduk dan mengambilnya dengan tetap memperhatikan ptotokol krsehatan.   

Biarpun Perpustakaan Desa menyediakan banyak Buku bacaan atau buku penuh dengan hiasan gambar-gambar menarik untuk anak balita, umumnya anak balita tidak pergi ke Perpustakaan Desa. Anak SD dan SMP bisa pergi ke Perpustakaan Desa karena bisa berbondong dengan teman-teman sebaya, belum pada anak balita. Tetapi banyak anak balita mendapat hiburan dari hape milik bapak ibunya dan yang mengejutkan, bapak ibunya senang menghibur anak balita mereka dengan hape tersebut karena praktis, tinggal pencet tombol sana sini dapat hiburan untuk anak yang menyenangkan. Sementara bapak ibunya memiliki hape lain untuk menghibur diri sendiri, bahkan mungkin tidak peduli pada anak atau suaminya.

paud13.jpg

Sesungguhnya setidaknya ada dua tempat yang banyak dikunjungi anak balita yang bisa promosikan sekaligus sebagai wahana untuk mengarahkan anak-anak balita mulai mencintai buku dan sekaligus mengurangi pengaruh hape milik bapak-ibunya yang isinya belum tentu cocok untuk anak balita. Wahana tersebut adalah PAUD dan Posyandu yang hampir ada di semua desa. Apalagi selama lima tahun terakhir ini hampir pada separo Desa dibangun PAUD dan POSYANDU dengan dana Desa yang digulirkan secara merata di semua desa di Indonesia.

Padahal pada pembangunan PAUD dan Poyandu tersebut tidak dianggarkan dana untuk perlengkapan seperti buku bacaan untuk menghibur anak balita yang ikut ibunya datang atau sengaja diajak orang tuanya untuk ditimbang berat badannya atau melakukan pemeriksaan kesehatan. Pada Paud anak-anak balita belajar dari bunda Paud pasti tidak terus menerus, ada kalanya istirahat atau segera pulang karena ada keperluan lain dari guru yang harus meninggalkan sekolah. Alangkah indahnya kalau pada saatistirhat, atau secara sengaja anak-anak balita tersebut sehak dini dilatih membaca buku dan mengambil pelajaran dari padanya.

pau12.jpg

Atau sengaja ada jam-jam pelajaran khusus bagi anak-anak tersebut dirangsang membaca buku dan bercerita dengan bahasa masing-masing tentang gambar yang  dilihatnya dari buku. Barangkali ini akan merangsang kreativitas tersendiri bagi setiap anak balita. Paling tidak akan merangsang anak didik untuk mencintai buku sejak usia dini. Bahkan kebiasaan membaca buku yang mungkin berisi gambar-gambar itu bisa dikombinasikan dengan melihat yang ada dalam gambar itu wujud sesungguhnya di alam atau di Kebun Binatang sehingga bisa merangsang anak untuk menggambar suatu gambaran yang menarik.

Untuk itu perlu adanya himbauan bagi keluarga mampu memberikan donasi kepada banyak sekali Paud yang ada di desa-desa berupa buku bergambar yang bisa dijadikan bahan bacaan bagi anak-anak asuhan Paud yang jumlahnya tidak sedikit agar mutu anak-anak kita bertambah baik sekaligus mendidik para orang tua untuk memberi hibah pada Paud yang memberikan didikan kepada anak-anak balita. Semoga.

Haryono SuyonoComment