Anak-anak Muda Makin Tertarik Kebun Bergizi

nos1.jpg

Hari ini Sabtu yang menarik, tidak seperti biasa, dalam suasana cerah dan nyaman, pagi-pagi sudah terdengar dering hape dari anak-anak muda yang tidak biasa menyapa di pagi hari. Mereka telah mendengar dan membaca tentang “kebun Bergizi” di Loji nenek di Bogor dan ingin beramai-ramai meninjau bersama-sama. Menurut cerita ada tiga atau empat keluarga yang ingin meninjau dan “panen di Kebun” serta membawa hasil panen untuk bermalam Minggu bersama keluarga. Ada Ganda dengan istri anaknya, ada Franky, Linda, Edy dan anaknya, ada Rika bersama suami dan anaknya serta Mas Fajar, Rina dan suaminya Mas Rudi yang semuanya bukan petani tetapi sudah bersahabat lebih dari empat puluh tahun dan ingin bernostalgia sambil melihat bahwa petani jaman sekarang tidak perlu harus berjuang dalam lumpur karena sifatnya modern dan bisa bebas dari lumpur sawah.

nos2.jpg

Agak menarik ada yang rambutnya putih menarik seakan seperti bintang film dari Korea atau Cina, katanya memang sejak muda sudah putih dan malas mengecat karena  merasa tua. Ada yang hampir lupa karena “setelah jadi orang” jauh lebih kalem dibanding pada waktu masih SMA atau selama masa mahasiswa bersama anak-anak. Suasana sangat menarik karena anak-anak ingat masa muda dan kami merasakan kenikmatan bersama anak-anak yang dulu muda masih tetap ingat satu sama lainnya.

`Tadinya mereka “secara ideal” ingin panen memetik sayur sendiri, tetapi melihat tanaman yang subur dan beraneka ragam, mereka berubah keinginannya dan menyerahkan pemetikan sayur kepada penjaga Kebun. Mereka lebih suka bertindak sebagai “komandan petani” menerima hasil dengan senyum seakan mereka yang menanam dan memetik sayur sendiri. Anak-anak mereka mengagumi dan membawa pulang bayam, yang hijau dan merah, selada kriting, labu siem, letuce, kangkung dan caisim cukup untuk malam Minggu dan barangkali sampai hari Minggu beberapa keluarga ini tidak perlu ke pasar.

nos3.jpg

Yang lebih heboh karena di daerah ini buah durian cukup murah, maka Mas Rudi, mas Fajar dan Rina yang menjadi tuan rumah menyediakan durian secukupnya. Maka hebohlah anak-anak itu. Yang tahan makan durian secara lahap menikmatinya dengan ceria. Tidak tahu kenapa Ganda yang badannya gemuk rupanya menghindar dan hanya menikmati bau durian saja dengan sabar. Pertemuan nostalgia itu berlangsung meriah sehingga seakan dunia ini milik mereka bersama. Semoga pertemuan-pertemuan semacam ini sebagai Agro Turism, apabila keadaan makin aman, bisa dikembangkan karena pertemuan sesama sahabat di Kebun, sungguh menarik perhatian bagi orang tua dan anak-anaknya, Semoga.

Haryono SuyonoComment