Membangun Kebiasaan Membaca Sejak Dini
Catatan Aam Bastaman
“ I cannot live without books” (Thomas Jefferson).
Masyarakat Indonesia tergolong memiliki tingkat kebiasaan membaca yang rendah (UNESCO, 2016). Padahal membaca mengantarkan manusia pada informasi dan pengetahuan. Lemahnya kebiasaan membaca dikhawatirkan berimplikasi pada rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Oleh karena iru kebiasaan membaca (buku) perlu dibangun dan dikembangkan sejak dini, sejak masih kanak – kanak.
Sebagaimana pohon yang mulai belajar sejak baru tumbuh dan masih hijau, maka anak – anak harus dibiasakan membaca sejak otaknya masih lentur, siap untuk diisi hal – hal yang bersifat membangun. Masa kanak – kanak merupakan saat yang paling tepat untuk memulai kebiasaan membaca buku.
Membangun kebiasaan membaca buku bisa dimulai dari penciptaan atmosfir membaca buku di rumah. Untuk itu di rumah harus dipastikan tersedia bahan – bahan bacaan dengan memadai, baik buku – buku bagus, majalah yang tepat ataupun sumber informasi cetak lainnya. Atmosfir membaca buku di rumah bisa membantu untuk memancing anak – anak untuk membaca buku akan memberikan sikap yang positif terhadap kebiasaan membaca dan bahkan menulis.
Buku lebih jauh akan membantu anak – anak untuk memahami diri mereka sendiri dan menikmati fase pembelajaran dengan mengenalkan membaca buku bukan hanya menambah informasi, tapi juga memberikan pesan mengenai kehidupan.
Tantangan dalam membangun kebiasaan membaca buku di era digital ini adalah semakin berkembangnya perangkat telepon genggam cerdas (smart phone) yang membuat buku cetak semakin terpinggirkan padahal fondasi kebiasaan membaca harus dimulai dari membaca buku.
Para orang tua perlu bijaksana untuk tidak memberikan telepon genggan cerdas atau perangkat elektronik lainnya kepada anak – anak, terutama sebelum akil balig. Pemberian perangkat digital terlalu awal bisa membahayakan kesehatan psikologis dan psikis, karena dikhawatirkan menimbulkan ketergantungan dan menjadi malas untuk membaca buku.
Para orang tua sebaiknya memfokuskan pembelajaran dasar anak – anak pada buku cetak, sebagai fondasi. Sehingga kebiasaan membaca buku sebagai informasi, pengetahuan dan bahkan hiburan bisa terbentuk sejak dini. Anak – anak belajar dari orang tua, oleh karena itu contoh kebiasaan membaca orang tua akan lebih mudah diikuti anak anak. Orang tua perlu membaca buku dan menjadi contoh bagi anak – anak. Generasi yang tidak membaca buku dikhawatirkan akan kehilangan fungsi berpikirnya, mengurangi kemampuannya dalam menciptakan gagasan – gagasan baru ataupun daya kreatifitasnya.
Membaca buku, membantu membangun daya imajinasi dan pemahaman lebih baik mengenai dunia dan kehidupan. Selain sumber informasi dan ilmu pengetahuan, buku bagus juga memberikan kebijaksanaan (wisdom).
Diharapkan dengan memiliki kebiasaan membaca sejak dini akan tumbuh generasi pembaca buku dan meningkatkan kemampuan literasi dan pembelajaran yang efektif. Dengan demikian diharapkan masyarakat Indonesia akan naik kelas menjadi masyarakat dengan kebiasaan membaca yang lebih tinggi seperti masyarakat di negara – negara maju.
(Aam Bastaman. UTrilogi. www.aambastaman.com)
Photo: Sumber open access.