Panen Sayur di Kebun Loji Nenek di Bogor

panen1.jpg

Pada hari Liburan 11 Maret, bertepatan dengan Peringatan Supersemar dan Israq Mirad Nabi Besar  Muhammad saw, bersama Drs Rudi Lubis dan dr. Rina Mardiana, kami manfaatkan ke Kebub Loji Nenek di Bogor untuk melihat Kebun sekaligus panen sayur yang dikabarkan para pebjaga sudah siap panen. Perjalanan melewati jalan Tol jalur Jakarta Bogor sangat ramai seperti tidak ada Pandemi Covid-19. Setelah Bogor jalan masih tetap ramai sampai ke jurusan Sukabumi dan masuk Kabupaten Bogor. Kunjungan ke kebun itu disambut seperti biasa oleh Ibu penjaga dan petugas kebun dengan senang hati karena ternyata beberapa petak kebun siap untuk di panen.

panen2.jpg

Pada Kebun nenek di Bogor ada juga rumah yang biasanya ada yang menggunakan untuk Pertemuan, tetapi pada kunjungan kali ini, mungkin karena hari libur, rumah itu kosong tidak ada yang menggunakan. Kebun yang beberapa kali di tanami jagung, sejak ada angin Puting Beliung beberapa waktu lalu, tanaman jagung disapu angin rata dengan tanah, “gagal panen” karena kagung yang roboh tidak mau bangkit kembali. Kami pikr-pikir kalau luas tanaman jagung itu sangat besar tentu para petani rugi besar sehingga pasti akan sangat menderita. Karena luas tanaman jagung itu tidak luas maka kerugian kami satu musim itu tidak bisa melayani pelnggan yang rajin membeli jagung melalui pelayanan sitem on-line. Mereka kecewa karena tidak masak sayur jagung yang baru dipetik segar.

Mas Rudi sebagai komandan Kebun memutuskan untuk diseling dengan tanaman sayur seperti bayem, pokcai, cabe, brokoli dan lainnya. Karena itu pada saat kami datang kami langsung mengikuti “upacara panen bayem” yang terdiri dari bayem warna hijau dan bayem warna setengah merah. Seumur-umur saya hanya tahu bahwa bayem warnanya hijau, ternyata ada bayem warna merah yang sama-sama menariknya. Bairpun saya orang desa dari Pacitan, karena di didik ibu bapak sebagai orang kota, baru sekali ini melihat cara panen bayem adalah dicabut seakar-akarnya.

panen3.jpg

Saya tanyakan pada mas Rudi, bagaimana cara menanam bayem baru sebagai penggantinyta. Ternyata menanam bayem relatif mudah, yaitu dengan menebar bibit pada media tanam yang telah dipersiapkan, sehingga anak-anak SD dan SMP yang belajar di rumah, setelah halaman rumah dipersiapkan dengan pupuk kompos organik yang dibuat dari sampah dan kotoran kambing atau ayam, seorang anak SD atau SMP sebelum belajar dari gurunya dengan sistem daring, hampir pasti bisa menebar bibit bayem. Dalam waktu singkat bisa menuai hasilnya untuk makan enak. Yang pasti bayem itu memimiliki nilai gizi yang tinggi. Padahal bibit bayem bisa di beli di tempat-tempat penjual bibit, bahkan bisa dipesan pada Pusat Pelatihan HSC di Jakarta yng siap membantu membelikan dan mengirim kepada mereka yang siap ikut dalam Gerakan Kebun Bergizi di halaman rumah masing-masing. Bertani dengan sistem modern tidak perlu bersusah payah ke sawah, cukup di halaman rumah masing-masing, berkeringat, berjemur, sehat dan akhirnya makan enak.

Seperti kita ketahui, sejak Yayasan Anugerah tidak lagi melatih tenaga dari berbagai Perguruan Tinggi dan desa, lebih-lebih karena adanya Pandemi Covid-19, kini guna memenuhi permintaan masyarakat agar meneruskan kegiatan masa lalu dengan model pelatihan sistem daring. Yayasan Anugerah bekerja sama dengan PB PWRI, Universitas Trilogi, Kementerian Pertanian dan berbagai Perguruan Tinggi lainnya, sedang merancang pengadaan Pelatihan Kebun Bergizi pada halaman rumah, di halaman sekolah, di halaman Masjid, di halaman Pesantren dan tempat-tempat lain yang memungkinkan tanaman sayur dan buah-buahan dapat tumbuh, termasuk pada atap rumah seperti halnya pada Kantor HSC di Jalan Pengadegan di Jakarta dan tempat-tempat lain di Jakarta Selatan.

panen4.jpg

Rancangan pelatihan awal sebagai program contoh yang bersifat promotif akan segara dimulai. Gagasan ini selain mendapat dukungan penuh Rektor Universitas Trilogi karena Perguruan Tinggi yang sedang menanjak ini, kecuali memiliki Program Studi Agroindustri, Program Studi Ekonomi Pembangunan, Program Studi Design Produk serta Tata Laksana Usaha dan Keuangan Perbankan secara lengkap, juga sangat peduli terhadap upaya pemberdayaan masyarakat dan keluarga.

Rencana kegiatan ini telah dilaporkan secara Daring kepada para Dirjen di lingkungan Kementerian Pertanian, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menegah serta mendapatkan doa restunya karena bersifat pendidikan informal bahkan layaknya seperti “kuliah Merdeka” yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sehingga diharapkan berbagai Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia segera mengadopsi gagasan ini sebagai Gerakan Masyarakat meningkatkan penyediaan bahan pangan secara luas dan bergizi guna memperkuat daya tahan tubuh keluarga Indonesia agar ikut mencegah penularan berbagai penyakit, utamanya merebaknya Virus Covid-19.

panen5.jpg

Menanggapi gagasan yang sangat menguntungkan para pensiunan, para Kepala Sekolah, Pengasuh Masjid dan Pesantren, para keluarga yang anak-anaknya dewasa ini belajar dari rumah, serta peminat pertanian perkotaan tersebut, Prof. Dr. Susilo Arifin, istri beliau Ibu Dr. Ir.  secara spontan menyatakan kesediaan beliau untuk sekali kali menjadi Guru Besar tamu memberikan sumbangan pengalaman beliau berdua untuk kepentingan kemajuan rakyat banyak. Dari lingkungan Universitas Trilogi para Dosen, utamanya dipimpin Dekannya Ibu Dr. inanpi Hidayati telah siap memberikan kuliah perdana sebagai promosi bersama Ketua Yayasan Anugerah Drs. Fajar Wiryono dan wakil dari Kementerian Pertanian Ibu Ir. Emi Sugiartini MP.

Menanggapi panen di Loji nenek tersebut, pada waktu perjalanan pulang, dr Rina langsung menawarkan kepada teman-teman. Secara langsung produk sayur segar itu habis dipesan sehingga sampai rumah hasil panen itu diikat dan dipersiapkan dikirim kepada pemesan. Akibatnya kita sendiri hanya kebagian untuk sayur yang hanya cukup untuk makan malam saja. Itu berarti pasar sayur segar yang dikirim langsung ke rumah pemesan masih sangat terbuka luas.

Haryono SuyonoComment