Selamat Jalan Prof. Firmanzah
Pagi-pagi Sabtu ini ada informasi mengagetkan Di WAG Alumni S3 Manajemen Pemasaran FEB UI - Prof. Firmanzah Guru Besar FEB UI yang masih berusia 44 tahun telah meninggal dunia.
Tentu mengagetkan semua, karena selain usianya masih muda, sebelumnya kami tidak mendapatkan informasi mengenai masalah kesehatannya.
Saya teringat pertemuan pertama saya dengan Pak Fiz (demikian biasa disapa) pada saat masa perkenalan mahasiswa baru Program Pascasarjana Ilmu Manajemen (PPIM) FEB UI (waktu itu namanya masih FE UI) pada tahun 2007 di kawasan Puncak.
Tadinya saya mengira ia mahasiswa baru jenjang S2. Karena terlihat sangat muda, perawakannya relatif kurus waktu itu, apalagi memakai pakaian informal: Celana pendek dan kaos.
Baru kemudian saya tahu ia Wakil Ketua Program Pasca Sarjana Ilmu Manajemen (PPIM) FE UI, yaitu saat ia mengumpulkan kami semua dan memberikan pengumuman dan pengarahan.
Saat kami memulai program S3 Ilmu Manajemen Pak Fiz yang waktu itu masih berusia sekitar 30 tahun (belum menjadi profesor) mewarnai penjalanan program doktoral kami. Pak Fiz mengajar Filsafat Ilmu, Mata Kuliah yang menarik sekaligus menantang.
Pada ujian prelim Prof. Fiz turut menjadi salah satu penguji kami. Diantara kami berdelapan di konsentrasi pemasaran ditengah jalan kehilangan 2 peserta, tersisa 6 peserta. Kemudian dari 6 peserta ini yang lolos prelim hanya kami bertiga.
Kemudian dimulailah program penelitian dalam rangka menyusun disertasi. Pak Fiz meskipun bukan promotor ataupun ko-promotor tapi menjadi salah satu dosen yang kadang-kadang diminta pendapat mengenai materi penelitian.
Tahun 2009 Pak Fiz terpilih menjadi Dekan FE UI pada usia 32 tahun, menggantikan Prof. Bambang Brojonegoro. Kemudian meraih gelar guru besarnya saat menjadi dekan, pada usia 34 tahun. Dekan dan Guru Besar termuda di UI. Kami mulai memanggilnya Prof. Fiz.
Kelahiran Surabaya, 7 Juli 1976. Sangat muda, namun di depan kelas penuh percaya diri. Kalem. Menguasi materi dengan sangat baik. Membuat kami bisa menyimak dan diskusi kelas selama 2 5 jam setiap pertemuan.
Setiap bertemu di kampus UI sapaan yang khas adalah kapan selesai, atau kapan promosinya? Saya termasuk sering bertemu, karena sering memanfaatkan fasilitas kampus untuk diskusi, belajar ataupun menulis, baik di kampus PPIM FE ataupun di perpustakaan PPIM FE UI. Beberapa kali sempat jalan bareng untuk shalat Jumat bersama. Prof. Fiz terlihat sering bersama Prof. Adi Zakaria Afiff (Ketua program/Ko-promotor 1 saya), terutama saat bekerja, termasuk saat shalat Jumat.
Tiba saat saya promosi terbuka..Prof. Fiz yang menjadi dekan menjadi ketua sidang. Terlihat sangat muda dan segar. Menjadi pusat perhatian hadirin, karena terlihat sangat muda tapi sudah menjadi dekan dan profesor.
Kemudian saat yudisium Prof. Fiz pula sebagai Dekan yang memberikan surat kelulusan.
Setelah studi S3 selesai, beberapa tahun kemudian saya mendapat kesempatan menjadi Pjs Rektor di kampus saya. Saat itu pimpinan PT di DKI mendapat undangan dari Gubernur DKI untuk acara tatap muka dengan Pemerintah Daerah DKI di Balai Kota.
Prof. Fiz sudah menjadi Rektor Universitas Paramadina menggantikan Dr. Anis Baswedan. Saat itu di Balai Kota saya ketemu Prof. Fiz. Pertanyaannya kali ini adalah kapan menjadi Guru besar?
Ia sosok yang kalem, humanis, tidak menonjolkan diri dan rendah hati, seperti halnya sewaktu masih mengajar di kampus Depok.
Kemudian lama tidak sempat ketemu lagi. Saya tahu sekali para pimpinan PTS sama sama sedang berjuang membangun dan memperkuat kampus yang menjadi tanggung jawabnya, di tengah-tengah kompetisi antar PTS yang sangat ketat. Termasuk Prof. Fiz dengan Universitas Paramadina-nya. Saya memahami ia sedang berjuang keras. Dan tidak mudah.
Sampai hari ini datang berita itu. Rupanya Allah telah memanggil. Mungkin iini jalan yang terbaik. Meskipun kiprah dan pengabdiannya masih dibutuhkan dunia pendidikan tinggi kita.
Selamat jalan Prof.
(Aam Bastaman - UTrilogi). aambastaman.com