Membangun Kerja Sama Program KB Kependudukan Negara-negara Non Blok
Setelah bebarapa tahun Gerakan Non Blok didirikan, maka pada tahun 1994 tatkala PBB, khususnya UNFPA menggelar Pertemuan Kependudukan Dunia di Cairo, Mesir pada tahun 1994, beberapa Negara disponsori antara lain oleh Indonesia, Mesir, Zimbabwe, Bangladesh dan lainnya membangun Gerakan Pembangunan Keluarga dan Kependudukan Dunia khusus untuk anggota Gerakan Non Blok. Lembaga Dunia itu diberi nama “Partners in Population and Development” dan diumumkan dan diresmikan pada saat deselenggarakan Konperensi Kependudukan di Cairo Mesir.
Indonesia sebagai Negara dengan Program KB yang sangat maju bertindak sebagai salah satu sponsor utama dan karena itu menjadi acuan dan banyak dikunjungi negara-negara sahabat yang belajar bagaimana mengelola program di desa-desa sehingga berhasil meyakinkan masyarakat desa ikut KB sekaligus menjadi penggerak di masyarakat luas seakan program itu sebagai gerakan masyarakat milik masyarakat luas.
Dengan semangat gotong royong Organisasi yang digodog di Jakarta itu, atas petunjuk Bapak Presiden RI tidak boleh dipimpin Indonesia sebagai posisi Ketua karena negara lain bisa merasa kurang partisipasi. Maka ditunjuk sebagai Ketua Gerakan Menteri Kesehatan Zimabwe yang negaranya sedang bergulat untuk mensukseskan program KB. Kemudian melalaui kegiatan itu banyak Negara Afrika melalui kerjasama dengan negara donor, berbondong-bondong, mengirim tenaga seniornya belajar pengelolaan Program KB di Indonesia, Thailand dan negara dengan program KB yang maju.
Pada ulang tahun kesepuluh tahun 2004, Peringatan Ulang Tahun itu diselenggarakabn di New Dwlhi, India dan Pencetus Gerakan Partners itu, Prof. Dr. Haryono Suyono diberikan anugerah “Long Life Achivement in Population Program” oleh Pimpinan Partners yang baru. Upacara itu sekaligus merupakan pengakuan bahwa program KB Kependudukan setelah Cairo tidak lagi hanya memperkenalkan kontrasepsi semata tetapi suatu program pembangunan berbasis kependudukan. Suatu program yang sasarannya penduduk dan pelaksananya adalah penduduk pada umumnya.
Dalam kesempatan menerima penghargaan tersebut Prof. Dr. Haryono Suyono sebagai sesepuh menyampaikan Pidato yang kemudian diterima sebagai pedoman Program Partners yang disetujui secara aklamasi, berintikan “Pembangunan Berbasis Kependudukan” yang dilaksanakan berdasarkan “Peta Tahapan” atau “Road Map” yang secara bertahap menjadi pedoman ukuran tahapan pembangunan sehingga secara jelas diketuhui perkembangan dari waktu ke waktu secara jelas. Roadmap memiliki indikator atau proxy indikator yang perlu diberdayakan atau diintervensi dengan langkah pembangunan setiap saat guna menaikkan status dalam tahapan yang terukur.
Konperensi di New Delhi itu merupakan langkah maju yang selanjutnya menjadi program Partners yang bekerja sama dengan PBB menggarap program Kependudukan KB di seluruh dunia. Sayang dewasa ini perhatian dunia terhadap pembangunan berbasis kependudukan yang dikembangkan dengan indikator MDGs dan selanjutnya SDGs kurang menadapat perhatian seperti sebelum tahun 2000 yang lalu.
Sementara itu, dalam pertemuan di New Delhi tersebut pra peserta sempat melihat banyak pemandangan di sekitar New Delhi seperti Taj Mahal dan keadaan masyarakat miskin yang masih sangat kentara di jalan-jalan di Kota New Delhi sehingga para peserta sungguh sangat berterima kasih meyakini suatu strategi pembangunan berbasis kependudukan sebagai sasaran atau pelaku pembangunan melalui upaya pemberdayaan secara sistematis.
Oleh karena itu Partners berkewajiban melakukan advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi secara global agar upaya pembangunan berbasis kependudukan itu dapat diterima dan dilaksanalkan secara golobal.