Webinar Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi yang Maju dan Bermanfaat

kie1.png

Sebagai mantan Kepala BKKBN yang kebetulan ahli dalam Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi, kami sangat bangga dan mengagumi Acara Webinar tentang pengalaman para pejabat Senior dari daerah yang pagi ini mengikuti Acara  yang dibuka oleh Kepala BKKBN Dr(HC) dr. Hasto Wardoyo SpOG. Beliau memberikan arahan bahwa Bangga Kencana, dulu dinamakan Bangga Suka Desa, karena dulu merangsang pembangunan Desa dalam suasana Kota dengan keluarga modern yang mengadopsi norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Kini Kepala BKKBN mengarahkan pada “pembagunan keluarga” yang dalam Acara Webinar diutamakan dari Kependudukan karena keluarga dianggap sebagai unit terkecil dalam masyarakat sebagai pusat pemberdayaan penduduk, anak-anaknya, pada umumnya.

kie5.png

Webinar Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi yang Maju dan BermanfaatSungguh tepat arahan Kepala BKKBN bahwa usaha mengajak peserta KB baru perlu diarahkan pada generasi muda usia 15 – 25 tahun. Lebih lanjut, menurut pengalaman, perlu diusahakan pembinaan peserta KB lestari itu sampai usia 30 tahun karena jumlah generasi muda sampai usia tersebut adalah tiga kali lipat bahkan di banyak kabupaten empat kali lipat dibanding keadaan dan jumlahnya di tahun 1970-an. Kalau kita memelihara dengan baik peserta muda tersebut, dengan mudah kita mampu mempertahankan tingkat fertilitas rendah yang dewasa ini banyak dicapai kabupaten yang berhasil membuat pertumbuhan penduduk seimbang di kabupatennya.

kie2.png

Apabila kita berhasil memelihara dan menambah peserta KB baru dari kalangan generasi muda, maka tingkat fertilitas rendah tidak perlu harus dikuti dengan sangat melimpahnya peserta KB karena setiap peserta KB muda akan menyumbang penurunan fertilitas sebesar empat atau lima anak dibanding generasi lanjut usia yang menghasilkan jumlah anak sampai 6 orang yang menghasilkan angka fertilitas tinggi di atas 5 anak atau lebih di masa lalu.

kie3.png

Acara Webinar yang menarik itu dilanjutkan dengan paparan para senior antara lain dari Ibu Eka Yulistia Ediningsih sebagai Direktur KIE yang memberikan gambaran tentang kegiatan KIE sebagai terjemahan arahan Kepala BKKBN. Acara yang dipimpin moderator yang simpatik Bapak Haji Wahidin yang memberikan pembatasan waktu bagi setiap penyaji tetapi rikuh kalau seseorang melampaui batas waktunya itu menampilkan banyak senior berbagi pengalamannya. Kami secara sengaja ingin menampilkan tokoh senior Bapak Kusmana dari Jawa Barat yang perlu menjadi perhatian para Kepala BKKBN Provinsi secara sungguh-sungguh. Rupanya Bapak Kusmana tidak segan-segan keliling kepada Gubernur, Bupati, para penggerak PKK istri Gubernur, Bupati dan Walikota serta Kepala Dinas, sekedar berkenalan dan “menawarkan kerja sama” karena sasaran yang sama, yaitu pasangan usia subur muda yang sedang membangun. Secara tepat dan sangat strategis beliau menawarkan kerja sama dan bantuan yang dapat diberikan kepada pasangan muda yang juga menjadi sasaran pembangunan berbagai instansi tersebut. Hasilnya, seperti pengalaman di masa lalu, sungguh luar biasa. Karena program dan kegiatan, seperti dalam usaha bersama “Pertasi Kencana” kerja sama antara Pertanian, Koperasi dan KB, berbagai program dan kegiatan tersebut dapat dipadukan. Berbagai kalangan bisa saling memberi dan memperoleh keuntungan dari “pendekatan Inklusif” secara bersama. Hampir pasti, seperti digambarkan juga oleh Pak Kusmana, pendekatan inklusif tersebut mengalahkan “pendekatan linear” yang hanya dilakukan oleh BKKBN dengan kekuatan lapangan terbatas pada PLKB semata. Pendekatan inklusif bisa merangkul PLKB, Bidan, petugas Koperasi, petugas Dinas Pendidikan Luar Sekolah, petugas Desa, Pendamping Pembangunan Desa, bahkan Petugas Dinas Pertanian, Pimpinan Dinas PMD yang dewasa ini merangkap koordinator Jaringan Pembangunan Desa dengan dana melimpah langsung dikirim ke Desa.

kie4.png

Contoh perluasan jangkauan dan pembinaan kerja sama yang ikhlas antar instansi tingkat provinsi, kabupaten dan Desa tersebut mulai tampak hasilnya bagi Provinsi Jabar yang biasanya lamban, karena ternyata dalam Sensus Penduduk terbaru terlihat pertambahan jumlah penduduk mulai melamban. Mudah-mudahan staf dan relawan yang lebih yunior melanjutkan usaha awal yang dirintis dan para “petugas muda tidak sombong” merasa bisa melakukan lebih baik tanpa mengingat dan memperhatikan rintisan sejarah yang diraih penuh kesungguhan dan dikerjakan generasi sebelumnya.

Selanjutnya rekan kita dari Maluku bercerita sangat menarik. Kami ingat betul masyarakat Maluku yang sangat menggemari seni,  suka bermain gitar dan menyanyi tersebut sesungguhnya memiliki cita-cita yang sangat tinggi dalam membangun keluarganya. Kepala BKKBN Maluku dengan sentuhan kasih sayang ternyata berhasil bersahabat bersama Pimpinan instansi lain serta mendapatkan limpahan anggaran karena ikut membantu menyelesaikan tanggung jawab bersama. Hasil kerja bersama yang inklusif menambah peserta KB muda, menjamin penurunan fertilitas menuju keluarga berkualitas, menyukseskan upaya membangun sumber daya manusia sebagai kekuatan pembangunan bangsa.

kie6.png

Selanjutnya kami sangat mendukung BKKBN banyak melakukan “pendidikan masyarakat” dan “petugas” melalui Webinar yang bermutu seperti ini, yaitu menonjolkan kegiatan operasional bermutu, mudah ditiru dan dihargai oleh kalangan bawah dengan komitmen yang jelas menuju pencapaian target bukan hanya diukur dari pemakaian kontrasepsi, karena sejak tahun 1990-an program KB telah bergeser pada usaha pembangunan keluarga yang akan menjadi “pasukan maha besar” yang mampu melakukan usaha membangun sumber daya manusia berkualitas dan siap membangun Negara dan Anak Bangsanya. Aamiin.

Haryono SuyonoComment