Panen Kangkung di Kebun Halaman Kantor PB PWRI
Gagasan membangun Kebun Bergizi di halaman rumah setiap penduduk makin gencar dan menyebar luas. Guna memberikan tugas kepada penduduk lansia untuk menjadi penggerak keluarganya semula hanya berupa anjuran. Tetapi setelah dipikir dan direnung dengan matang, Jajaran Kerta wredatama bagian penting dari PWRI yang terdiri dari para ibu anggota PWRI pusat dan DKI Jakarta mengajak para pensiunan dari Kementerian Pertanian. Lebih-lebih setelah Ketua Umum, Prof Dr Haryono Suyono dan Ir Sutarto Alimoeso, mantan Dirjen dan Kepala Bulog, bertemu para Dirjen di Kementerian Pertanian, maka para Ibu anggota OPI Pertanian bersama para Pengurus yang digerakkan Ibu Dra Masni Rani dan almarhum Sekjen PWRI Probo Nurjaman sepakat membaut gebrakan dengan mengubah Kebun di halaman Kantor Pusat menjadi Model untuk dipamerkan kepada Pengurus PWRI dari seluruh Indonesia yang kebetulan berkunjung ke Kantor Pusat.
Segera setelah itu Ibu-ibu anggota Unit PWRI dari Kementerian Pertanian dengan ijin Dirjen yang sebagian menggantikan para pensiunan tersebut, menyediakan bibit dan peralatan seperlunya untuk membuat Model Kebun Bergizi PWRI Pusat sebagai contoh bagi para Pengurus PWRI dan utamanya Kelompok Kerta wredatama. Segera semua pihak “cancut tali wondo” atau “menyingsingkan lengan baju” mengembangkan Kebun Bergizi menanam berbagai macam sayur sebagai model pada halaman Kantor PB PWRI.
Tanaman yang tampak subur adalah “kangkung dalam pot” yang minggu ini beberapa ibu diundang untuk panen. Ibu-ibu dengan disiplin “protokol kesehatan” yang ketat datang ke kantor dan panen kangkung dengan meriah. Kepada para ibu dianjurkan “untuk meniru” dan membuat Kebun Bergizi di kediaman masing-masing karena relatif mudah, pasti tumbuh subur dan bisa memasak sayur yang ditanam sendiri dengan penuh kasih sayang. Mas Fajar dan Mas Rudi dari Haryono Suyono Center (HSC) bersama teman-teman dari Kementerian Pertanian siap “membuka pelatihan dengan sistem daring” memperluas usaha itu dengan aneka sayur serta “micro green” yang siap dijadikan “sayur salad” berkelas Restoran mewah.
Apalagi kalau penanaman itu tidak hanya di pot-pot tetapi dapat dengan sabar mengolah tanah sekitar halaman. Kalau halamannya luas bisa menjadi petani perkotaan atau “urban farmer” dan menjual hasil panennya dengan sistem daring yang diantar kepada pembelinya melalui jasa ojek yang makin langka penumpang karena penumpangnya tinggal di rumah. Ojek bisa menjadi pengantar sayur dan buah yang dihasilkan oleh anggota PWRI yang bekerja di halaman rumah bersama anak-anak dan cucu-cucu sebelum menghadapi komputer “belajar on line” dengan guru di sekolah masing-masing. Setiap anggota PWRI dengan keluarganya bisa panen yang waktunya tidak sama sehingga “perdagangan antar keluarga pensiunan” menjadi marak dan menarik karena setiap warga tidak perlu berdesakan belanja ke pasar yang rawan kena kontaminasi Covid-19. Marilah segera kita kembangkan Kebun Bergizi di rumah masing-masing guna meningkatkan daya tahan tubuh dengan masukan makanan bergizi.