Hari ini Kami Berbunga-bunga Campur Sedih Mengenang Masa Lalu

panji1.jpg

Pada tanggal 15 Juni 1994 kami berdua, Haryono Suyono bersama Ibu Astuty di antar mas Fajar hadir pada upacara pernikahan Ananda Tjokorda Agung Panji Indra, biasa kami panggil Mas Panji, dengan kekasihnya Tjokorda Istri Inten Kusuma Dewi, teman anak kami Mas Fajar, yang sejak lama menjadi sahabat dan selalu belajar di Kampus “Perdatam di Meja Makan” sederhana. Kami sungguh sangat terharu dan gembira menerima kiriman foto yang penuh arti. Kami bayangkan ibu Astuty, kalau masih hidup akan sangat terharu dan gembira melihat foto tersebut karena sebagai istri biasa tidak membayangkan tatkala sebagai istri seorang Menteri mendapat kehormatan yang begitu akrab dan sangat tinggi.

panji2.jpg

Tidak disangka kedatangan kami disambut dan diperlakukan seperti sepasang tamu agung seperti halnya dalam upacara Safari KB oleh Bapak Ir. Tjokorda Gde Agung dan Ibu Anak Agung Ayu Mirah, SH. Kami tidak tahu, baru saja diberi tahu, bahwa keluarga mas Panji merasa sangat terhormat karena seorang Menteri berkenan hadir pada upacara pernikahan keluarganya.  Padahal kami merasa hadir pada pernikahan anak-anak muda sahabat anak kami yang biasa belajar bersama di “Kampus Perdatam” pada meja makan yang sederhana.

panji3.jpg

Sebagai kehormatan, kami ditempatkan di apit kedua orang tua dan kerabat dekat kedua pengantin sehingga seluruh tamu bisa melihat kami dengan jelas. Secara kebetulan kakak pengantin adalah Kepala BKKBN Kabupaten dan hampir pasti banyak tamunya adalah peserta KB yang setia karena Bali termasuk Provinsi yang program KB-nya sangat berhasil mendahului daerah lainnya. Suasana pertemuan menghormati kedua pengantin tampak marak, membesarkan hati dan memberi kenangan indah.

Upacara penghormatan pengantin berjalan sangat ritual dan seperti pengantin Jawa, upacara pengantin Bali ditandai acara suami memberi suapan nasi kepada isterinya. Dengan terkesan serius, agak gugup, mungkin takut mbak Dewi, istri mas Panji, tidak menerima “dulangan sesuap nasi” dari mas Panji, namun seperti diharapkan sesuap demi sesuap nasi dari tangan mas Panji masuk dalam mulut mBak Dewi dengan lancar. Suatu pertanda kedua suami istri itu bakal hidup rukun dan harmonis dengan anugerah anak yang sehat, cerdas dan bakti kepada kedua orang tuanya.

panji4.jpg

Keterkejutan yang mengharukan itu belum tuntas karena tiba-tiba kami diminta memberikan sambutan di muka ratusan tamu yang memberikan perhatian sangat tinggi pada setiap kata yang kami ucapkan. Untung kami sudah memiliki pengalaman lapangan sepuluh tahun sebagai Deputy KB dan sebelas tahun sebagai Kepala BKKBN sehingga “pidato yang direka mendadak” dan terkesan lucu memberikan hiburan yang menarik. Mungkin juga karena para tamu menghargai pemberi sambutan yang menarik, santai dan lucu sehingga ikut menghangatkan suasana upacara yang sangat agung tersebut. Atau karena seorang Menteri berkenan hadir dan memberi sambutan pada upacara perkawinan yang agung tersebut.

panji5.jpg

Selanjutnya sebagai  “tamu kehormatan” kami diberi kesempatan mengucapkan selamat kepada kedua mempelai yang berbahagia, sehingga setelah mengucapkan selamat kepada mas Panji dan mencium pipinya, kami berdua mengucapkan selamat kepada mbak Dewi sekaligus mencium pipinya sebelum mas Panji mencium istri tercintanya di muka publik. Suatu kenangan indah karena keduanya menyambut ucapan selamat itu dengan rasa terima kasih dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kami ikut bangga setengah tidak tahu bahwa kedatangan kami ikut membuat suasana perkawinan agung itu bertambah semarak.

panji6.jpg

Pada akhirnya bersama kedua pengantin dan keluarga besarnya, kami berdua diapit melakukan foto bersama sebagai kenangan indah yang oleh mas Panji dan Kepala BKKBN yang kebetulan kakak mas Panji foto-foto hampir tiga puluh tahun itu dikirim kepada mas Fajar dan kami tayangkan pada citus Gemari.id sebagai kenangan indah dan mengharukan tentang generasi muda yang kini tidak muda lagi tetapi tetap memberikan rasa hormat kepada generasi tua yang ikut menyaksikan pertumbuhan keduanya yang penuh perjuangan, kesejahteraan dan kebahagiaan.

panji7.jpg

Upacara kehormatan yang penuh makna tersebut diakhiri dengan foto bersama kedua pengantin dan keluarga dekatnya. Suasana sungguh sangat mengesankan sehingga seakan para tamu mendapat suguhan pengantin dengan seorang suami yang gagah, istri yang cantik serta konon dikaruniai dengan tiga orang putra yang tumbuh gagah dan sayang pada kedua orang tuanya.

 

Haryono SuyonoComment