Membangun Kemakmuran di Desa Gersang Disertai Tekad dan Pengorbanan
Pagi hari Minggu yang cerah ini kami dikejutkan sekali lagi perjalanan muhibah seorang Syamsul Widodo yang kami kenal sebagai salah seorang Dirjen pada Kementerian Desa PDTT yang rajin berkunjung ke “daerah sangat tidak maju” atau daerah “tertinggal” guna mencari dan “mengembangkan inovasi” mendorong daerah dan masyarakatnya makin dikenal, mendapat perhatian dan akhirnya didampingi untuk maju dan membawa kemakmuran bagi masyarakat dan keluarga yang sabar bekerja keras berjuang menyongsong datangnya mukjizat untuk tanah tumpah darah yang sangat dicintainya.
Kali ini beliau membawa kita ke Sumba Tengah yang pada gambar yang kami pampang pada layar komputer terlihat sebagai padang rumput yang sangat luas seakan berabad tidak ada yang mengusik. Pada gambar berikutnya ada sekelompok penduduk, mungkin diajak mendampingi kunjungan Dirjen yang “ibovatif” ini bersama seseorang yang berpakaian TNI serta beberapa penduduk lainnya memandang luas ke hamparan padang rumput yang terpampang sepanjang mata memandang.
Rupanya tanah ladang yang ada di sumba tengah itu untuk percontohan diambil 2 hektar yang sedang tumbuh untuk 10 hektar diolah suatu Kelompok ditinjau Pak Syamsul Widodo belum pernah menanam dengan dengan cara yang baik, kebetulan ada rekan beliau membuat kebun contoh untuk jagung yang hasilnya dibeli. Untuk itu dipastikan kelompok tersebut memerlukan dukungan yang cukup konsisten dan berlanjut. Selama ini lahan penanaman jagung dipersiapkan secara manual, dan hasil jagungnya hanya “dipipil secara manual” juga dengan tangan sehingga hasilnya kurang maksimal. Akan sangat menguntungkan apabila kesempatan diversifikasi pangan selain beras, termasuk konsumsi hewan piaraan dikembangkan sebagai upaya yang mulai diperhatikan itu mendapat dukungan secara terpadu sehingga bisa memproduksi jagung yang cukup pada lahan yang melimpah tersedia. Sekaligus dibarengi industri peternakan agar bisa mengimbangi melimpahnya produksi pakan yang dikembangkan. Untuk itu diperlukan komitmen politik yang sangat tinggi karena sifat tanaman yang berusia panjang layaknya seperti “emas hijau” yang memerlukan dukungan selama menunggu dan mengelola tanaman sebelum menghasilkan. Melalui fasilitasi investasi yang berdemensi luas itu petani ubi yang umumnya adalah masyarakat di belahan timur Indonesia makin mampu nerkembang dengan industri multi sektor dengan variasi yang beragam. Semoga.