Mengagumi Kebun Bergizi di Atap Rumah
Ryutaro Siburian, S. STP, M. Tr.IP, pimpinan Komite Kerjasama Lembaga Eksekutif, Bidang Kerjasama Dalam Negeri Pengurus Pusat HKTI, masa bhakti 2020-2025 yang sering datang tertarik membaca FB Prof. Haryono Suyono tentang terbitnya Biografi berisi penbgalaman membangun Program KB dan pengembangan Posdaya di desa-desa, akhir-akhit ini makin rajin mempelajari kegiatan Yayasan Anugerah Kencana Buana.
Berdasar pengamatannya Yayasan yang didirikan sekitar tahun 1989 sebagai pertanda suksesnya program KB yang mendunia itu melakukan banyak kegiatani berbasis masyarakat desa. Antara tahun 2000 sampai tahun 2015 Yayasan Anugerah bekerja sama dengan Yayasan Damandiri konon melatih ribuan kader pembangunan berasal dari desa dan para pemimpin desa, kecamatan dan Kabupaten. Sebayak 110 angkatan masing-masing terdiri dari 100 sampai 150 peserta dari seluruh Indonesia datang mengikuti pelatihan dan pratik lapangan membangun desa selama iiga sampai empat hari dengan materi teori populer serta praktik lapangan yang diberikan pelatih Perguruan Tinggi seperti IPB dan praktisi lapangan lain.
Kegiatan itu dilakukan sebelum ada Program Pembangunan Desa dan masyarakat desa secara besar-besaran yang diprakarsai Presiden Jokowi. Banyak tenaga yang dilatih dan pernah membentuk Posdaya menjadi pelopor membantu desa meneruskan gagasan pembangunan di desanya dalam membentuk Bumdes atau kegiatan lain. Setelah pemerintah menggelontorkan dana langsung ke desa maka kegiatan Yayasan membantu Perguruan Tinggi mempersiapakn dosen dan mahasiswa yang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau KKN terjun ke desa mendampingi masyarakat desa membangun keluarganya.
Topik yang dibawakannya adalah mempersiapkan keluarga desa makin mandiri dan melalui kekuatan gotong royong membangun keluarganuya disamping program yang dibantu pemerintah melalui dana desa. Dalam situasi Pandemi salah satu syarat adalah menjauhi Covid-19 sekaligus memperkuat daya tahan tubuh penduduk setinggi-tingginya. Oleh karena itu di daerah perkotaan Yayasan Anugerah bekerja sama dengan Maporina mengajak keluarga kota membangun Pertanian Perkotaan atau Urban Farming agar setiap keluarga kota dengan lahan sempit, kalau perlu di atap rumah, membangun Kebun Bergizi. Kebun keluarga tersebut memberi keuntungan ganda karena nisa memilih jenis tanamannya, atau sayur yang di tanam, megatur cara tanam bebas pupuk kimia, panen sendiri dan akhirnya tidak harus ke pasar sehingga mengurangi resiko berkumpul orang banyak karena Kebun Bergizi ada di halaman rumah masing-masing.
Setelah berbincang dengan dengan pak Haryono yang antara lain diajak menghimbau dan memperkenalkan kepada HKTI untuk mengembangkan pertanian tidak saja di sawah atau di ladang, tetapi juga di halaman rumah, halaman Masjid, halaman sekolah, halaman pesantren, gereja dan lainnya. Dengan demikian HKTI memperluas lahan pertanian dan menambah petani berdasi yang membuat Kebun secara mandiri dan modern. Kita tidak berteriak lahan “dicuri untuk gedung kewah” tetapi gedung mewah ditamanfaatakn untuk “petani berdasi” dengan sistem pertanian modern.
Setelah membeli buku yang baru terbit “Zaman Berubah”, Pak Ryutaro Siburian diantar Ketua Anugerah Drs Fajar Wiryono dan Bendahara Drs. Rudi Lubis naik ke atap rumah di lantai empat melihat Kebun Bergizi yang selama beberapa tahun ini digelar di atap rumah dan diperkenalkan kepada Jakarta Selatan dan daerah lainnya. Kebun itu digelar di lantai empat karena di lantai bawah tidak ada halaman kosong kecuali sangat sempit untuk pengembangan ikan lele sebagai variasi yang menarik.
Sambil senyum Ryutaro muda yang dinamik mikir-mikir waktu dianjurkan menjadi sosok pembaharu, dalam istilah Perubahan sosial sebagai “early adoptor” membawa gagasan ini kepada HKTI guna dijadikan inovasi baru mengatasi kebutuhan pangan dengan memasukkan “petani berdasi” sebagai kekuatan baru HKTI yang tidak eksklusif petani dari desa saja, tetapi inklusif termasuk petani dari kota, petani modern, yang mennyiram tanaman di pagi hari sudah siap berdasi karena melalui sistem otomatis hanya dengan membuka kran, air akan menyiram tanaman halaman dengan otomatis. Selesai menyiram, kran ditutup, siap ke kantor dengan dasi lengkap tidak perlu damndan lagi. Sore hari bisa makan sayur segar sesudah pulang kantor karena hasil panen langsung dimasak, siap saji dan dijamin sehat karena tridak mneggunakan pupuk kimia. Alkamdulillah.