Pergeseran Dominasi dari Barat ke Timur
Di abad 21 ini telah mulai terjadi perubahan berkaitan dengan pergeseran dominasi Barat (Amerika Serikat) di muka bumi yang mulai memudar. Muncul kekuatan baru dari Timur, yang di representasikan oleh Cina. Sedangkaan pengaruh Eropa, sudah sejak dulu menurun, seiring menguatnya pengaruh Amerika Serikat (Amerika) pasca Perang Dunia kedua.
Pasca Perang Dunia II yang dimenangkan oleh Sekutu, Amerika menguasai dunia dengan senjata dan militer, dengan hanya satu penyeimbang (Uni Sovyet) yang kemudian bubar, mewarisi Negara Rusia. Peperangan lokal memperebutkan pengaruh dan kekuasaan di berbagai kawasan seringkali melibatkan Amerika dan Uni Sovyet. Namun semenjak Uni Sovyet Runtuh, praktis Amerika Serikat menjadi Negara yang paling berkuasa di dunia.
Strategi militer Amerika Serikat diantaranya membangun pangkalan – pangkalan militer di berbagai kawasan, dengan menghadirkan perlengkapan persenjataan modern, termasuk pesawat tempur dan tentara. Mulai dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara, bahkan sampai di Asia Timur (Jepang), Negara-negara di kawasan Pasifik, Australia dan Afrika. Hampir di semua kawasan penting Amerika memiliki pangkalan militer. Dengan total sekitar 600 pangkalan militer Amerika di seluruh dunia. Disamping itu, kawasan lautan strategis diisi dengan kapal-kapal induk raksasa dan kapal-kapal perang modern lainya.
Berbagai perang domestik ataupun perang saudara di berbagai Negara yang terjadi sering melibatkan tentara Amerika, seperti di kawasan Timur Tengah yang panas, kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara, bahkan Asia Tengah dan Eropa Timur. Tidak mengherankan, biaya militer Amerika merupakan yang terbesar di dunia. Namun data – data militer Amerika masuk kategori sensitif, maka jumlah personil dan kekuatan militer serta persenjataan yang disiapkan sangat rahasia. Tentu saja dengan wilayah operasi militer yang luas maka memerlukan pembiayaan anggaran militer yang sangat tinggi. Hal ini menjadi beban anggaran pemerintah Amerika, sehingga dapat mengurangi anggaran yang diperuntukkan pada sektor-sektor lainnya, seperti ekonomi.
Di lain pihak, Cina Negara raksasa yang seperti baru bangun dari tidurnya, melakukan strategi yang sangat berbeda. Tidak ada pangkalan militer resmi Cina di luar negaranya. Cina juga jarang terlibat dalam perperangan di berbagai kawasan konflik. Jarang ada operasi militer di luar negeri yang bisa menguras pembiayaan. Pengaruh Cina di berbagai penjuru dunia justru dengan kekuatan ekonominya. Anggaran militer Cina tidaklah sebesar Amerika, tapi bukan berarti Cina tidak membangun kekuatan militernya yang canggih.
Dari segi biaya militer Cina jauh lebih efisien, sehingga bisa fokus pada pengembangan kekuatan ekonominya. Saat ini meskupun kekuatan ekonomi Cina masih nomor dua setelah Amerika, namun banyak prediksi dalam waktu yang tidak terlalu lama akan menjadi kekuatan ekonomi nomor satu dunia.
Jika Amerika merupakan negara boros anggaran, dengan beban biaya militer yang tinggi, sehingga seringkali mempengaruhi kemampuan ekonominya. Banyak industri non-militer Amerika, seperti otomotif perlahan – lahan mumudar, tergantikan oleh merek-merek luar, seperti otomotif dari Jepang ataupun Jerman. Produk-produk Cina juga mulai membanjiri pasar Amerika,
Cina menancapkan pengaruhnya dengan kekuatan ekonomi bukan dengan senjata militer. Saat ini banyak ekonomi negara – negara di dunia dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi Cina. Produk – produk Cina ada di mana – mana dari Eropa, Afrika, Timur Tengah, Australia sampai Amerika termasuk Amerika Selatan.
Cina banyak melakukan kerjasama dan memberikan bantuan ekonomi serta investasi ke berbagai Negara di dunia, sehingga meningkatkan pengaruhnya secara ekonomi. Pengaruh ekonomi Cina semakin lama semakin kuat mencengkeram banyak Negara di hampir semua penjuru dunia. Sehingga banyak negara di Afrika dan Asia sendiri, termasuk sebagian negara Eropa bergantung secara ekonomi pada Cina. Bahkan banyak negara – negara Afrika yang ekonominya dibangun dengan bantuan Cina, menjadi sedemikian bergantung, sehingga mengganggu kedaulatan mereka sebagai Negara merdeka. Tentu bukan bantuan yang gratis.
Jangan lupa, pengaruh budaya Cina juga semakin menguat di banyak Negara di berbagai penjuru dunia. Hampir tidak ada Negara-negara utama yang tidak memiliki “China town”, pusat-pusat pemukiman dan bisnis warga keturunan Cina, dengan kehidupan budayanya yang mengakar kuat.
Dengan penduduk diatas 7 Milyar orang menjadikan bahasa nasional Cina (Mandarin) menjadi bahasa yang paling banyak dipakai di dunia. Belum lagi penduduk keturunan Cina yang tersebar di seluruh penjuru dunia, yang sebagian masih mempertahankan bahasa leluhurnya. Bahasa mencerminkan budaya. Bahasa kuat budayanya juga kuat.
Arus perubahan pengaruh sedang bergeser ke Asia Timur. Cina juga didukung oleh kawasan yang secara ekonomi maju dan berkembang, seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan (meskipun diklaim Cina miliknya), dan “pendatang baru” Vietnam, bersama Negara-negara di kawasan ASEAN lainnya.
Amerika kalah strategi – dunia tidak bisa ditaklukan oleh kekuatan militer semata, tapi oleh kekuatan ekonomi. Cina melakukannya dan dunia saat ini terheran – heran, bagaimana negara yang secara ekonomi baru bangun sekitar 40-an tahun ini menjadi kekuatan yang sebentar lagi menguasai panggung hubungan antar bangsa di dunia. Padahal Cina merupakan Negara komunis, tapi mengadopsi konsep pasar bebas dalam ekonominya.
Indonesia tentunya perlu memiliki strategi tersendiri dalam arus perubahan pengaruh di tataran global ini.
(Aam Bastaman. UTrilogi). aambastaman.com
Foto: Sumber open access