PWRI berdoa untuk Para Sahabat

doa1.png

Hari  Minggu pagi tanggal 21 Februari 2021, melalui pertemuan kombinasi secara langsung di Kantor PB PWRI serta pertemuan daring bersama peserta dari seluruh Indonesia, PWRI menggelar pertemuan doa bersama ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk Almarhum Bapak Subiakto Tjakrawerdaya, Almarhum Bapak Progo Nurjaman dari PB PWRI serta Almarhum Bapak H. Seman Wijoyo dari OPI Kementerian Dalam Negeri yang meninggalkan kita sekitar empat puluh hari lalu. Doa bersama tersebut diikuti sekitar 40 anggota Pengurus tingkat pusat dan DKI Jakarta yang semuanya mengenakan Masker sesuai protokol Kesehatan di Kantor PB PWRI serta wakil-wakil dari Pengurus PB dan daerah melalui sistem daring. Terlihat antara lain wakil-wakil dari Provinsi Lampung dan daerah lainnya.

doa2.jpg

Setelah acara dibuka oleh Sekjen Drs. Sidik Djoko Pramono, dilanjutkan sambutan Ketua Umum PB PWRI Prof. Dr. Haryono Suyono yang secara singkat menguraikan betapa kedua tokoh tersebut sangat berjasa dan memiliki dedikasi yang sangat tinggi terhadap PWRI. Dr. Subiakto dengan sebagai Ketua Yayasan Damandiri melanjutkan komitmen Ketua Damandiri sebelumnya, Pak Haryono, yang dengan ijin Almarhum Bapak HM Soeharto, dengan menimbang jasa-jasa para pensiunan selama mengabdi kepada Negara dan Bangsa selama ini, perlu diberikan dukungan dana dari Yayasan guna perbaikan kantor dan keperluan operasional kantor pusat sampai dewasa ini. Namun karena kebutuhan yang selalu lebih besar, atas prakarsa pak Progo sebagai Sekjen,  tidak segan almarhum mengambil prakarsa sosial sehingga tidak jarang beliau dan pengurus mengeluarkan dana pribadi untuk keperluan kantor atau kebutuhan operasional lainnya.

doa3.png
doa4.jpg

Alhamdulillah, pengorbanan itu tidak berdiri sendiri karena banyak daerah melakukan hal yang sama sehingga kita sangat kagum bahwa para pengurus, termasuk banyak anggota PWRI, karena cintanya pada Organisasi PWRI, mengorbankan sumbangan untuk memelihara kebersamaan yang akrab, perjuangan sesama anggota dan membuktikan cinta kasih tiada henti kepada generasi muda dalam melanjutkan perjuangan.

doa5.png

Bapak Subiakto yang mantan Menteri Koperasi tidak putus-putusnya menganjurkan agar para anggota menjadi pelopor gerakan koperasi sedangkan Bapak Progo Nurjaman sebagai mantan Sekjen Kementerian Dalam Negeri selalu peduli dan teliti pada tata organisasi PWRI. Namun akhirnya peduli terhadap usaha pengembangan Kebun Bergizi sebagai pendukung yang kuat guna menjamin daya tahan tubuh bertahan terhadap serangan wabah Covid-19 yang sampai hari ini belum reda.

ari.png

Ketua Umum PB mewakili para anggota menyatakan ucapan terima kasih atas dedikasi dan perjuangan kedua beliau serta mendoakan kiranya dosa dan kesalahan beliau dimaafkan dan keduanya diterima dan ditempatkan disisi Tuhan Yang Maha Kuasa di tempat yang sebaik-baiknya. Kepada keluarga kedua almarhum didoakan agar sabar dan mengikhlaskan kepergian beliau agar perjalanan ketiga sahabat kita tersebut lancar dan tidak kurang suatu apa.

Acara dilanjutkan dengan pembacaan Tahlil dan doa dipimpin oleh Ustadz Karyudi dari Masjid Raya Al Mukhlishin Pluit, Jakarta Utara. Sekaligus Ustadz membacakan doa yang diikuti oleh seluruh peserta yang hadir dan dari berbagai daerah.

doa7.jpg

Selesai pembacaan doa diikuti sambutan dari keluarga pak Progo Nurjaman yang diwakili oleh putri beliau dokter Opy Dyah Paramita MSi, Med, SpA, MPH. yang dengan penuh haru mengucapkan terima kasih atas prakarsa PWRI membacakan doa untuk almarhum yang sangat dicintai keluarga. Sesudah itu disusul  sambutan Ketua OPI Kementerian Dalam Negeri Bapak Tursandi yang sama-sama kehilangan salah seorang sesepuh Bapak H. Seman Wijoyo seorang tokoh yang dianggap sangat senior.

Baru kemudian disusul dengan sambutan dari Ari, putra almarhum Bapak Subiakto yang kebetulan berada dalam mobil sedang melaju bertugas di Batam. Beliau mengucapkan terima kasih atas perhatian Pengurus dan para anggota PWRI serta doa yang disampaikan untuk almarhum.

doa8.jpg

Biarpun dilaksanakan secara sederhana para anggota dari seluruh Indonesia menanggapi acara tahlilan secara daring itu dengan khusuk dan penuh keharuan. Melihat pengalaman tersebut acara ini bisa menjadi acara rutin guna memelighara persahabatan antar anggota tanpa memandang tempat tinggal. Suatu kegiatan yang menimbulkan inspirasi untuk diputuskan dalam Rakernas atau dalam Munas yang akan datang. Suatu kebiasaan baru, atau norma baru sebagai bagian dari budaya baru yang kita adopsi sebagai bagian dari perubahan sosial budaya bangsa yang menarik dan tidak meninggalkan rasa solidaritas antar sesama yang kita pelihara sejak jaman nenek moyang.

Haryono SuyonoComment