Efin Soehada : Memperkenalkan YKBRP Kepada Dunia Internasional

Efin Soehada, SE, MSi, Ketua Umum Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan

GEMARI.ID-JAKARTA. Disaat STIKes Mitra RIA Husada Jakarta menggelar Webinar Internasional dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-18, sebagai Ketua Umum Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan (YKBRP) yang menaungi STIKes MRHJ, Efin Soehada, SE, MSi, turut hadir dan sekaligus memberi sambutan pada acara tersebut. Sabtu (18/12/2021).

Dalam sambutannya Efin Soehada mengatakan, bahwa ini adalah kesempatan yang baik bagi saya sebagai Ketua Umum Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan (YKBRP) memperkenalnya yayasan ini kepada para peserta Webinar Internasional. Menurutnya, YKBRP adalah sebuah yayasan yang secara khusus terlibat dalam sektor sosial. Selain STIKes MRH Jakarta, kami mengelola 3 Unit Kerja lainnya, ketiga unit kerja tersebut adalah Panti Asuhan Lansia atau Sasana Tresna Werdha atau STW, saat ini ada 57 orang yang tinggal di STW kami. Ada juga panti asuhan yang berafiliasi dengan SOS International, sebuah LSM dari Austria. Dan yang terakhir, kami juga mengelola Sekolah Anak Usia Dini (PAUD) dan pusat pendidikan nonformal untuk remaja, katanya.

Terlihat Moderator dr H Engkos Kusdinas Achmad, MPH dan pembicara dari Phlippines serta para peserta Webinar Internasional

Lebih lanjut Ketua Umum YKBRP menjelaskan, suatu kehormatan bagi saya dapat bertemu dengan Anda semua dalam diskusi khusus tentang Stunting ini. Saya bukan berlatar belakang kesehatan, tetapi ketika saya mendengar tentang kata 'Stunting', itu saya merasa sedih yang sangat mendalam. Mengapa? Sebagai seorang ahli strategi, yang saya ingat adalah tentang kualitas orang-orang yang nantinya harus bersaing untuk kehidupan yang lebih baik di dalam negeri dan atau secara global. Baik itu dalam bidang ekonomi, dalam bidang sosiologis, dalam segi psikologis, dan dalam segala aspek kehidupan yang hakiki. Sementara kita memahami persaingan hidup tidak pernah pada tingkat yang sama sepanjang waktu. Itu berubah lebih keras dan lebih keras setiap periode waktu. Ini berarti kita perlu mengembangkan kualitas manusia yang lebih baik lagi, lanjutnya.

Menurutnya, data yang saya baca dari dari Asian Development Bank bulan November 2021, melaporkan bahwa prevalensi stunting pada anak di bawah 5 tahun, di antara 11 negara, Asia Tenggara, Indonesia menempati urutan ke-2, yaitu 31,8%. Filipina menempati peringkat ke-5 atau 28,7% dan Thailand peringkat ke-10 atau 12,3%. Singapura memiliki terendah 2,8%. Untuk Indonesia, kita masih perlu bekerja super keras untuk menurunkan angka prevalensi stunting. Program-program penanganan stunting yang masif, seperti perbaikan gizi terutama bagi ibu hamil dan anak, pemberian ASI eksklusif, kemudahan akses peningkatan kesehatan, dan semua program yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan, termasuk pendidikan menjadi penting, tambahnya.

Lebih jauh Efin menegaskan, hal ini akan menjadi tantangan besar bagi Indonesia, karena jumlah penduduknya yang besar, keadaan kepulauannya, dan tidak terkecuali anggaran yang besar. Kami percaya pemerintah kami telah menghitungnya dan kami di sini adalah para sarjana dalam sistem kesehatan yang akan membantu Pemerintah untuk membuat tujuan tercapai. Kami percaya dari Pembicara Tamu kami dari Filipina dan Thailand, kami akan mendapatkan pengalaman yang baik dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah stunting di negara mereka. Saya yakin pengalaman ini akan menjadi tolak ukur yang baik untuk Indonesia, pungkasnya. (MDP)

Mulyono PrawiroComment