Jajaran Pertanian Siap Tuntaskan Penanganan Gizi Buruk dan Stunting
Pagi ini Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT, Ketau Umum PWRI, Prof. Dr. Haryono Suyono didampingi mantan Dirjen Pertanian, mantan Dirut Bulog, Pengurus PB PWRI, Ir. Sutarto Alimoeso, Ketua dan Sekretaris Yayasan Anugera Drs. Fajar Wiryono dan Drs Rudi Loebis, dan Dr. Mulyono D. Prawiro dari Yayasan Damandiri mengadakan pertemuan dengan Dr. Ir. Suwandi MSc Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian di Kantor HSC di Pengadegan, Jakarta, mampir dalam perjalanan beliau menghadiri pertemuan penting lainnya.
Pertemuan silaturahmi tersebut adalah dalam rangka koordinasi upaya membangun sinergi antara berbagai instansi dan lembaga swadaya masyarakat menyatukan langkah bersama secara terapu antara gerakan masyarakat dan program pemerintah dalam mengatasi keadaan kurang gizi yang di derita masyarakat sehingga sebagian menjadikan penderita yang makin parah yang menyebabkan terjadinya stunting yang makin sukar diatasi karena kekurangan gizi yang bersifat menahun.
Setelah diberikan uraian singkat tentang maksud pertemuan oleh Prof. Dr. Haryono Suyono untuk melihat kemungkinan koordinasi atau sinergi antara berbagai usaha untuk membantu rakyat mengatasi kurang gizi dan menyatukan sasaran program agar tercapai keterpaduan yang maksimal, utamanya mengacu pada pengalaman masa lalu dengan program UPGK, tanaman halaman dan pilihan produk dengan muatan yang merangsang penambahan gizi untuk konsumen, Dr. Ir. Suwandi yang telah bergelut dalam bidang pertanian sejak tahun 1992, sehingga pernah mengalami maraknya program UPGK pada waktu itu, juga maraknya Program Pertasi Kencana, perpaduan antara program Departemen Pertanian, Keluarga Berencana dan Departemen Koperasi dan UKM yang memadukan program tiga instansi secara bersama, Dirjen Dr. Ir. Suwandi MSc mengakui bahwa program terpadu akan sangat bermanfaat dan masyarakat yang menjadi sasaran akan memperolah manfaat yang tinggi dalam bentuk program terpadu untuk sasaran utamanya.
Secara khusus Dirjen Dr. Suwandi menjelaskan bahwa sejak tahun 2019 Kementerian Pertanian telah memanfaatkan lahan tidak kurang dari 10.000 ha dengan tanaman jenis padi sangat berguna bagi penderita stunting, megandung nutrien untuk menangani penderita stunting. Jenis padi ini sudah akan panen sehingga produk padi itu sebagian akan menjadi bibit sehingga direncanakan pada tahun 2021 akan ditanam jenis padi yang sama dengan luas swah sekitar 50.000 ha pada daerahdi -daerah yang di daerah rawan stunting. Dengan demikian diharapkan konsumsi beras dari penduduk di daerah tersebut akan otomatis mengandung nilai gizi anti stunting, suatu keterpaduan yang sangat manis dari produk pertanian yang langsung ikut menangani masalah stunting yang menjadi perhatian bersama.
Dirjen juga sangat setuju bahwa produk-produk lain selalu dicoba dikaitkan dengan tujuan ganda, yaitu meningkatkan produk petani laku jual dan menguntungkan serta memperbaiki konsumsi rakyat agar bertambah sehat karena adanya pangan lokal yang dapat diolah penduduk menjadi makanan enak di konsumsi dan bereka ragam. Untuk aneka ragam pangan lokal ini Dirjen sangat menghargai kerja sama dengan Bumdes yang berkembang di desa-desa yang pada masa modern dewasa ini memiliki daya variasi pengolahan, penyajian kepada konsumen dalam berbagai bentuk, mengemas secara modern dan membuat konsumen merasa puas biarpun sesungguhnya bahan bakunya berasal dari hasil pertanian lokal. Suatu cara olah dan kemas yang meningkatkan hasil pertanian yang menarik.