Bisnis UMKM Hasil Kebun Bergizi mulai mendapat perhatian

keb1.jpg

Gagasan Kebun Bergizi dan bisnis UMKM hasilnya yang juga di sosialisasikan pemerintah sejak lama, kemudian pada masa Presiden SBY di genjot oleh Yayasan Damandiri tatkala masih di pimpin oleh Prof. Dr. Haryono Suyono melalui kerja sama dengan sekitar 4500 Perguruan Tinggi melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang membentuk Posdaya pada ribuan desa di seluruh Indonesia terpaksa dihentikan karena perubahan kebijakan. Dewasa ini Yayasan Anugerah bergerak kembali karena merasa sayang bahwa anak-anak SD, SMP, SMA dan para orang tua terpaksa tinggal di rumah menghindari meluasnya penyebaran Covid-19 tanpa banyak melakukan kerja di sekitar halaman rumahnya. Bahkan sayang sekali anak-anak sekolah sesungguhnya bisa melaksanakan “kurikulum pagi” dengan berjemur sambil mengolah tanah untuk persiapan menanam sayur seperti Kebun Bergizi di masa lalu, mengumpulkan sampah untuk membuat pupuk organik agar seluruh tanaman sayur dan buah yang di tanam di sekitar rumah bisa menjadi tanaman organik bebas pupuk kimia. Suatu tanaman yang di banyak negara maju sangat digemari karena tidak mengandung bahan kimia sehingga bisa lebih sehat kalau di konsumsi.

keb3.jpg

Akhir-akhir ini gagasan itu telah di bawa kepada Dirjen Pendidikan Tinggi, Prof. Ir Nizam PhD dan staf serta mendapat perhatian beliau. Beberapa artikel yang ditulis mendapat tanggapan positif dari khalayak ramai di berbagai daerah, sehingga inisiatif ulang muncul kembali dari berbagai sekolah dan daerah. Minggu depan Prof. Dr. Haryono Suyono dan Pengurus Yayasan Anugerah akan diterima dalam silaturahmi dengan jajaran Eselon I Kementerian Pertanian untuk mendapatkan petunjuk koordinasi agar gagasan program ini sejajar dan memperoleh dukungan yang lebih tinggi karena saat ini adalah menjelang bulan September yang makin banyak hujan dan kegiatan “work from home” masih di perpanjang sehingga kegiatan dari rumah akan masih jauh lebih panjang lagi.

Dari kalangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ada tanda-tanda yang sangat positif karena tulisan yang di muat pada Jaringan gemari.id dan Sindikat Post yang terbit di berbagai daerah dikutip dan dimuat dalam situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara utuh sehingga jajaran Kementerian Pendidikan dan kebudayaan di berbagai daerah hampir pasti banyak tergelitik mulai “kurikulum pagi” atau “kurikulum merdeka” mengolah tanah untuk “Kebun Bergizi” di halaman rumah serta mengolah sampah menjadi “pupuk organik”. Anak-anak akan “sekolah merdeka” membangun langsung lahan sekitar rumahnya pada hari-hari tertentu sebagai “tenaga ahli pertanian modern”.

ke2.jpg

Kegiatan ini akan berkembang menjadikan kelompok dengan tanaman yang sama bergabung dalam kelompok kecil “Dasa Wisma” di setiap kampung menjadi usaha mikro yang berkembang dengan mudah karena produknya berlebih untuk konsumsi rumah tangga sehingga setiap kampung dalam kelompok “dasa Wisma” tersebut akan mulai menjadi “kelompok usaha mikro UMKM” menjual hasil produknya ke pasar untuk keperluan yang menguntungkan. Serangan Virus Corona akan membawa berkah karena sampah organik akan diolah menjadi pupuk Organik yang membawa berkah karena menyuburkan tanaman sayur di setiap halaman rumah sebagai hasil “kurikulum pagi” yang dilaksanakan oleh anak-anak yang setiap pagi berjemur di halaman rumah masing-masing sambil mengolah tanah dan menanam sayur sebelum bergelut dengan pelajaran melalui hape mempelajari pelajaran yang diberikan guru melalui sistem Zoom atau sistem maya lainnya. Anak-anak muda membangun ekonomi mikro, ekonomi kerakyatan dengan tetap aman dari serangan Virus.



Haryono SuyonoComment