Pembukaan Kuliah pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra RIA Husada di Cibubur

per1.jpg

Tidak kurang dari 200 mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra RIA Husada dengan dua program study unggulan Kesehatan Masyarakat dan Kebidanan pagi tadi sejak pukul 7.00 pagi mulai membuka Kuliah Perdana melalui sistem Zoom dengan sangat intensif. Kuliah Perdana yang bersifat pembekalan tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua Stikes Mitra RIA Husada Dr. Sri Danti Anwar MA dengan pidato singkat yang secara gamblang menjelaskan visi misi serta keadaan kampus yang setelah dibuka pada tahun 2004 berkembang menjadi kampus favorit yang sangat terkenal karena menghasilkan Sarjana Kesehatan Masyarakat dan Bidan yang berkualitas, berkarakter dan selalu siap kerja terserap oleh berbagai lembaga dan masyarakat luas. Karena itu para lulusan umumnya sangat bangga telah mengambil kuliah pada Sekolah Tinggi di Cibubur yang selalu mengutamakan mutu sehingga lulusannya tidak jarang yang semula hanya Bidan lulusan DIII,  setelah bekerja di lapangan, kembali kuliah melanjutkan sampai ke tingkat Sarjana Bidan atau Bidan Profesi atau Bidan Terapan setingkat Sarjana sebagai Sarjana Bidan. Oleh karena itu Ketua Stikes memberi pesan agar para mahasiswa selama masa kuliah lebih fokus menuntut ilmu agar lebih lancar dalam kariernya di kemudian hari nanti.

per2.jpg

Sambutan Ibu Danti selaku Ketua tersebut dilanjutkan dengan Sambutan Ketua Yayasan Ibu Milangoni Subiakto yang mengungkap sejarah pendirian Sekolah Tinggi yang bermutu tersebut sebagai sumbangan dari almarhumah Ibu Tien Soeharto karena sampai akhir masa jabatan Presiden HM Soeharto akhir tahun 2000 penyediaan bidan untuk desa-desa belum seluruhnya mencukupi sehingga beliau terdesak ikut menyumbangkan pendirian Sekolah Tinggi Kebidanan dan Fakultas Kesehatan yang baru terealisasi pada tahun 2004. Sejak berdirinya sekolah Tinggi ini diarahkan taat peraturan dan menempatkan kualitas sebagai unggulan karena sengaja dipersiapkan guna memenuhi kebutuhan bidan di desa dan daerah terpencil yang langka rujukan sehingga setiap lulusan harus benar-benar memiliki keunggulan pribadi yang siap berkarya dengan percaya diri tinggi. Karena itu banyak dihasilkan bidan dari kawasan timur dan daerah terpencil lainnya atau bidan lulusan yang berasal dari desa tetapi di didik dan diupayakan lulus dengan kualitas tinggi agar mampu menangani kasus-kasus biasa dan mampu mengatasi kesulitan kehamilan hampir secara mandiri sebelum dinyatakan lulus sebagai bidan.

Setelah itu Pembina Sekolah Tinggi Mitra RIA Husada, Prof. Dr. Haryono Suyono yang minggu lalu sengaja bersilaturahmi dengan Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Ir. Nizam PhD dan kemarin berkonsultasi dengan Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Emy, dengan tegas menyampaikan hasil konsultasi bersama dua orang pejabat resmi dan lembaga di mana para bidan berkumpul dalam Organisasi Profesi yang sangat berpengaruh tersebut kepada para Dosen dan mahasiswa yang mengikuti acara tersebut. Prof. Haryono Suyono  menjelaskan bahwa hasil konsultasi tersebut adalah didasarkan pada UU baru tentang pelayanan kebidanan sehingga para mahasiswa, baik dari yang mulai dari jalur sebagai bidan D3 atau langsung ingin menjadi bidan melalui jurusan awal dari tingkat SMA ke tingkat Sarjana atau ke tingkat profesi kebidanan, sesungguhnya pendidikan mempunyai kesempatan yang sama. Jalur kebidanan sama dengan pendidikan profesi lainnya, utamanya kedokteran. Profesi bidan menganut pendekatan “multiple sources entry” tetapi berakhir pada “singgle product” yaitu tenaga bidan dan ahli kesehatan masyarakat berkualitas yang sanggup mengawal kehamilan dan kelahiran anak bangsa dan mengajarkan kepada rakyat “budaya dan norma hidup sehat” sehingga sikap dan tingkah laku setiap anak bangsa akan siap menggantikan pejuang seniornya yang melahirkan dan mengawal pembangunan bangsa sampai saat ini dengan dukungan produk “manusia unggul yang berkarakter” yang dikandung, dilahirkan dan tumbuh kembang dengan sempurna, memiliki pendidikan berkualitas dan berkarakter unggul sebagai anak bangsa yang menghargai tata budaya dan dinamika tinggi serta sanggup membawa bangsa pejuang ini menjadi bangsa  unggul yang dihargai dunia karena rakyatnya bersatu hidup damai dan memiliki dinamika tinggi yang karena itu maju bersama untuk mengenyam kebahagiaan dan kesejahteraan yang lestari.

per3.jpg

Dalam pesannya Prof. Dr. Haryono Suyono yang mengamati perubahan sosial dalam era 4.0 ini memberi pesan kepada para mahasiswa dan Dosen pembimbingnya bahwa mahasiswa yang akan lulus dan dilepas kembali ke masyarakat pada tahun 2024 atau 2025 nanti akan menghadapi dunia dengan budaya dan norma baru yang berisi keluarga kecil, dengan tingkat pendidikan tinggi, kualitas kecerdasan dan dinamika yang tinggi, laki perempuan bekerja, hidup dalam suasana dikelilingi penyakit dan gangguan sosial yang tinggi serta masa depan yang sukar ditebak serta di kelilingi teknologi yang sangat canggih.

Karena itu kepada mahasiswa diminta memperkuat kepercayaan yang tinggi utamanya kepada minimal lima unsur pokok, yaitu “memperkuat percaya kepada diri sendiri” dengan tidak membuang waktu sia-sia tetapi dengan tekun menyimak dan mengumpulkan ilmu dan ketrampilan sebanyak-banyaknya,  “memperkuat percaya dan bersahabat dengan teman sejawat” sebagai awal pengembangan jaringan persahabatan yang luas karena masalah masa depan tidak dapat lagi dipecahkan secara individu tetapi perlu jaringan kerja sama antar sahabat dan antar bangsa yang tidak dapat di tawar-tawar,  “memihara dan mengembangkan kepercayaan kepada institusi asal” sebagai modal mendapatkan dukungan institusi yang banyak dan luas agar selalu memperoleh jaminan  penambahan ilmu dan teknologi menghadapi perubahan jaman yang sangat cepat, ”menghargai materi dan mutu yang kita berikan kepada masyarakat luas” sebagai tanggung jawab moral bahwa kita adalah insan  berbudaya yang tidak ingin mengisi masyarakat dengan masukan tidak bertanggung jawab dalam membangun masyarakat unggul yang berkarakter, dan kelima “menghargai masyarakat di mana kita bergumul setiap hari” agar kita dipandang sebagai insan berbudaya yang pantas dipercaya bekerja sama secara lestari.

Melalui pesan-pesan pokok itu Prof. Dr. Haryono Suyono berharap bahwa dengan pendampingan para dosen, selama empat sampai lima tahun mendatang para mahasiswa yang sekarang berkumpul akan berubah menjadi “manusia baru” yang jauh lebih unggul dalam bidang ilmu dan teknologi sekaligus memiliki karakter terpuji guna mendampingi manusia Indonesia baru dalam alam budaya baru dengan norma-norma baru yang dengan adanya serangan Virus Corona dalam era 4.0 dan era 5.0 memiliki tingkat revolusi dengan kecepatan tinggi tanpa menunggu persiapan kita. Tidak ada pilihan lain bahwa para mahasiswa harus siap pada waktunya berbarengan dengan adanya revolusi budaya baru dengan norma baru yang melanda seluruh dunia hampir secara serentak. Prof. Dr. Haryono Suyono akhirnya mengucapkan selamat bekerja kepada para dosen dan selamat belajar kepada para mahasiswa yang dengan tekun memberikan perhatian yang sangat tinggi pada Pidato Pengantar yang disampaikan dengan mantap dan penuh kasih sayang tersebut.

per4.jpg
Haryono SuyonoComment