Serahkan Jagung Organik Manis pada Ibu Astuty

Org1.jpg

Hari Minggu pagi ini, secara simbolis  Ananda Drs. Rudi Lubis, suami dr. Rina Mardiana, secara simbolis menyerahkan produk pertanian Organik Jagung Manis ke pusara ibunda Almarhumah Ibu Astuty Haryono di Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Seperti diketahui gagasan menanam jabung di Kebun Loji di Sukabumi itu adalah gagasan almarhumah karena dipandang lebih hemat pemeliharaannya dan tidak memerlukan perawatan seperti halnya sayur yang selama ini di tanam di Kebun yang sama. Tanpa menghilangkan tanaman sayur mula-mula di coba beberapa biji jagung dan ditanam dengan mudah dan hasilnya telah Ibu Astuty nikmati karena terbukti lebih mudah di pelihara dan tidak memerlukan perawatan yang rumit seperti sayur yang memerlukan perlakuan yang lebih rumit.

Setelah percobaan yang berhasil awal tahun ini, maka anak-anak muda yang tadinya ditugasi merawat tanaman sayur diperintahkan Ibu Astuty untuk menyeling tanamannya dengan jagung manis yang memerlukan waktu tanam sekitar tiga bulan dan dianggap perawatannya lebih murah dengan nilai jual yang lebih tinggi. Kemudian  dilakukan pengolahan lahan dengan mengambil semua batu-batu besar yang biasa ada di dataran tinggi. Tanah diolah agar memenuhi syarat sebagai lahan dengan pupuk Organik. Berkarung-karung kotoran kambing dan kotoran ayam dicampur dengan tanah menggantikan lahan awal menjadi lahan yang memenuhi syarat standar lahan dengan pupuk Organik. Anak kami Drs. Rudi Lubis yang secara resmi memiliki status sebagai Pengawas Standardisasi Penggunaan Pupuk Organik dan biasa mengawasi kegiatan pengesahan resmi suatu tanaman sebagai tanaman dengan Pupuk Organik, mengawasi pengolahan tanah agar benar-benar memenuhi syarat untuk suatu tanaman Organik.  Akhirnya Almarhum Ibu Astuty sempat ikut menanam bibit jagung manis yang ternyata tumbuh dengan subur pada lahan yang telah diambil batu-batu besarnya dan diolah menjadi lahan yang layak untuk suatu tanaman organik.

org2.jpg

Lahan yang luasnya sekitar 5000 meter persegi dibagi menjadi lima blok, dan setiap blok ditanami jagung serta sayuran agar panennya bisa bergilir. Pada saat tanaman itu tumbuh subur Ibu Astuty jatuh sakit dan tidak hanya bisa datang lagi ke Loji untuk melakukan peninjauan. Minggu lalu dan hari ini Kebun Astuty panen menghasilkan sebanyak 750 kg jagung dari sebidang lahan blok pertama seluas 525 m2 sebagai tanaman yang panen bulan ini, karena lahan pada blok ini panen, sementara blok yang lain akan secara rutin panen bulan berikutnya. Sayuran dan produk jagung manis yang bebas pupuk kimia itu benar-benar diolah dengan sistem Organik. Dr. Rina Mardiana bertindak sebagai “pemilah akhir” yang menempatkan jagung yang dipanen pada “paket isi sepuluh kilogram” untuk dipasarkan. Ananda Dra Ria Indrastuty, anak pertama, bertindak sebagai “Direktur Prmasaran” yang menjual sebagian jagung itu melalui “jalur on line” kepada sahabat, khalayak dan kenalan yang memiliki selera hidup sehat yang tinggi. Kemudian teringat bahwa hasil panen itu secara simbolis perlu dilaporkan kepada pemilik gagasan yang brilian. Rudi Lubis atas nama anak-anak muda yang mengolah tanah, menanam jagung dan memetiknya kemarin, sambil meitikkan air mata pagi hari Minggu ini meletakkan dua buah jagung di pusara ibunda didampingi isterinya dr. Rina Mardiana, pak Haryono dan adik-adik Ibu Astuty, Ibu Tini Sudardini: dan Ibu Baik Srimulyati,, anak-anak dan cucu lainnya,  yang kebetulan melakukan ziarah di Makam Ibu Astuty di Kalibata. Suasana sungguh sangat mengharukan.

Karena itu ibu Tini istri dr. Johny, ahli paru-paru, yang “dipaksa oleh ibu Haryono” untuk membeli tanah di sekitar lahan ibu Astuty, secara spontan setuju agar tanahnya di proses menjadi lahan Organik untuk di tanami jagung sehingga setiap bulan bisa panen jagung lebih banyak guna melayani konsumen lebih luas. Untuk itu dalam waktu singkat Tim anak muda pimpinan Drs. Rudi Lubis akan melalukan pengolahan lahan dan menanam jagung dengan sistem sama di lahan yang lebih luas. Semoga membawa manfaat dan menyehatkan masyarakat lebih luas. Aamiin YRA.

Haryono SuyonoComment