Mengenang Ibu Astuty tinjau Kebun Bergizi
Pagi ini keluarga Haryono Suyono dengan menyempatkan diri mengenang ulang tahun pernikahan Bapak dan ibu Haryono yang ke 57 dengan mengenang peninggalan Ibu Haryono berupa dua karya besarnya, yaitu Kebun Bergizi di atas atap rumah di Jl. Perdatam Jakarta dan di Kebun Bergizi di Kampung Cinangka di Depok. Sebelumnya hari Jum’at lalu keluarga telah mengadakan Ziarah ke Makam Ibu di Makam Pahlawan Kalibata Jakarta karena berkat jasa-jasanya Ibu Astuty mendapat penghargaan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden RI sehingga pada waktu wafat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di Kalibata Jakarta.
Secara kebetulan sahabat sesama lulusan Akademi Ilmu Statistik, biarpun dari Angkatan yang sangat muda, yaitu Angkatan yang berbeda 25 tahun atau lebih, yang sebagian dewasa ini mengabdi di BKKBN, Pak Dr. Windi dan kawan-kawannya, menyempatkan hadir di rumah untuk silaturahmi. Sekaligus di tempat kediaman di Perdatam diajak meninjau atap rumah yang sejak Ibu masih aktif, sempat mengelola tidak kurang dari 120 Angkatan Pelatihan Kader-kader Posdaya. Atap rumah tersebut bersama anak-anaknya mas Fajar, mas Rudi dan cucu-cucunya, di ubah menjadi Kebun Bergizi. Dengan penuh kasih sayang Kebun itu di pelihara dan menjadi model bagi Gerakan PKK di Jakarta Selatan. Apabila tidak ada masalah Virus Corona, Kebun itu barangkali sudah menjadi juara untuk seluruh DKI Jakarta. Pencapaian itu sungguh menjadi kenangan indah bagi Ibu Astuty yang dalam keadaan sakit menjelang wafat beliau pada pertengahan bulan Juni lalu, Kebunnya ditinjau oleh Ibu Gubernur DKI Jakarta. Apalagi beberapa Ibu Menteri dan Ibu Istri mantan Menteri telah mengikuti pelatihan dan naik ke lantai tiga rumah Perdatam untuk meninjau Kebun Bergizi tersebut, sungguh suatu “peninggalan monumental kecil” yang mudah ditiru rakyat kecil di kota dan di desa yang menjadi idamannya.
Rupanya tamu-tamu dari Pejabat BKKBN dan BPS itu asyik dengan peninjauan Kebun Bergizi dan bisa juga menimbulkan inspirasi untuk membangun Keluarga Sejahtera di desa seperti dikembangkan melalui Posdaya di masa lalu. Gerakan PKK dan Ibu-ibu tetap dibantu oleh Yayasan Anugerah yang didirikan dengan bantuan Pak Harto di masa lalu dan kini banyak bekerja sama dengan Organisasi Maporina untuk Kebun Bergizi tanpa pupuk Kimia sehingga menjadikan konsumen sangat sehat dan ceria.
Karena kita di tunggu cucu lain di Cinangka, maka rombongan pejabat itu sekaligus diajak ke Cinangka untuk “meresmikan Kedai Kpoi Nenek Astuty” sebagai kenangan ulang tahun pernikahan kami yang ke 57, suatu kenangan indah “yang merupakan amal ibadah ibu Astuty” menolong keluarga desa “yang mantu dan kitankan anaknya” dengan “memberi biaya mantu dan kitanan kepada penduduk desa yang minta bantuan” diganti penyerahan sebidang tanahnya. Sejak tanah itu digunakan sebagai Pusat Pelatihan dan tempat Camping Pramuka, kini telah berubah menjadi “setengah kota yang makin marak”, sehingga setiap kali banyak peninjau melihat aneka macam tanaman langka yang ditanam Ibu Astuty, makin menjadi daya tarik yang memberi pengetahuan anak kota akan Kebun Mini, bahkan tidak usah harus ke Kebun Raya Bogor. Dengan fasilitas Kedai Kopi sederhana diharapkan bisa menjadi daya tarik manakala Serangan Virus Corona sudah lebih reda. Karena itu, hari ini para punggawa desa, mulai dari RT, RW, Kepala Desa, TNi dan Polisi lengkap hadir di Cinangka.