Meresmikan Gong Perdamaian Dunia di Taman Mahatma Gandhi

MG1.jpg

Setelah peresmian Markas Besar Gerakan Perdamaian Dunia pada akhir tahun 1999 di Jepara, pada tanggal 9 September 2006 Pelopor Gerakan Perdamaian Dunia, yang oleh rekan-rekannya di luar negeri disebut Presiden Gerakan,  Djoyoto Suntani didampingi Prof. Dr. Haryono Suyono mengadakan ziarah kepada Pelopor Gerakan Perdamaian Dunia di India, Mahatma Gandhi. Setelah upacara Ziarah yang khusuk, kemudian “Presiden” Gerakan itu didampingi oleh Prof. Dr. Haryono Suyono menyerahkan Gong dalam ukuran simbolis kecil kepada Pengurus Monumen Mahatma Gandhi dan Gong dalam ukuran besar, telah dipasang oleh Pengurus Monumen Gandhi untuk segera di resmikan hari itu juga.

MG2.jpg

Selanjutnya Gong yang ukurannya sangat besar segera diresmikan dengan upacara yang dimulai dengan berbagai sambutan. Peresmian itu dihadiri lebih dari 200 tamu-tamu kehormatan secara antusias. Pelopor Gerakan Djoyoto Suntani dikawal oleh Prof. Dr. Haryono Suyono, Dr. Loet Affandi, Dr. Mulyono Dani Prawiro, Ibu Susi serta rombongan besar dari Jakarta dan daerah lainnya hadir dengan ceria. Tamu-tamu dari India dan para pengikut Mahatma Gandhi lebih dari 200 orang berjajar penuh melingkar menyaksikan peresmian Gong Perdamaian yang ditandai dengan pemukulan pertama oleh Prof. Dr. Haryono Suyono diikuti oleh Pimpinan Monumen, pak Suntani dan para tamu secara bergantian. Suasana menjadi sangat meriah dengan senyum dan rasa haru karena Gerakan Perdamaian dunia seakan tetap berlanjut karena menurut Pidato Prof. Dr. Haryono, begitu Gong dipukul, maka gerakan dunia ini akan bergulir. Setiap kali gong dipukul akan berganti dengan irama baru yang lebih dainamis sampai nanti ada waktunya Gong dipukul sebagai tanda akhir bahwa Gerakan perdamaian itu sukses besar dengan kemenangan selalu berda pada fihak yang niatnya baik. Para sesepuh Monumen juga setuju karena mereka juga mengenal cerita Maha Bharata dengan tiokoh-tokoh yang mirip sekali dengan tokoh pewayangan dari Indonesia.

MG3.jpg

Dalam sambutannya Prof. Dr. Haryono Suyono mengagumi kerja keras dan pendekatan yang dilakukan oleh almarhum Mahatma Gandi dengan gerakan menggunakan produk dalam negeri, tidak makan makanan asing, cukup dengan makanan serba dedaunan, berbusana putih-putih sederhana sehigga masyarakat diajak belajar mandiri.

Gerakan ini diteruskan oleh Sri Chinmoy, juga dari India, dengan arahan yang lebih luas dan kawasan mulai dari Markas PBB ke berbagai negara.

Tetap dengan pakaian putih-putih tetapi sudah di padu dengan olah raga lari marathon dan seni musik yang indah serta lukisan yang mengarah pada penggunakan media budaya agar pengaruh dan ajakan untuk membudayakan Gerakan Perdamian Dunia ini makin bergaung dan mempengaruhi khlayak global yang luas.

MG4.jpg

Gerakan yang dipelopori oleh “Presiden” Djuyoto Suntani mengumandangkan penggunan gong, biarpun tidak di pulul setiap saat, tetapi menyimbulkan bahwa gerakan ini menghendaki peserta dari berbagai negara yang sangat ingin bergabung bersama dalam lingkaran penuh persatuan dan kesatuan sehingga dunia benar-benar masuk dalam lingkaran bersama dalam kesejukan dan perdamian yang abadi.

Setelah peresmikan di New Delhi ini, Pelopor Djuyoto mohon doa restu akan segera di pasang gong yang sama di berbagai negara. Pada waktu itu diumumkan bahwa Gong berikutnya akan dipasang di Bali dalam suatu taman yang sangat besar agar wisata dari seluruh dunia yang melakukan kunjungan ke Bali bisa tergugah dan menikmati pemandangan yang indah kalau suatu wilayah berada dalam keadaan damai dan penuh pesona indah.

Dari Bali selanjutnya Gong akan segera beredar ke beberapa negara lain untuk membuktikan bahwa keinginan masyarakat untuk berada dalam dunia yang damai bukan monopololi keluarga di Asia seperti Indonesia dan India, tetapi adalah keinginan masyarakt dunia yang cinta damai, kemerdekaan dan persaudaraan antar bangsa-bangsa secara lestari.

MG5.jpg

Acara kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah serta meninjau gong yang sangat besar dan ditempatkan secara terhormat di suatu panggung di mana di depan panggung ada lapangan luas sehingga para pengunjung Monument Mahatma Gandi bisa menikmati pemandangan Gong dengan panorama yang indah, mengambil foto kenangan dan memahami arti simbul bendera negara-negara dari seluruh dunia yang terpamang jelas di sekeliling gong. Pengunjung bisa melihat bendera mereka yang terpampang dan mengambl foto di dekat bendera negaranya.





Haryono SuyonoComment