Mengenal Gerakan Perdamaian Dunia Sri Chinmoy dari India

sri1.jpg

Sekitar tahun 1998 telah datang tamu dari New York, Amerika Serikat, seorang pemimpin spiritual dunia Sri Chinmoy dengan rombongannya berjumlah sekitar 500 orang pengikut dari sekitar 55 Negara yang bergabung dalam Gerakan Perdamaian Dunia. Sri Chinmoy secara rutin mengadakan khotbah di Markas Besar PBB di New York untuk para Diplomat dan rombongan lain yang datang dari sekitar kota New York atau Negara bagian lain di Amerika. Para pengikutnya terdiri dari individu dengan Agama dan kepercayaan yang berbeda-beda karena kegiatan Sri Chinmoy bukan kegiatan agama tetapi kegiatan “semedi”, semacam aliran spiritual dengan  khotbah spiritual diikuti pengikut antar agama mengumandangkan hidup damai dan sejahtera. Khotbah yang dibawakan menyerukan kegiatan persahabatan, hidup sejahtera, berbagi sesama dan  perdamaian dunia. Untuk menarik masa yang banyak, di antara banyak kegiatannya, karena Sri Chinmoy muda rupanya seorang atlet sekaligus seniman lukis dan musik, selalu mengadakan kegiatan “lari marathon” , festival musik dan pameran lukisan banyakan berisi karya Sri Chinmoy dalam bentuk abtrak dan penuh simbolis yang dikuti banyak pengikutnya dari New York atau tempat-tempat lainnya.

sri2.jpg

Pada kunjungannya ke Jakarta sempat diterima oleh Presiden BJ Habibie dan dianrara kegiatannya adalah mengangkat dengan suatu alat Presiden BJ Habibie dan Ibu melalui kekuatan kedua tangannya. Ritual itu  dianggap suatu kehormatan penghargaan bagi yang diangkat dengan alat berat yang selalu di bawa kemana saja mengadakan perrtemuan dengan rombongannya.

Ada hal yang khusus pada tombonagn ini karena selalu memakai pakaian putih-putih dan hanya makan pagi, saing dan malam makanan tanpa daging hanya sayuran saja, tetapi oleh hotel yang menjadi tempat tinggalnya selama di tempat yang dikunjunginya selalu diberi petunjuk bagaimana mamasaknya seakan seperti daging dan segala macam masakan lainnya.

sri3.jpg

Gerakan Perdamaian Dunia ini sangat populer di puluhan negara karena setiap tahun selalu berkunjung berpindah dengan tombongan yang besanya dari satu negara ke negara lainnya dan di terima Kepala Negara, Perdana Menteri atau raja-raja di negara yang dikunjunginya. Dalam stiap kunungan beliau selalu memberikan penghargaan berupa “obor” atau  “medali” dengan nama dan tingkatan yang berbeda-beda. Dengan cara demikian gerakakannya mendapat simpati yang sangat luas dari puluhan negara yang sangat besar dan berbeda-beda latar belakang politiknya. Beliau telah berkunjung ke Cina, Rusia, banyak negara Eropa seperti Jerman dan lainnya serta banyak pula negara di Afrika dan selalu berkunjung di suatu negara selama satu bulan atau lebih dengan pengikut antara 500 sampai 1000 orang datang dari berbagai negara berkumpul di tempat yang dituju atau di New York sebelum berangkat ke tempat yang dituju.

sri11.jpg

Setelah tahun 2000 karena beliau jatuh cinta atas keramahan masyarakat di Indonesia, antara satu dua tahun kembali berkunjung ke Indonesia, Bali, Jakarta, Yogyakarta, Surakarta atau tempat lainnya memberikan dukungan pada usaha pengentasan kemiskinan dengan bantuan berupa barang-barang keperluan sehari-hari yang dibawa rombongan dari berbagai negara atau di beli setempat.

Di Solo, pada salah satu kinjungannya ke Inesia, sempat di terima oleh Sunan Solo dan diberikan pengharomtan dengan gelar Pangeran bersama dengan mantan Menko Kesra dan Taskin yang pada kunjungan petamanya ditugasi Presiden membantu memberikan fasilitasi yang diperlukannya dengan rombongan besar yang secara tidak langsung menguntungkan turisme dan bantuan kesejahteraan sosial kepada keluarga yang membutuhkan.

sri4.jpg

Setealah beliau wafat, kegiatan diteruskan oleh Dokter Agraha yang tetap diikuti oleh robongan dari lebih 50 negara dan tetap cinta pada Indonesia, melakukan knjungan ke Bali, Sulawesi dan daerah lainnya, mengadakan khotbah perdamaian kepada pemeluk agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha serta tetap diterima dengan baik oleh masyrakat luas sehingga kunjungan ke Indonesia dianggap sebagai tempat untuk melakukan khorbah pemahaman hidup damai dan saling toleran diantara para pengikutnya yang pekerjaan sehari-hari sangat bervariasi tetapi sekali mereka berkumpul, mereka berpakaian putih-putih, makan makanan yang sama tanpa daging atau ayam dan lainnya kecuali sayur-syuran yang dimasak seperti dagung, steak dan masakan lainnya. Mereka selalu berkomentar menikmati hidup penuh damai dan gotong royong masyarakat Indonesia yang dikunjunginya.

Setelaj kunjungannya di Indonesia pada tahun 1998, setiap kali datang ke Indoneia selalu di temani oleh Gusti Dipo dari Katon Solo, Prof. Dr. Haryno Suyono dan Dr. Mulyono Dani Saputro yang pertama-tama ditugasi Presiden BJ Habibie.

 

 

 

Haryono SuyonoComment