Ulang Tahun Kompas: Meluruskan Informasi Membesarkan Hati

Catatan Aam Bastaman

Catatan Aam Bastaman

Saya baru sadar kemarin saat membaca harian Kompas, hari Minggu tanggal 28 Juni merupakan ulang tahun Kompas yang ke 55. Padahal beberapa hari sebelumnya saya menulis pengalaman pribadi berinteraksi dengan Harian nasional yang melegenda ini, dengan judul “Koran Kompas” di Media ini.

Tentu saja kita mengucapkan selamat ulang tahun kepada harian Kompas, semoga sesuai dengan slogannya selalu mengemban “Amanat hati nurani rakyat”. Menjadi juru warta yang selalu dipercaya rakyat, bersikap netral, berimbang dan objektif, sehingga selalu menjadi rujukan masyarakat dalam mendapatkan informasi yang benar, di tengah-tengah banjir informasi yang didalamnya banyak sampah “hoax”, yang membingungkan, serta menyesatkan.

Beruntung, masyarakat masih menggantungkan kepada media arus utama (mainstream), seperti harian Kompas untuk mendapat rujukan informasi yang tepat. Media sosial meskipun terdapat hal-hal yang bermanfaat di dalamnya, namun tak jarang menjadi ajang lautan kebohongan dan disinformasi yang tidak mendidik, bahkan menyesatkan.

Semoga harian Kompas bisa menjadi penyeimbang dalam rangka meluruskan beragam informasi bohong media sosial di era keterbukaan ini. Sebagai koran yang memilki komitmen sesuai dengan alasan media ini berdiri, yaitu komitmen memperjuangkan the dreams of conviction, mimpi tentang cita-cita besar, tentang bangsa yang majemuk, bangsa yang demokratis, bangsa yang sejahtera, dan hadirnya keadilan sosial, serta bangsa yang bersih dari korupsi (Tajuk Rencana Kompas, 29/6/2020), “Kompas berusia 55 tahun”, maka konsekwensinya Kompas harus bertanggung jawab kepada masyarakat. Kontrol Masyarakat terhadap media massa juga diperlukan, sebagai salah satu pilar demokrasi.

Sekali lagi selamat ulang tahun ke 55, tidak salah Bung Karno menamai harian ini “Kompas”, sebagai pedoman informasi yang sesuai. Teruslah di jalan yang lurus, tidak tergoda kepentingan politik, apalagi terpengaruh kekuasaan. Seperti ditulis sang pendiri, “Hidup sederhana, berpikir mulia (PK Ojong, 2001).

(Aam Bastaman/Univ. Trilogi). Penulis.

Aam BastamanComment