Posdaya Show disiarkan di You Tube, Face Book  dan Radio

JS4.png

Dalam rangka mengenang perjuangan Presiden RI yang kedua, Bapak HM Soeharto sejak beberapa bulan lalu telah ditunjuk Prof. Dr. Haryono Suyono sebagai Ketua Koordinator, Subagyo SH sebagai Wakil Ketua dan Dr. Arissetyanto Nugroho, SE, MM  sebagai Sekretaris. Beberapa kegiatan mengenang perjuangan Pak Harto sebagai Presiden RI kedua telah diselenggarakan, antara lain jalan sehat di Taman Mini Indonesia Indah yang diatur oleh Direktur TMII Tanribali Lamo, sebelum adanya Covid-19, Ziarah ke Makam Pak Harto dan Ibu Tien Soeharto serta beberapa acara TV Show pada TVRI di Yogyakarta dan Surabaya. Ada juga acara lomba melukis anak-anak yang diselenggarakan di seluruh Indonesia serta beberapa lomba pada Media Sosial yang diselenggarakan bersama Cendana News di Jakarta dengan menayangkan beberapa rekaman pidato dan wawancara Pak Harto dalam kunjungan ke desa berdialog pembangunan bersama rakyat di desa.

Setelah Pak Harto lengser, kegiatan beliau adalah mengintensifkan sumbangan bagi masyarakat yang dilakukan melalui tujuh yayasan yang dibentuk bersama beberapa kalangan meliputi bidang pendidikan, sosial, kesejahteraan masyarakat, kesehatan, serta membantu masyarakat dalam upaya pengentasan kemiskinan. Yayasan Dharmais melanjutkan karya besarnya dengan membantu ribuan pengelola panti di seluruh Indonesia, menangani kasus katarak, sumbing bibir, dan banyak kasus lain yang belum seluruhnya sempat di tangani pemerintah. Yayasan Amal Bhakti Pancasila melanjutkan pembinaan 999 Masjid yang dibangun dengan sangat bagus sebagai realisasi pembangunan Masjid yang dicita-citakan Almarhum. Yayasan Damandiri melanjutkan pengembangan sekitar sepuluh sampai lima belas desa model dalam upaya pengentasan kemiskinan, Yayasan Dakab melanjutkan dan membantu pengembangan koperasi dan upaya lainnya, Yayasan Ibu Tien membantu para korban kebakaran, gempa dan bencana alam yang terjadi hampir di seluruh Indonesia, yang intinya adalah berbagai usaha kemanusiaan yang sangat menyentuh hati rakyat banyak di desa dan daerah kumuh lainnya.

JS3.png

Salah satu usaha yang cukup monumental adalah pemberdayaan keluarga sebagai lanjutan keberhasilan Program KB yang berhasil membudayakan norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera di mana pada saat kepemimpinan Pak Harto, pemerintah dan rakyat Indonesia berhasil menurunkan tingkat kemiskinan dari sekitar 70 persen di tahun 1970 menjadi sekitar 11 persen di tahun 1997 sehingga Indonesia mendapatkan penghargaan dari UNDP PBB pada tahun 1997. Upaya itu juga merupakan kelanjutan dari Program IDT dan IKM sebagai upaya pengentasan kemiskinan pada tahun 1993 sampai masa akhir Pak Harto sebagai Presiden RI di tahun 1998.

Upaya itu berupa pemberdayaan keluarga melalui pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di tingkat dukuh dan desa yang berhasil membentuk sekitar 55.000 Posdaya melalui kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat dan sekitar 450 Perguruan Tinggi Negeri dan swasta melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa-desa dengan rata-rata tinggal di desa selama satu bulan atau satu setengah bulan.

Setelah diadakan silaturahmi Idul Fitri melalui media maya beberapa waktu lalu, dari berbagai kalangan timbul gagasan agar pengalaman pemberdayaan keluarga melalui Posdaya disegarkan kembali karena di antara 55.000 Posdaya sebagian ikut bergabung dalam pengembangan Badan Usaha Milik Desa atau Bumdes dan merasa bahwa dengan adanya Virus Corona, perkembangan Bumdes dan upaya lain menjadi terhambat karena sebagian dana dan kegiatan di alihkan membantu masyarakat yang terkena dampak Virus yang berbahaya tersebut. Karena itu diharapkan masyarakat yang tidak mendapatkan pencerahan dan pengembangan melalui kegiatan yang dibantu Dana Desa dilanjutkan secara mandiri oleh kelompok Posdaya yang dikelola masyarakat  mandiri.

TV3.jpg

Menanggapi gagasan itu segera dilakukan gelar acara pencerahan kepada masyarakat agar tidak perlu menunggu Dana Desa tetapi bisa membangun secara mandiri. Percobaan melalui aplikasi Zoom, ternyata mendapat perhatian tinggi. Pada tanggal 29 Juni 2020 akan dilanjutkan dengan Acara “Kuliah ilmiah” yang ditujukan sebagai upaya pencerahan latar belakang ilmiah bagi para kader pembangunan yang peduli terhadap upaya pemberdayaan di tingkat desa. Acara berikutnya adalah semacam acara Posdaya Show atau Anugerah Show seperti Model TV RI show di Yogyakarta, Semarang dan Surabaya sementara berisi “Dialog Masyarakat” dan “kulaiah Pakar” untuk para pelaksana pemberdayaan masyarakat dan mahasiswa KKN yang terjun ke desa, kecamatan dan lainnya sebagai komplemen atau bagi yang belum terjangkau program pembangunan masyarakat atau desa pemerintah. Program-program tersebut akan menonjolkan keberhasilan atau inovasi tingkat desa, baik disponsori oleh pemerintah, Perguruan Tinggi atau masyarakat secara luas agar bisa menjadi inspirasi para penggerak masyarakat di desa secara luas melalui pembiayaan mandiri, gotong royong atau sponsor.

TV4.jpg

Untuk mengembangakan jaringan yang luas, Prof Haryono Suyono didampingi oleh Dr. Mulyono D Prawiro hari ini bersilaturahmi dengan mbak Eno Sigit di Gedung Granadi, Jakarta Selatan. Dalam pertemuan iti mbak Eno didampingi mas Hari Setyowanto dan mbak Yeni Heryani dari Radio DFM Jakarta. Kita berbincang tentang Kuliah Pakar dan Dialog Masyarakat melalui Aplikasi Zoom dan mengajak radio ikut berpartisipasi dalam acara yang akan dimulai pada Hari Keluarga Nasional tanggal 29 Juni 2020 yang disponsori oleh Handoko seorang Digi Maesro yang sangat terkenal di dunia bisnis. Direncanakan Kuliah dan Dialog tersebut sebagai Acara Kuliah Merdeka akan diadakan dua kali dalam satu bulan. Mohon doa restu dan dukungannya untuk membantu pemerintah dan masyarakat meningkatkan upaya pemberdayaan  mandiri melalui sistem modern pada era 4.0 dewasa ini.





Haryono SuyonoComment