Kisah Cinta Kasih tiada henti sebagai Penghibur Lara

lima1.jpg

Dalam tiga bulan terakhir ini istri tercinta kami, Ibu Astuty Haryono. Karena kadar gulanya tidak menentu, terpaksa selalu menggunakan kursi roda, sehingga sejak kita di wajibkan tinggal di rumah, secara bergantian anak-anak, Ria dan Tri, Dewi dan Nono, Fajar dan Bubu serta Rina dan Rudi, adik-adiknya serta cucu-cucu dan cicit-cicit, menemani dan mendampingi ibu dan neneknya dengan penuh kasih sayang. Akhirnya anak terkecil, Rina Mardiana, yang dokter dan bekerja di suatu rumah sakit, otomatis jadi dokter pribadi merawat dengan penuh cinta kasih ibunya. Istirahatnya hanya pada waktu malam hari waktu tidur, karena tugas di pindah kepada bapaknya yang mendampingi tidur dan berulang bangun sesuai irama tidur isteri terkasihnya.

lima2.jpg

Selama bekerja dari rumah, kami selalu menghibur diri dengan mengambil kembali peristiwa indah yang menjadi kenangan kerja yang membesarkan hari dan rumah tangga kami yang penuh kebahagiaan. Sejak tiga hari lalu, karena kadar gula yang tinggi, ibu Astuty tidak banyak bicara. Hari ini kembali membaik dan mulai bicara lagi biarpun belum lancar. Karena itu sengaja kita buka peristiwa indah tatkala kami merayakan ulang tahun perkawinan kami yang ke 50 tahun pada akhir Agustus 2013 yang dihadiri banyak sahabat tua muda, antara lain Bapak Prof. Dr. Emil Salim beserta Ibu, mBak Mami Soeharto, Dr. Subiakto beserta Ibu, Pak Progo Nurjaman Sekjen PWRI beserta Ibu, dan banyak pejabat yang sudah pensiun maupun yang muda, meluangkan waktu, perhatian dan kasih sayangnya datang memberikan doa restunya, suatu kehormatan dan kebahagiaan tiada tara kepada kami berdua yang telah memadu kasih sayang tiada henti sampai akhir jaman dan keluarga kami yang memberi kepada kami berdua cinta kasihnya yang sangat mendalam.

lima3.jpg

Pada hari-hari penuh kenangan selama bekerja di rumah, kami buka rentetan foto kenangan dari kunjungan kami ke berbagai negara untuk kebesaran nusa dan bangsa dengan penuh rasa syukur karena percaya bahwa yang disumbangkan telah membawa nama baik untuk tanah air dan bangsa yang sangat tersayang.

Sesuai pesan Bapak HM Soeharto, kami bangga ikut memberikan perhatian pada Gerakan Perdamaian Dunia melalui dukungan pada Gerakan Perdamaian Dunia yang dipimpin oleh Sri Chinmoy dari India yang telah bermukim dan selalu memberikan dakwah di Markas Besar PBB di New York dengan kelompoknya dari lebih 50 negara yang karena cocok dengan cita-cita perdamaian dan keakraban bangsa kita, sebelum beliau wafat, sangat senang datang ke Indonesia membawa rombongan dari 50 negara dengan jumlah anggota sekitar 500 sampai 700 orang, selalu tinggal di Indonesia selama satu bulan lebih. Cita-cita itu dilanjutkan secara tidak langsung oleh Djuyoto Suntani dari Jepara dengan Gerakan Perdamaian Dunia yang menyebar ke berbagai negara.

lima4.jpg

Kami juga dikerubuti sahabat lama Prof. Dr. Emil Salim dan ibu, Dr. Subiakto dan ibu yang kini melanjutkan kepemimpinan kami pada Yayasan Damandiri yang kami dirikan bersama Bapak HM Soeharto, Bapak Sudwikatmono dan Om Liem Soei Liong yang semua telah mendahului kita. Hadir pula Dr. Mochammad Soedarmadi dan Ibu yang ikut berjuang mendirikan Yayasan Damandiri yang oleh pak Harto dan saya diharapkan membantu pemberdayaan keluarga Indonesia. Semoga cita-cita pemberdayaan keluarga Indonesia yang dengan ikhlas ikut berjuang membangun  norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera itu segera terwujud.

lima5.jpg

Dalam doa yang selalu kami panjatkan bersama anak istri dan seluruh keluarga adalah bahwa seluruh keluarga Indonesia  yang dewasa ini diuji untuk sabar tinggal di rumah mematuhi aturan kesehatan, tetap tabah dan kami merasa bahwa tingkat kesehatan ibu Haryono, biarpun berat tetap kita terima dengan tawakal karena kebahagiaan yang telah dilimpahkan Tuhan Yang Maha Kuasa sungguh sangat melimpah.

Kedatangan “tamu-tamu dan kiriman bunga maya” serta “doa cepat sembuh” dari berbagai negara, Jepang, Amerika, Korea, Tunisia, Mesir dan lainnya yang kami tirima dan cerita perjuangan dan pertemuan di masa lalu sungguh sangat membesarkan hati dan menjadi kenangan yang sangat indah dan sering membuat air mata terharu tidak bisa dibendung.

lima6.jpg

Pada peringatan ulang tahun pernikahan beberapa tahun lalu , teman istri dan anak-anak hadir dengan pakaian gemerlapan seakan pak Haryono dan ibu Astuty benar-benar baru menikah dan menikmati malam pengantin baru penuh kenangan indah, suatu kebahagiaan yang di doakan dengan penuh khusuk oleh yang hadir dan handai taulan yang mengirim doa dan salam melalui media sosial yang makin marak.

lima7.jpg

Suatu sajian modern dibandingkan pada waktu kami menikah lima puluh tahun lalu yang terpaksa meminta tolong PFN menyumbangkan potongan film agar bisa di lakukan dokumentasi sekedarnya untuk kenangan seumur hidup. Teriring doa dan rasa syukur kepadaa Tuhan Yang Maha Kuasa dan terima kasih tak terhingga kepada semua sahabat.