Ekonomi Biru: Prinsip Kesederhanaan

Catatan Aam Bastaman

Ekonomi biru merefleksikan kesederhanaan sebagai jalan dan pendekatan dalam membangun ekonomi masyarakat yang berkelanjutan. Prinsip ini bisa dilakukan bukan hanya oleh usaha kecil dan menengah, namun masyarakat dalam beraktifitas keseharian. Bahkan semua pihak.

kesederhanaan 1.jpg

Sederhana dapat diartikan bersikap tidak berlebih-lebihan, tidak mengada-ngada, namun cukup percaya diri untuk memulai aktifitas ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.

Sederhana merupakan pilihan dan gaya hidup yang merupakan salah satu prinsip dalam ekonomi biru. pilihan pendekatan yang tidak menonjolkan kemasan kemewahan yang tidak prinsipil. Dengan demikian dalam prinsip ini memulai suatu aktifitas ekonomi yang bermanfaat dan berkesinambungaan tidak perlu menunggu sampai terakumulasinya sumber daya. Namun bisa mulai dari apa yang kita miliki. Kesederhanaan mendukung keberlanjutan, karena tidak bersikap eksploitatif.

Namun kesederhanaan banyak disalahartikan sebagai “miskin”, tidak “wah”, tidak menimbulkan kesan keren. Kesederhanaan justru bagian dari upaya keluar dari kemiskinan, dengan upaya yang tidak mengada-ngada, namun cukup percaya diri untuk melakukannya. Suatu pendekatan untuk menghindari lebih besar pasak dari tiang atau orang Inggris mengatakannya, “Cut your coat according to your cloth”.

Upaya besar dimulai dari langkah kecil. Memulai merupakan setengah dari penyelesian pekerjaan. Bagaimana ekonomi berjalan tentu tidak menunggu sumber daya berlimpah, tapi cukup secara kreatif memanfaatkan apa yang ada.

Dengan prinsip kesederhanaan menjadikan pendekatan Ekonomi Biru bisa dilakukan oleh siapa saja (inklusif). Bahkan bisa mulai dari diri kita, dan saat ini juga, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Sikap hidup sederhana bisa terkait erat dengan kelestarian lingkungan, seperti terbiasa menggunakan produk secara berkelanjutan. Jika masih bisa digunakan mengapa harus diganti? Bisa juga memperbaiki, memodifikasi, mendesain ulang barang-barang lama yang masih bisa digunakan. Barang-barang bekas yang didesain ulang bisa jadi juga memberikan nilai tambah, secara estetika bisa saja menjadi lebih menarik.

Kesederhanaan bisa dilakukan dalam aktifitas keseharian. Jika ada transportasi publik yang baik, mengapa kita harus bermacet ria menyetir sendiri mobil cicilan kita? Naik transportasi publik bukan berarti kita tidak sukses dalam kehidupan, ataupun ketidakmampuan ekonomi, namun upaya untuk bersikap sederhana, efisien dan “being rational” - bersikap rasional. Angkutan publik bagus untuk semua orang, efisien dan sangat bagus bagi lingkungan. Mungkin less comfortable, namun manfaat sosialnya jauh lebih banyak. Berkah.

Mari kita minum kopi. Jangan lupa ampas kopi bisa bermanfaat untuk tanaman. Taburkanlah. Ekonomi biru juga ada dalam secangkir kopi.

(Aam Bastaman, Uni Trilogi). Penulis.

Foto: Istimewa (sumber open access).

Aam BastamanComment