Keberagaman Global
Catatan Aam Bastaman
Dunia semakin beragam. Hampir tidak ada lagi “purity” (kemurnian) ras dalam darah seseorang secara genetika. Agama-agama besar pun mengajarkan manusia berasal dari asal-usul yang sama, meskipun sekarang berkembang menjadi beragam ras dengan karakteristik fisik yang berbeda-beda. Termasuk wana kulit dan rambut, ataupun bola mata.
Negara-negara di dunia semakin menunjukkan keberagaman ras penduduknya. Munculnya para imigran, terjadinya kawin silang memunculkan ras-ras campuran dan menjadikan ras baru. Fenomena ini bukan hanya terjadi pada bangsa-bangsa “baru”, seperti Kanada, Amerika Serikat, Australia ataupun Selandia Baru, namun juga terjadi pada bangsa-bangsa “lama”, seperti Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol. Migrasi di era modern ini telah merubah penduduk negara-negara Eropa, mejadi lebih beragam.
Kemunculan para CEO keturunan India di perusahaan-perusahaan raksasa Amerika Serikat merupakan suatu fenomena kebangkitan para imigran India di Amerika Serikat. Tokoh-tokoh penting Amerika Serikat tidak lagi hanya berkulit putih, namun hampir semua ras ada representasinya, termasuk para tokoh keturunan Asia, termasuk Asia Timur Tengah, masyarakat kulit hitam keturunan Afrika, yang sekarang menjadi sorotan karena perlakuan diskriminatif. Padahal orang kulit hitam telah banyak menyumbang terhadap kemajuan Amerika Serikat, terutama dalam bidang olah raga, tarik suara, bahkan politik. Banyak penyanyi top Amerika Serikat berkulit hitam.
Banyak tes asal usul genetika seseorang (orang Indonesia) menunjukkan asal leluhur yang beragam, seperti telah dilakukan terhadap beberapa tokoh nasional dan para pesohor (celebrity). Asal usul genetika mereka menunjukkan asal usul yang beragam, dan bukan hanya dari satu tempat, namun dari beberapa tempat di luar Indonesia. Jadi sebenarnya mereka (bahkan bisa jadi kita semua) memiliki nenek moyang bukan orang Indonesia asli. Ilmu pengetahuan telah membuktikan asal usul manusia berasal dari tempat yang sama.
Penemuan daerah baru menciptakan peleburan/asimilasi, membentuk bangsa baru dengan ras baru - campuran. Pembentukan ras baru sudah terjadi sejak jaman dahulu kala, seperti bangsa Lebanon ataupun Suriah dan banyak kawasan lain di Timur Tengah merupakan ras campuran dari pendatang bangsa Eropa, terutama Romawi. Begitu pula kawasan India utara, menjadi bangsa India sekarang dari pengaruh campuran ras Aria kulit putih dari Eropa. Banyak masyarakat di berbagai kawasan di dunia merupakan hasil persilangan ras antar budaya. Termasuk di indonesia. Gelombang migrasi manusia terus terjadi bahkan di abad modern ini.
Representasi suatu negara dalam bidang olah raga, misalnya, tidak selalu diwakili oleh orang-orang “asli” (penduduk asli), tapi oleh warga pendatang. Bidang sepakbola merupakan contoh yang menyolok, berapa banyak keturunan imigran Afrika atau negara-negara lain (seperti Maroko, Mesir, dan lain-lain) yang mewakili kesebelasan nasional Inggris, Perancis, Belgia, Spanyol, atau Belanda. Mohamed Salah yang sering bermain di klub-klub Eropa merupakan asal Mesir. Bahkan kesebelasan nasional Perancis didominasi para pemain keturunan Afrika, diantaranya Kylian Mbappe, yang fenomenal. Kesebelasan nasional kitapun sebagian diisi oleh para pemain imigran. Oleh karena itu kita tidak terlalu terkejut banyak pemain bulutangkis ternama Amerika Serikat merupakan keturunan Indonesia.
Interaksi antar ras memunculkan peluang perkawinan silang. Perkawinan silang terjadi di mana-mana, menghilangkan kemurnian ras, tumbuh generasi baru dari perkawinan campuran. Meskipun dapat dipahami bisa terjadi benturan budaya, namun umumnya kesamaan agama, disamping juga faktor cinta bisa mempersatukan. Mantan presiden Obama menjadi contoh tokoh yang terlahir dari orang tua yang berbeda ras - ibu kulit putih dan ayah seorang kulit hitam.
Pengamatan selintas menunjukkan anak-anak hasil perkawinan campur secara fisik subyektif lebih menarik (tinggi, cantik, ganteng). Tuhan menciptakan perbedaan untuk suatu maksud, yaitu saling kenal mengenal. Kita sambut dan rayakan perbedaan dan keberagaman sebagai kekayaan. Beragam itu bagus.
(Aam Bastaman, Uni Trilogi). Penulis.