Pemasangan Kijing untuk Makam Almarhumah Ibu Astuty Haryono
Hari ini Sabtu 14 Juni 2020, satu minggu setelah almarhumah Ibu Astuty dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, petugas Makam Pahlawan Kalibata, tempat almarhumah Ibu Astuty di makamkan, sejak pukul 10.00 pagi telah siap merapikan tanah makam untuk di pasang Kijing Makam Pahlawan secara resmi. Para petugas makam dengan ditunggu oleh Bapak Haryono beserta anak, mantu, cucu dan cicit lengkap, adik-adik almarhumah dan kerabat lainnya merapikan kuburan dan meratakan tanah dipersiapkan untuk dipasang Kijing yang sudah siap sedia untuk di taruh di atas makam. Setelah tanah rapi, maka Kijing dengan di antar oleh para petugas makam di letakkan dengan baik di atas makam. Dirapikan dengan baik sesuai dengan jajaran di atas dan di sampingnya dengan rapi. Tanah di rapikan dan dalam waktu singkat makam dengan Kijing baru sudah sangat rapi.
Selanjutnya di mulai dengan membacakan Surat Yasin dan doa secara khusuk diikuti oleh seluruh anggota keluarga dan rekan-rekan yang menyempatkan diri untuk hadir dalam upacara Kijingan tersebut. Selanjutnya di mulai dengan Pak Haryono yang diantar oleh dr. Rina dan cicit dilakukan tabur bunga di atas makam dengan penuh rasa haru dan khusuk. Acara tabur bunga diikuti oleh anak-anak mbak Ria, mbak Dewi, mas Fajar masing-masing dengan istri dan suami serta anak-anak dan cicit secara lengkap, disusul dengan adik-adik dari Ibu Astuty dan warga Kampung Melayu yang secara khusus ikut hadir dalam acara upacara pasang Kijing pagi ini. Padahal semalam telah melakukan pembacaan Surat Yasin yang diikuti oleh tidak kurang dari 120 warga yang biasanya di bina oleh Ibu Astuty dengan penuh kasih sayang.
Upara tabur bunga berlangsung dengan penuh kasih sayang dan haru karena waktu satu minggu berpisah Ibu Astuty rasanya seperti kemarin masih selalu datang dan mencoba membesarkan hatinya untuk bertahan agar penyakitnya dapat di sembuhkan, ternyata Tuhan telah memilihkan tempat yang paling baik untuk Ibu dan nenek kita yang tercinta. Setelah tabur bunga seluruh keluarga terasa tidak mau meninggalkan tempat nenek dan ibunya di makamkan dan tinggal lebih lama di makam sambil tetap berdoa. Akhirnya diputuskan untuk kembali ke rumah di Perdatam untuk makan siang bersama. Alhamdulillah.