Anak Desa dari Jepara itu menjadi “Presiden Perdamaian Dunia”

PD1.jpg

Selama tahun 2009 seorang anak muda, Djuyoto Suntani, dari Desa Playan Kabupaten Jepara Jawa Tengah, suatu desa nun jauh dari Kota dan berbukit-bukit, dengan percaya diri dan keberanian yang luar biasa, bolak balik datang ke Kantor Menko Kesra dan Taskin di Jakarta. Anak muda yang yakin bahwa Bung Karno berasal dari Desa, pak Harto juga berasal dari Desa, pak Haryono Suyono yang Menko Kesra juga dari Desa, memberanikan diri bercita-cita seperti anjuran Bung Karno “gantungkan cita-citamu setinggi bintang di langit” ingin membangun dunia yang damai, mewujudkan cita-cita yang dicetuskan Bung Karno pada waktu mengumandangkan lahirnya Pancasila tanggal 1 Juni 1945. Atau melanjutkan kerja keras Presiden HM Soeharto yang mengajak negara-negara berkembang bersatu padu membangun dan mengentaskan kemiskinan tidak dengan memusuhi negara maju tetapi bekerja keras melalui program pembangunan yang berencana.

pd2.png

Cita-cita besarnya ingin menjadikan Kampung halamannya suatu Markas Besar Gerakan Perdamaian Dunia itu dimulai dengan membangun “Markas Besar Gerakan Perdamaian Dunia” di kampungnya. Dari Markas besarnya di Desa Playan, konon namanya dibaca sedikit modern sebagai Desa Plaza, “Presiden” Djuyoto Suntani sebagai Pelopor Gerakan ingin membawa “Gong Perdamaian Dunia” yang berdemensi sekitar 3 – 4 meter dengan lukisan niniatur bendera negara-negara dari seluruh dunia berjajar rapi sebagai simbul perdamaian dunia yang akrab tanpa ada rasa siapa diatas, siapa dibawah, siapa disamping tetapi merasa satu dalam lingkaran berada dalam satu Gong yang di tengahnya menandakan gundukan yang setiap dipukul manjadi tanda awal bergerak bersama membangun tanah air dan bangsanya secara serentak dan sistematis sebagai suatu irama gamelan yang indah, harmonis, berirama  dan menyentak-nyentak karena samangat dan dinamika yang tinggi. Manakala Gong di pukul pada akhirnya adalah tanda bahwa program berakhir dan semua merasa nyaman dan damai karena lakonnya menang, berbahagia bersama. Suatu simbolisaasi yang disepakati dalam pembicaraan dengan Menko yang memang suka akan falsafah wayang tersebut.

pd3.jpg

Belum sampai cita-cita terlaksana, Presiden RI berganti dan Menko juga berganti. Tetapi Menko yang baru, pak Agung Laksono bukan orang baru, sehingga dukungan dari Menko Kesra tetap tinggi. Pada tanggal 9 Nopember 1999, Menko Kesra Agung Laksono, mantan Menko Kesra Taskin Haryono Suyono bersama dengan Mulyono Dani Prawiro serta Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Maluku, Kapolda Jawa Tengah, Pangdam Jawa Tengah, Bupati Jepara dan seluruh aparat daerah lainnya datang ke Desa Playan menjadikan desa pada hari itu benar-benar bakal jadi desa idaman ibu kota Perdamaian Dunia. Setelah upacara Mantan Menko Kesra Taskin Prof. Dr. Haryono Suyono langsung di beri tugas meletakkan batu pertama Gedung Pusat Gerakan Perdamaian Dunia, Menko Kesra Agung Laksono di beri tugas meresmikan jalan dengan nama “jalan Perdamaian Dunia” dan Pangdam Jawa Tengah yang hadir di tugasi memukul Gong Perdamaian Dunia suatu prototype yang akan di bagikan kepada negara-negara sahabat yang cinta perdamian dunia.

pd4.jpg

Secara khusus dengan wajah yang ceria Bupati Jepara ikut memberikan sambutan dengan bangga bahwa anak dari desanya oleh rekan-rekannyadari luar negeri dianggap sebagai Presiden Perdamaian Dunia dan memiliki cita-cita mengingatkan keluarga di seluruh dunia mendengarkan aba-aba Gong Perdamaian Dunia guna mengakhiri permusuhan dan mengembangkan perdamaian yang ikhlas dan abadi.

Gubernur Jawa Tengan, Maluku, dan para pejabat senior lain yang hadir mendapat bagian untuk mengadakan wawancara dengan rakyat dari Desa yang tumplek blek tidak ada satupun yang tinggal di rumah untuk menyaksikan tamu-tamu yang praktis datang dari seluruh penjuru tanah air menyaksikan seorang anak desa berani mengajak dunia untuk hidup rukun, gotong royong dan damai membangun anak cucu dan tanah air dunia yang makin padat dewasa ini.

pd6.jpg

Mentan Menko Kesra dan Taskin tidak berpidato panjang lebar tetapi menggaet anak-anak muda wartawan untuk meminta agar tekad besar itu di kumandangkan ke seluruh dunia. Sekaligus mengajak anak-anak SD yang duduk manis menyaksikan kakaknya secara berani mengundang para pejabat dan harus berjanji untuk siap menjadi calon pemimpin dunia yang berjiwa cinta damai tetapi tangguh seperti halnya Presiden Soekarno atau Presiden HM Soeharto yang dua-duanya cinta kemerdekaan, perdamaian dan bekerja keras membangun negara dan bangsanya bebas dari kebodohan dan kemiskinan.

pd7.jpg

Semoga dengan adanya Dana Desa yang melimpah dewasa ini, Desa Platyan sudah berubah menjadi Desa maju dimana rumah-rumah Penduduk ada yang di fungsikan sebagai “Kantor kedutaan Besar” dari negara-negara yang selama aduapuluh tahun ini telah memasang Gong Perdamaian Dunia di arena strategis di setiap negara yang bergabung dalam Gerakan Perdamaian Dunia yang mulai di akhir tahun 1999 tersebut. Insya Allah.







Haryono SuyonoComment