Ekonomi Biru: Prinsip Inovasi dan Kewirausahaan

Catatan Aam Bastaman

Every one is born as entrepreneur (Gunter Pauli).

Tiada kemajuan tanpa inovasi dan kewirausahaan. Inovasi dan kewirausahaan telah menjadi prinsip dasar kemajuan peradaban umat manusia. Bahkan Ekonomi Biru pun mensyaratkan tumbuhnya iklim inovasi dan kewirausahaan agar prinsip-prinsip Ekonomi Biru yang lainnya dapat berjalan.

Sepanjang hayatnya, manusia akan selalu dihadapkan pada eksposur krisis (berupa kesulitan ataupun hambatan), yang bisa menyebabkan gangguan dan masalah yang berat, jika salah mencermatinya. Krisis dari perspektif banyak budaya besar selalu memunculkan dua sisi koin yang berbeda, bernama peluang dan tantangan.

Banyak pakar meyakini krisis merupakan bentuk lain dari tekanan yang mampu mendorong kita untuk mencapai solusi-solusi baru, sehingga bisa menikmati hidup secara kreatif. Ingat cerita kupu-kupu? Saat cikal bakal kupu-kupu akan keluar dari kepompongnya, nampak kesakitan dan perlu perjuangan ber jam-jam. Sekilas bagi yang melihatnya, kupu-kupu itu terjebak dalam penderitaan dan kesulitan. Pada akhirnya setelah melewati kesulitan tersebut maka berubahlah menjadi kupu-kupu yang lincah dan indah.

Jika ada pengamat yang melihat cikal bakal kupu-kupu tersebut mengalami kesulitan, dan mencoba “membantu” sang kupu-kupu dari penderitaannya untuk keluar dari kepompongnya, misal dengan cara menggunting kepompongnya tersebut, maka kupu-kupu tersebut akan kelar dari kesulitan, tapi begitu sampai di tanah ia akan lemah, tidak berdaya, langsung mati. Cikal bakal kupu-kupu dalam kepompong harus mengalami kesulitan untuk bisa kuat dan berubah wujud menjadi kupu-kupu yang indah.

Manusia bisa melihat dari kedua sisi mata uang tersebut dan memilih salah satunya. Kemampuan inovasi akan melabuhkan manusia pada pilihan kesulitan (musibah) sebagai peluang. Inovasi adalah energi manusia untuk keluar dari kesulitan. Inovasi berkaitan dengan kemampuan memanfaatkan pengetahuan, ketrampilan, pengalaman untuk melakukan perbaikan ataupun melakukan penciptaan yang baru. Suatu proses yang bisa dimulai dari adanya gagasan, dan kemauan untuk mewujudkannya. Inovasi merupakan upaya untuk perubahan, lepas dari kesulitan dan mendapatkan nilai baru yang prospektif.

Inovasi pula yang telah meghantarkan Ulus Pirmawan seorang petani asal Lembang, Bandung Barat yang hanya tamatan Sekolah Dasar menjadi inspirasi bagi para petani di sekitarnya. Berkat usaha Ulus dan kelompoknya, petani memperoleh jaminan pasar, mendapatkan stabilitas harga dan meminimalisir peran tengkulak. Ulus telah berhasil menciptakan kemandirian dalam pertanian, dari hulu sampai hilir, termasuk mengangkat nasib petani di sekitarnya.

Inovasi Ulus untuk mencari cara-cara baru untuk mempermudah mencari jaringan pasar bagi para petani mendapatkan apresiasi pemerintah dan juga FAO. FAO menganugerahkan penghargaan kepada Ulus Pirmawan sebagai petani teladan se Asia-Pasifik di Bangkok, dalam rangka peringatan hari pangan se dunia.

Dengan inovasinya Ulus telah bekerja keras untuk melakukan perubahan di bidang pertanian. Inovasinya berbuah penghargaan di bidang sektor pertanian terpadu dan memotong rantai makanan serta budi daya ramah lingkungan dari FAO.

Inovasi bisa dilakukan oleh siapa saja yang berpikiran maju. Ulus telah membuktikannya. Meskipun hanya lulusan SD ia aktif memberdayakan para petani di sekitarnya, mengajari dan menjadi mentor yang inspiratif.

Dengan demikian inovasi tidak bisa lepas dari semangat kewirausahaan. Kewirausahaan esensinya merupakan kemampuan untuk memanfaatkan peluang dengan kesiapan mengambil resiko yang didukung kemampuan inovasi. Perbedaan orang dengan visi kewirausahaan dan yang tidak memiliki visi kewirausahaan adalah sifat keberaniannya dalam mengambil resiko. Orang dengaan visi kewirausahaan selalu berpikir secara inovatif, memiliki inisiatif dan selalu ingin mencoba, “just do it”.

Kewirausahaan dengan kata lain adalah upaya untuk suatu perubahan dengan pertaruhan konsekwensi resiko. Keluar dari “confort zone”, karena memiliki kepercayaan (believe) kepada hasil dan “passion”, meski tidak ada jaminan untuk suskses.

Pengalaman dunia empiris membuktikan, perubahan besar tidaak dilakukan oleh lembaga-lembaga besar, tapi oleh mereka yang mau melakukannya. Dalam perspektif Ekonomi Biru komunitas lokal dan individu perlu didorong untuk memiliki jiwa kewirausahaan, baik scara kolektif maupun individual, untuk terus bergerak, melangkah dan berbuat sesuatu, serta percaya, pasti bisa! Dengan memberdayakan sumber daya yang dimiliki.

Inovasi dan kewirausahaan akan melahirkan beragam manfaat yang akan didapat secara kolektif atau bersama-sama, dan mengurangi kesenjangan, karena sumber daya diberdayakan oleh komunitas lokal yang memiliki semangat kewirausahaan, bukan penguasaan oleh gurita korporasi yang dapat mencengkram.

Jiwa kewirausahaan pula yang membuat Sandi Okta Susila, seorang pemuda asal Cianjur yang terjun sebagai petani. Namun lebih dari itu ia juga memberdayakan para petani lain, dan ia bertindak sebagai pengepul dan distributor hasil pertanian untuk dipasarkan secara efisien dan efektif ke pasar-pasar di beberapa kota di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Ia berhasil menghilangkan peran para tengkulak dengan kemampuan kewirausahaannya. Para petani dalam komunitasnya diuntungkan, namun ia juga sebagai wirausahawan diuntungkan, pasar juga diuntungkan.

Selain itu, ia juga seorang penyuluh dan mentor di berbagai kelompok petani. Usahanya maju dengan karyawan yang terbilang banyak, lebih dari lima puluh orang di luar mitra petani binaannya. Dengan kewirausahaan semua bisa bertumbuh. Dengan inovasi bisa berkelanjutan.

(Aam Bastaman, Uni Trilogi)

Gambar: Istimewa (sumber open access)

KEWIRAUSAHAAN+&+INOVASI.jpg
Aam BastamanComment