Ekonomi Biru: Meniru Bagaimana Alam Bekerja
Salah satu prinsip Ekonomi Biru adalah meniru bagaimana alam bekerja, dengan kata lain mengambil inspirasi dan inisiatif dari alam untuk dapat bekerjanya ekosistem biru. Bersanding dengan alam merupakan pilihan untuk meneguhkan komitmen alam sebagai bagian yang tidak terpisahkan, bukan ekonomi yang bersifat eksploitatif, yang merusak keseimbangan ekosistem. Ekonomi eksploitatif bersifat hedonistik, untuk kesenangnan jangka pendek tanpa memperhitungkan dampak negatif yang mengganggu keberlangsungan hidup jangka panjang.
Prinsip ini dapat diartikan tidak melawan alam, tapi mengikuti irama alam. Ekonomi biru bekerja dengan pemanfaatan sumber daya yang ada termasuk pemberdayaan sumber daya manusia lokal. Tujuan ekonomi biru adalah mencapai kesejahteraan melalui memanfaatkan sumber daya yang ada, dengan inovasi dan kewirausahaan, dan dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem. Konsumsi dalam ekonomi biru tidak menghabiskan sumber daya, tapi pemanfaatan berdasarkan konsep ekonomi yang berputar. Sumber daya diupayakan dapat dipakai selama mungkin, kemudian memulihkan dan terjadi regenerasi bahan. Alam terus bekerja, ekonomi terus berputar, dengan meminimalkan kerusakan alam.
Salah satu sifat bekerjanya alam adalah alam tidak memiliki limbah yang tidak bermanfaat. Bahkan limbahpun dalam proses alam menjadi bagian dari proses peyuburan dan pengayaan. Dengan demikian dalam prinsip ekonomi biru penetapan nilai tambah tidak perlu membutuhkan biaya yang dipaksakan, apalagi investasi berbasis utang yang melebihi kemampuan. Tapi cukup memanfaatkan apa yang ada, apa yang dimiliki, secara bijak dan kreatif. Tentu saja oleh siapa saja yang memiliki inisiatif dan hasrat untuk melakukan perbaikan.
Bahkan Gunter Pauli, sang inisiator ekonomi biru, sering mencontohkan bagaimana konsep ekonomi biru memperlakukan ampas kopi. Jutaan orang minum kopi dengan meninggalkan berton-ton ampas kopi. Ampas kopi dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk, atau bahan untuk membuat jamur. Dalam skala ekonomi keluarga, ampas kopi dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman pot. Berapa banyak ampas-ampas lain yang bermanfaat? ternyata melimpah, dengan potensi pemanfaatan yang melimpah pula. Selain limbah dapat menjadi sumber bahan baku baru ataupun masukan untuk penciptaan suatu nilai tambah baru, dalam perpektif hukum alam, limbah akan kembali ke alam, menyuburkan, dan berkelanjutan. Bukan menjadi beban berbiaya tinggi, tak termanfaatkan dan sia-sia.
(Aam Bastaman, Univ. Trilogi).
Gambar: Istimewa (Sumber open access).