Ulang Tahun yang Penuh Berkah
Tahun ini Alhamdulillah pak Haryono Suyono memasuki usia yang ke 82 tahun, suatu anugerah yang sangat disyukuri dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Suatu usia yang sehari hari selalu dibalik oleh pak Haryono bahwa usianya baru 28 tahun, agar tetap bersemangat muda dan dinamis karena percaya bahwa sebaik baiknya seseorang adalah yang bermanfaat bagi orang banyak. Angka 82 adalah angka keramat bagi pak Haryono karena angka delapan mengandung pesan perjuangan khusus tentang delapan fungsi keluarga yang selama ini beliau perjuangkan melalui pemberdayaan tiada henti, yaitu fungsi keagamaan, budaya, cinta kasih, perlindungan, kesehatan dan KB, pendidikan, ekonomi dan perlindungan lingkungan. Angka dua mempunyai arti bahwa perjuangan itu diawali dari perjuangan yang berhasil mengubah budaya suatu keluarga dengan banyak anak menjadi keluarga dengan dua anak cukup laki atau perempuan sama saja. Oleh karena itu berhubung tanggal 6 Mei kali ini bertepatan dengan gangguan serangan virus Corona yang sedang gawat dan tidak ada kesempatan mengundang sahabat kecuali anak istri, cucu dan cicit, maka mereka semua dengan ceria menemani acara berbuka puasa bersama. Tidak ada pesta kecuali setiap anak semacam diwajibkan memasak dan membawa masakannya masing-masing untuk di makan bersama pada waktu berbuka, suatu acara murah meriah yang mengesankan.
Berbuka bersama dengan istri, anak, cucu dan cicit sungguh suatu kebahagiaan dan kenikmatan tersendiri yang disyukuri dengan penuh iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Istri yang sedang sakit karena gulanya tinggi dan tidak bisa jalan, masih sangat bahagia duduk di kursi rodanya dengan ceria dan senyum khasnya masih seperti waktu pengantin baru di tahun 1963 sebelum ada anak dan cucu. Anak terkecil dr. Rina Mardiana yang dokter dengan sabar kadang galak menunggu ibunya dengan penuh kasih sayang. Cucu dan cicit bergerombol lari mondar-mandir seakan ada peristiwa besar yang bakal datang karena meja secara khusus di tutup dengan kain putih. Cicit yang wajahnya mirip neneknya adalah Mbak Cici yang datang dengan bapak ibunya. Mas Bima memiliki bibir tipis seperti neneknya dan berbadan besar seperti tatkala neneknya sedang subur-suburnya di masa lalu. Pada saat ini kedua cucu itu Alhamdulillah baru saja lulus Sekolah Menengah Atas dan siap mau masuk perguruan tinggi.
Sejak hari sebelumnya bunga aneka warna dari para sahabat terus berdatangan memberi rasa sejuk karena ternyata dalam keadaan purna bhakti masih diingat oleh sahabat bukan karena jabatan tetapi karena persahabatan yang tulus. Yang lebih mengagumkan adalah bunyi dering hape yang tidak putus-putusnya dari sahabat berupa WA atau sapaan ucapan selamat ulang tahun yang sangat mengharukan, ada yang datang dari akseptor KB yang tahu nomor hp, dari sahabat pensiunan pengurus dan anggota PWRI, ada dari pegawai golongan bawah, ada pegawai golongan atas, para Rektor yang mendapat “pengumuman” dari Mas Mulyono yang setiap ada sahabat ulang tahun selalu mengingatkan sahabat lainnya melalui WA bersama. Ada yang berasal dari Ibu-ibu RIA Pembangunan yang penuh simpati, ada dari pejabat resmi pemerintah dan Menterinya, ada juga dari para alim ulama yang biasa kita ajak keliling desa memberi semangat kepada rakyat yang sedang giat membangun dirinya, ada juga dari rakyat biasa yang tidak dikenal tetapi mengetahui nomor hape yang terbuka untuk umum. Suatu kebahagiaan dan kehormatan yang sangat tinggi, dan melalui mimbar ini kepada semua yang telah mengirim ucapan selamat, pak Haryono dan keluarga menghaturkan penghormatan yang tulus dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Pak Haryono dan keluarga memohon Tuhan Yang Maha Kuasa membalas kebaikan Bapak Ibu sekalian berlipat ganda. Aamiin Ya Robil Alamin.