Bagaimana Bahasa Inggris Bisa Menjadi Bahasa Dunia

Catatan: Aam Bastaman

Beberapa Universitas di Perancis, Jerman dan Belanda sudah mulai membuka kelas internasional dengan menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris. Luar biasa, seolah mereka mengalah terhadap tuntutan pasar, yang menjadikan bahasa Inggris menjadi bahasa dunia utama, termasuk bagi mahasiswa internasional di berbagai kampus non-bahasa Inggris.

Sejarah menunjukkan Inggris sebagai bangsa penakluk dunia. Era imperium Inggris (Great Britain) dimulai pada abad ke 16, dan mencapai masa kejayaannya pada tahun 1815-1914. Pernah menguasai Amerika Utara, Australia, dan Selandia Baru. Penguasaan tanah-tanah baru ini kemudian melahirkan negara-negara baru: Kanada, Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru. Bukan itu saja negara-negara besar dunia di Asia dan Afrika pernah dikuasai, sebut saja India, pakistan, Afganistan, bahkan sebagian wilayah Cina, dan termasuk negara-negara Besar di Timur Tengah dan Afrika. Di Asia Tenggara inggris menguasai Malaysia, Brunei dan Singapura, termasuk juga Burma, sampai kawasan wilayah di Asia Selatan. Pengaruh Inggris terasa sekali di seluruh pejuru dunia, termasuk di kawasan samudera Pasifik, samudra Atlantik dan Samudera India. Itu pula sebabnya bahasa Inggris menyebar secara luas di dunia dan berkembang menjadi bahasa yang digunakan komunitas internasional.

Saya jadi teringat apa yang disampaikan oleh rekan senior saya yang pernah bertugas di London, mengenai motto bangsa Inggris; “we teach the world”, melalui dua cara, yaitu bahasa dan buku. Bahasa Inggris pun menjadi bahasa ilmu pengetahuan. banyak buku-buku dunia ditulis dalam bahasa Inggris. Disamping itu Inggris banyak melahirkan penulis -penulis yang mempengaruhi dunia.

Pengaruh bahasa Inggris bahkan terasa di negara-negara yang penggunaan bahasa nasionalnya sangat kuat, seperti Perancis, Jerman dan Belanda . Seperti dituliskan di awal kalimat, beberapa universitas di negera-negara tersebut telah membuka kelas internasonal dengan bahasa pengantar bahasa Inggris. Pembukaan kelas-kelas berbahasa Inggris tersebut untuk menarik mahasiswa internasional, dengan kata lain mereka menyadari bahwa bahasa Inggris sudah diterima luas sebagai bahasa komunitas internasional. Bahkan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dibuka pula di berbagai universitas di Asia, seperti India, Pakistan Jepang, Taiwan, Malaysia, bahkan Turki dan banyak negara non-bahasa Inggris lainnya.

Oleh karena itu penguasaan dan kemampuan bahasa Inggris saat ini akan memudahkan perjalanan internasional. Apakah bepergian ke Afrika Utara, atau belahan Afrika lainnya, Timur Tengah, Asia Tengah, Eropa Timur, Asia Timur, Asia Selatan bahkan ke Amerika Selatan yang dominan berbahasa Spanyol dan Portugis, bahasa Inggris bisa diterima sebagai bahasa yang bisa dikomunikasikan.

Banyak negara sekarang menempatkan bahasa Inggris sebagai bahasa utama, atau bahasa kedua, atau bahasa asing utama. Bahkan di negara-negara persemakmuran (yang pernah dijajah Inggris) bahasa Inggris banyak dipakau sebagai bahasa utama, paling tidak bahasa kedua. Namun bahasa Inggris juga berkembang di negara-negara yang bukan jajahan Inggris, sebut saja kawasan Indo Cina, mulai dari Vietnam, Laos dan Kamboja (Cambodia) yang pernah dijajah Perancis, sekarang justru bahasa Inggris yang berkembang sebagai bahasa asing utama. Saat tiba di bandara Pnom Penh, siapapun wisatawan akan disambut oleh sopir taxi dalam bahasa Inggris: “Welcome to Cambodia.”, Atau para supir taksi Vietnam yang lebih mahir bahasa Inggris dibandingkan bahasa Perancis. Di Indonesia tidak berbeda, meskipun lama dijajah Belanda, toh bahasa asing yang berkembang bahasa Inggris.

Sebagian ahli mengatakan, sifatnya yang sangat terbuka, inklusif dan egaliter pada bahasa Inggris menyebabkan bahasa Inggris bisa digunakan oleh siapa saja, tanpa memandang ras atau kebangsaan. Sangat terbuka. Konon bahasa Perancis kurang berkembang karena sifatnya yang ekslusif, seolah-olah bahasa Perancis hanya untuk orang Perancis. Keterbukaan bahasa Inggris bisa dilihat dari banyak terminologi, istilah dan kata-kata yang berasal dari bahasa non-Inggris, bahkan dari bahasa Indonesia - Orang utan, atau Amok mejadi kata bahasa Inggris. Tak terbilang banyaknya kata-kata dalam bahasa Inggris justru berasal dari bahasa Perancis - Restaurat, conversation, chef, ala carte, buffet, deja vu, itu hanya sedikit contoh saja. Meskipun tidak bisa dipungkiri pengaruh bahasa Perancis tersebut karena William sang penakluk (1027-1087) yang berasal dari Normandia, Perancis, berhasil menguasai Inggris dan menjadi raja Inggris. Ia tidak bisa berbahasa Inggris, oleh karena itu banyak kata-kata Perancis masuk dalam kosa kata bahasa Inggris modern. Sebaliknya konon tidak ada kata-kata dalam bahasa Perancis yang diambil dari bahasa Inggris.

Nampaknya kunci kemajuan suatu bahasa: Keterbukaan, inkluif dan egaliter, disamping kekuatan budaya dan ekonomi, karena bagaimanapun saat ini Amerika yang menjadi kekuatan utama ekonomi dunia turut menyumbang peyebaran bahasa Inggris.

(Aam Bastaman, Uni Trilogi). Dosen dan Penulis.

Aam+Bastaman.png



Aam BastamanComment