Meninjau Pabrik sampah di Kobe

Kosam2.jpg

Setelah Walikota Kobe Sasayama pada tahun 2001 pensiun, para pakar internasional yang dibentuk beliau terdiri antara lain Prof. Dr. Hirofumi Ando dari Jepang, Prof. Dr. Gayl Ness dari Amerika Serikat, Prof. Lee-Jay Cho dari E-West Center , Dr. Krase dari Thailand dan Prof. Dr. Haryono Suyono dari Indonesia dan dari negara-negara lainnya selama beliau memangku jabatan sebagai Walikota akan dibubarkan dan diganti dengan Tim Pakar yang baru. Ternyata dugaan itu tidak benar, Lembaga AUICK, Asian Urban Information Center di Kobe dilanjutkan Walikota baru Tuan Yada dengan keanggotaan yang diperluas dan tugas yang lebih berdemensi. Para pejabat senior di Kobe ditugasi memberikan informasi yang lebih terbuka kepada para anggota Tim Pakar dengan kalau perlu memberi kesempatan kepada para anggota Tim Pakar melakukan peninjauan lapangan atau obyek-obyek yang dianggap penting.

kosam3.jpg

Salah satu obyek yang kemudian menarik perhatian para pakar adalah bagaimana suasana di Kota Kobe sangat bersih dan indah. Di setiap sudut kota terdapat taman-taman yang indah seakan Kota Kobe berada di tengah taman yang tertata dan dirawat indah.

Walikota dan para pejabat senior selanjutnya mengundang para Pimpinan Tata Kota memberi informasi secara tuntas kepada Tim Pakar dalam suatu sesi yang tidak terbatas tentang urusan kebersihan dan taman di seluruh Kota Kobe. Para pejabat menjelaskan bahwa sejak adanya gempa di Kota Kobe di tahun 1955, maka Kota Kobe di bangun sebagai suatu Kota industri, perdagangan dan tempat tinggal yang nyaman. Di seluruh Kota di bangun taman-taman indah di antara bangunan gedung-gedung perkantoran dan pabrik yang besar-besar tumbuh di Kota Kobe. Maka jadilah Kota Kobe sebagai suatu kota industri dan perdagangan yang rapi dan indah.

Kosam4.jpg

Pemeliharaan taman-taman itu sebagian di serahkan kepada penduduk lanjut usia seakan  dianggap milik pribadi para penduduk lanjut usia tersebut yang menjadi sangat akrab dengan kewajiban mengatur krtapihan taman sebagai selingan hidup yang menarik.

Setelah para pejabat senior memberikan informasi proses pengumpulan sampah yang tidak saja berasal dari kalangan penduduk biasa tetapi juga sampah yang berasal dari pabrik dan toko-toko atau Mall dari seluruh Kota Kobe, Kantor Walikota memiliki Unit Pengumpul sampah yang dilengkapi dengan puluhan truk pengambil sampah berkeliling di kampung permukiman penduduk untuk mengambil sampah dari pusat-pusat pengumpulan sampah yang tersebar luas di Kota Kobe.

Kosam5.jpg

Di samping itu ada pula puluhan truk pengangkut sampah yang berkeliling ke pabrik-pabrik untuk mengambil sampah dari pabrik-pabrik yang ada di kirim ke pusat pembuangan akhir sampah yang mengolah sampah itu dengan mesin otomatis yang sangat besar.

Di Kobe ada “pabrik sampah pusat” yang sangat besar dan modern. Pabrik ini mengumpulkan sampah dan kemudian akan mengolah sampah menjadi bahan pupuk dan bahan lainnya hasil olahan pabrik yang begitu besar. Ada pula pabrik lain yang memilah sampah itu untuk di daur ulang dan diolah menjadi produk baru yang laku jual dan menguntungkan. Dua pabrik besar yang ada di Kobe tersebut beroperasi seakan bebas satu dan lainnya tetapi menghasilkan produk yang berbeda. Hasilnya disalurkan kepada publik sesuai produk yang dihasilkan.

kosam8.jpg

Dengan cara demikian hampir tidak ada produk sampah yang tidak di daur ulang tetapi semua sampah tuntas di olah daur ulang sesuai sifat sampah yang dikumpulkan sehingga seakan Kota Kobe bebas sampah dan tersisa dalam keindahan kota lengkap dengan taman yang indah dan semarak dan penuh dinamika karena kotanya bersih, nyaman dan penuh dengan fasilitas yang menyenangkan.

Haryono SuyonoComment