Diskusi tentang Masa Depan Kesejahteraan Dunia bersama Pemikir Dunia di Abu Dhabi

ad2.jpg
ad1.jpg

Syukur alhamdulillah berkat sering mengikuti kegiatan ilmiah dan pemberitaan di berbagai media internasional tentang inovasi dan keberhasilan program KB di Indonesia serta diperolehnya penghargaan internasional dari berbagai lembaga Profesional  berbagai negara, pada akhir bulan Oktober 2007 seorang pensiunan pejabat negara Prof. Dr. Haryono Suyono dari Indonesia dianggap sebagai salah satu “World Thinker” atau “Pemikir Dunia” dan diundang untuk berbicara dalam Pertemuan Pemikir Dunia di Abu Dhabi yang dihadiri sekitar 500 pemikir yang berasal dari seluruh penjuru, termasuk sekitar 10 Pemegang Hadiah Nobel yang namanya masuk dalam daftar pemikir ulung dari seluruh dunia.  Utusan Indonesia yang mendapat kehormatan itu dikawal  oleh Dr. Mazwar Nurdin yang dalam pertemuan itu beruntung mendapat kehormatan sebagai “Pemikir Dunia” yang terhormat juga.

Sebelum berbicara secara resmi, Prof. Dr. Haryono Suyono sempat di diajak berbincang empat mata dalam kesempatan ramah-tamah dengan General Sheikh Muhammed Bin Zayed Al Nahyan, Putra Mahkota Abu Dhabi, tuan rumah yang dengan sangat ramah memberikan sambutan khusus bagi tamu-tamu sangat terhormat dari berbagai negara dan bangsa tersebut. Dalam kesempatan itu di sampaikan rahasia keberhasilan program KB di Indonesia yang sesungguhnya adalah karena komitmen dan dukungan dari Presiden, para ulama dan semua pemimpin dan kekuatan  masyarakat. Disampaikan juga salam hangat dari mantan Presiden RI Bapak HM Soeharto dan Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang diterima dengan penuh kehormatan oleh Putra Mahkota dari Abu Dhabi tersebut.

ad3.jpg

Sambutan yang sangat akrab itu diberikan juga oleh senior dan pemenang hadiah Nobel yang pernah mendengar nama Indonesia dan keberhasilan program KB yang dianggap sangat mengejutkan karena masyarakat Indonesia masih bersifat tradional dan umumnya dianggap tidak siap menerima inovasi baru. Pemimpin Gerakan Wanita Afrika yang sangat terkenal ikut nimbrung dalam diskusi terbatas dan ingin belajar dari Indonesia karena di negaranya masyarakat masih sangat sukar diajak berpikir rasional dan mengikuti gerakan KB yang manfaanya sangat tinggi. Kesempatan bincang-bincang itu memperkaya pengertian beliau karena kegiatannya dalam bidang sosial nampak lebih mudah karena dukungan sosial bagi keluarga miskin lebih konkrit, yaitu dalam bentuk bantuan fisik, sedangkan penerimaan KB adalah sautu janji yang sulit karena menyangkut pilihan dari suami istri terhadap kenikmatan dalam hubungan cinta dan kasih sayang yang kebanyakan takut terganggu intervensi alat kontrasepsi.

ad4.jpg

Pada acara paparan peserta tamu, utusan Indonesia diberi kesempatan memberikan uraian keberhasilan perubahan sosial yang terjadi di Indonesia dilanjutkan tanya jawab yang dipandu oleh seorang pemandu dengan pengalaman intersaional yang memberikan kesempatan sangat banyak kepada para ahli dari seluruh dunia menggali rahasia inovasi yang mendorong perubahan sosial budaya yang dianggap sukar di perkenalkan kepada khalayak karena sifatnya yang abstrak dan tidak segera menghasilkan nilai poisitf tersebut.

Setalah tanya jawab dan dilanjutkan dengan presentase beragai inovai yang kebanyakan sangat konkrit dari para ahli lainnya, Konperensi para Pimikir Dunia itu diakhiri dengan acara hiburan yang digelar jauh di tengah padang pasir yang jaraknya sekitar satu jam perjalanan dari Abu Dhabi.

ad5.jpg

Di tengah padang pasir itu para peserta di kejutkan adanya suatu rumah makan sangat mewah dengan sajian berbagai makanan yang sangat lezat tanpa batas aneka ragamnya dilengkapi dengan iringan musik padang pasir yang dinamis. Yang lebih mengejutkan adalah disajikannya “tari perut” yang bekeliling diantara para tamu tanpa henti memainkan semua bagian tubuhnya yang bisa bergerak atau digerakkan sesuai irama musik yang melengking dinamis.

Nun jauh di seberang ada layar lebar yang pada masa itu belum ada di Indonesia memutar pemandangan caravan padang pasir dan iringan caravan onta yang berjalan di bukit di belakang layar lebar tersebut. Sungguh suatu hiburan dengan latar belakang pemandangan padang pasir dibawah sinar bulan purnama yang luar biasa indahnya. Sayang tidak ada undangan seperti itu lagi sampai hari ini.

Haryono SuyonoComment