Belajar Pembangunan Kembali Kobe, Jepang bersama Walikota Sasayama

walikota1.jpg

Kota Kobe di Jepang adalah kota ke tujuh terbesar di Jepang dengan penduduk sekitar 1,5 juta jiwa. Kota Kobe adalah ibukota Hyogo Prefecture. Terletak di sebelah selatan pulau Honshu, sebelah utara Osaka Bay dan sekitar 30 km (19 mi) sebelah barat dari kota Osaka. Dengan penduduk sekitar 1.5 juta kota ini adalah bagian dari metropolitan Keihanshin bersama dengan Osaka dan Kyoto. Kota ini mengalami disaster yang luar biasa pada tahun 1995.

kobe12.jpg

Pada waktu kami mulai diundang sebagai Tim Pakar bersama dengan para ahli dari seluruh dunia, Walikota Kobe dijabat oleh Kazutoshi Sasayama  seorang politisi Jepang. Beliau menjabat Walikota sejak 1989 sampai tahun 2001. Beliau sedang memangku jabatan sebagai Walikota ketika terjadi Musibah gempa Hanshin  melanda Kobe pada tahun 1995. Di bawah kepemimpinannya sebagai seorang politisi ulung Kota Kobe segera bangkit dengan megah sejak tahun 1955 tersebut.

kobe13.jpg

Setiap tahun tatkala kami anggota Tim Pakar dari berbagai negara, antara lain Prof. Dr. Hiro Ando,, Prof. Dr. Gayl Ness,  Prof. Lee-Jay Cho dari E-West Center , Dr. Krase dari Thailand dan lainnya mengadakan pertemuan di Kota Kobe, beliau selalu menyediakan waktu yang cukup memberikan kesan sangat dalam dan khusus.  Beliau begitu akrab menyapa setiap anggota dan berkenan mengambil foto dengan bebas, menyediakan waktu untuk bertemu menjawab segala pertanyaan dari anggota Tim Pakar dengan bebas tanpa persiapan atau bisikan dan catatan dari para pembantunya.

kobe15.jpg

Lebih dari itu beliau menugaskan Staf Seniornya menjelaskan apa yang dirancang dan berbagai program pembangunan Kota Kobe kepada para anggota Tim Pakar setiap kami datang ke Kobe mengadakan pertemuan dan meninggalkan catatan rekomendasi. Bahkan kami sangat hormat karena beliau menaruh perhatian yang tinggi terhadap kebersihan dan keindahan  kota dengan menghadirkan Pabrik Pengolahan Sampah modern yang dilengkapi dengan puluhan truk pengambil sampah yang tidak pernah berhenti beroperasi, sehingga Kota Industri itu tidak seperti kota pabrik dan pelabuhan yang kotor tetapi layaknya seperti Taman Rekreasi yang indah dan sejuk.

kobe17.jpg

Para anggota pakar dibantu dengan tenaga senior yang memberi penjelasan tuntas tentang berbagai aspek rencana pembangunan kota dengan segala implikasinya tanpa ada yang ditutupi sehingga kita bisa membawanya kembali ke tanah air dan diberikan kepada instansi yang membutuhkan. Salah satunya adalah perhatian yang tinggi terhadap kebersihan kota dengan dibangunnya pabrik sampah modern yang dilengkapi dengan puluhan truk pengangkut sampah yang berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa henti.

Di Pabrik Sampah ini seluruh sampah diolah dengan cermat sehingga sisanya menjadi pupuk untuk memberi masukan pada taman-taman kota yang hijau sepanjang jalan dan bersifat variatif dengan pemeliharaan yang tinggi.

kobe19.jpg

Perhatian lain yang menarik adalah kepedulian Walikota dan stafnya terhadap penduduk lanjut usia yang di Jepang memiliki prosentase yang tinggi. Di Kobe ada yang dinamakan Silver College dimana penduduk lanjut usia bisa berkumpul melakukan berbagai pelatihan dalam rangka mempersiapkan kehidupan kedua yang bisa sangat lama dibandingkan kehidupan profesi pertama karena usia harapan hidup yang sangat panjang. Pada Silver College ini disediakan fasilitas untuk berbagai jenis pelatihan yang bisa diikuti oleh penduduk lansia dari berbagai latar belakang dengan tujuan mempersiapkan diri untuk terjun ke profesi baru yang bisa jauh lebih lama dibanding profesi yang pertama.

Pada Silver College disediakan fasilitas Olah Raga lengkap sehingga penduduk lansia bisa menikmati fasilitas lengkap itu seakan hari hibur sepanjang masa dengan fasilitas kegiatan yang relatif mahal tetapi dapat dinikmati dengan ramah dan menyenangkan. Ada juga tempat pelatihan musik, tarian dengan segala macam peralatan disediakan begitu lengkap.

Kobe11.jpg

Kalau para peserta mau pelatihan olah raga bersama juga disediakan instruktur yang mengatur pelatihan bersama tersebut sehingga bagi para lansia terkesan nyaman dan bisa bergabung secara bebas dalam pelatihan yang diadakan secara reguler itu.

Kesempatan untuk bersama-sama sangat terjamin dan hanya memakan biaya tiket masuk atau keanggotaan dari kelompok lansia yang kelihatan menikmati fasilitas yang disediakan tersebut dengan nyaman.

Haryono SuyonoComment