Ke Beijing bergabung Menanam Pohon membangun Hutan Persahabatan Internasional

beijing1.jpg

Pada tahun 2008 tiga tokoh gerakan masyarakat Indonesia, Prof. Dr. Haryono Suyono, Dr. Pudjo Rahardjo (almarhum) dan Dr. Mulyono Dani Prawiro diundang oleh suatu Organisasi Sosial Kemasyarakatan di Beijing bersama sekitar seribu wakil-wakil dari negara-negara berkembang lainnya guna bersama-sama membahas peran partisipasi Organisasi swadaya masyarakat dalam usaha agar MDGs sukses dan berkelanjutan memberdayakan rakyat tanpa kecuali.

Pertemuan yang dilaksanakan dengan sangat luar biasa itu berusaha meyakinkan bahwa lembaga swadaya masyarakat dalam melaksanakan kegiatannya tidak harus berjalan sendiri tanpa peduli terhadap usaha bersama di dunia, atau merasa bahwa misinya berbeda dengan misi yang tengah dilaksanakan pemerintah secara bersama di seluruh dunia sesuai kesepakatan dalam Pertemuan PBB.

beijing2.jpg

Lembaga swadaya masyarakat memiliki tanggung jawab yang sama. Diharapkan berbagai kekuatan yang ada dalam masyarakat secara gotong royong memberikan partisipasinya dengan ikhlas agar sasaran yang di tetapkan bersama dalam Sidang PBB dapat dicapai oleh banyak negara dengan baik sehingga terjadi keadilan dan perdamaian yang abadi karena kesenjangan berhasil dikurangi atau sama sekali dihapuskan.

Acara pertemuan itu di atur dengan sangat menarik dan rapi karena peserta dipertemukan dengan rakyat banyak dalam suatu acara yang meriah dan sarat dengan kekeluargaan yang cair biarpun hampir semua peserta, kecuali yang berasal dari Cina, tidak bisa berbicara satu sama lain karena berbeda bahasanya. Tetapi keakraban dan keceriaan mewarnai pertemuan yang penuh dengan acara seni rakyat yang lucu, hampir semua orang bisa mengikuti acara dengan tawa dan ceria biarpun tidak mengerti bahasanya.

beijing3.jpg

Di samping itu dilakukan peninjauan ke tengah hutan gersang, tadinya peserta tidak tahu acaranya karena diharapkan mengenakan kaos dan jaket karena udara yang sejuk. Sampai ke tempat tujuan kepada masing-masing peserta dibagikan sekop dan beberapa batang bibit tanaman yang siap tanam. Dengan serta merta maka kita tidak kurang dari 1000 peserta memacul tanah dan mulailah satu hari itu menanam tanaman di hutan yang gersang tersebut.

Kemudian diberi tahukan bahwa telah disiapkan petugas khusus yang sedang memasang sistem pengairan untuk menjamin bahwa tanaman itu mendapat pupuk dan air cukup sehingga beberapa tahun lagi akan tumbuh subur dan bisa saja kita kenal lagi nama-nama yang menempel pada tanaman yang hari itu ditanam. Kita diharapkan bisa datang lagi melihat kembali “Pohon Haryono” atau “rekan sejawat” yang mungkin sudah sangat rimbun dijamin tetap ada nama kita karena hutan itu akan menjadi area wisata persahabatan internasional yang ramah lingkungan, menarik dan nyaman.

beijing4.jpg

Persiapan ke arah itu sudah dilakukan dengan pembangunan prasarana jalan, persiapan tempat bercengkerama dan segala aspek hiburan lain serta tanah lapang yang sangat luas konon untuk parkir bus wisata yang diharapkan akan dikerahkan dalam ratusan bus membawa wisatawan dalam jumlah puluhan ribu  untuk “menikmati hutan buatan” yang hari itu masih berupa gunung gersang yang baru ditanami pohon-pohon yang pada waktunya akan mengubah seluruh hutan gundul itu menjadi hutan rindang dengan penuh “tanaman internasional” yang ditanam oleh lebih dari 1000 peserta Pertemuan Internasional. Suatu perencanaan masa depan yang sangat hati-hati karena proses pembangunannya dilakukan secara serentak dalam perencanaan sistematis, sungguh-sungguh dan berkelanjutan.

beijing5.jpg

Haryono SuyonoComment